"Lepaskan saya atau saya akan melakukan hal kasar kepada anda!" Pond sudah emosi sedari tadi dia berusaha melepaskan gadis ini tapi gadis ini terus saja menempelinya seperti cicak dan menahannya mengejar Phuwin.
"Tak bisa kah kau hanya bersama dengan ku saja Pond?"
"Anda benar-benar sudah gila, jangan menguji kesabaran saya, saya bisa saja memukul anda walau anda seorang gadis sekalipun." Pond berkata rendah. Emosinya sudah benar-benar di ujung ubun-ubun.
"Lepaskan dia Jao." Lisa menghadang dua orang yang terus berdebat itu. Lisa sedikit tau apa yang terjadi, bukan berniat menguping, tadi dia kebetulan mau kembali ke kamarnya untuk mengambil baju hangat udara malam mulai dingin, itu kamarnya juga dan gadis ini adalah teman kerja sekaligus teman sekamarnya disini.
"Kenapa? kau pikir hanya kau yang menginginkan Pond, aku juga menginginkannya."
"Aku tidak segila dirimu, Lepaskan Pond." Lisa menarik tangan Jao dari lengan Pond. dan Pond tidak menyia-nyiakan itu.
"Trimakasih, saya akan mencari Phuwin, saya serahkan dia pada anda." Pond berjalan dengan cepat menuju ke arah kemana Phuwin pergi, meninggalkan dua gadis cantik yang masih berhadapan dengan sengit.
"Menyingkir dariku Lisa." Jao mendorong Lisa yang menghadangnya mengejar Pond.
"Kenapa kau harus mengejarnya?" Kali ini Lisa balik mendorongnya mundur.
"Aku mencintainya." Jawab Jao singkat.
"Kau tidak mencintai nya Jao,"
"Sok tau, kau hanya tidak suka aku mendapatkan Pond kan."
"Lucu, aku tau selama ini kau punya seorang kekasih, dan ku pastikan itu bukan Pond." Jelas Lisa senyum licik tampak diwajahnya yang cantik, Jao gadis berwajah lugu tapi tidak sesuai dengan kelakuannya itu terperanjat, bagaimana Lisa bisa atau semua itu.
"Siapa yang membayarmu Jao?" Kalau ini bukan benar-benar soal cinta berarti masalahnya ada pada uang kan. Untuk orang seperti mereka uanglah yang nomor satu.
"Tidak ada."
"Kau berbohong."
"Ada apa ini?" Neo datang tadi dia mendapat laporan dari salah satu anak buahnya tentang keributan ini.
"Tanyakan saja pada gadis bodoh ini Bos." Lisa menujuk Jao demgan dagunya. Jao menelan ludahnya kasar saat melihat Bosnya Neo menatapnya seperti singa lapar yang akan memangsa buruannya.
.
.
"Uuhh.." Phuwin mengerjap kan matanya perlahan, melihat sekeliling dan merasa asing, yang terakhir diingatnya semalam dia sedang berada di helikopter Chimon menuju suatu tempat yang dia tidak tau, dia hanya ingin pergi dari tempat itu jauh dari Pond. mengingat Pond membuat hati Phuwin kembali nyeri.
"Kau sudah bangun." Tanya Chimon yang duduk di sisi tempat tidur mengelus pucuk kepala Phuwin.
"Dimana ini?" tanya Phuwin.
"Di tempat yang tidak seorang pun bisa menemukan kita." Chimon tersenyum bahagia.
"Aduhhh..hei...kenapa kau mengikatku? ini tidak lucu Chi, ulang tahunku sudah lewat kalau kau berniat mengerjaiku." Phuwin baru sadar kedua tangannya terikat ke atas dengan kepala tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phuwin's Birthday Present
Fanfiction"Phu.. Phu ingin hadiah ulang tahun apa?' tanya Papa Mix lembut. Anak laki-laki imut yang dipangil Phu itu menunjuk anak laki-laki lain yang tergeletak tak sadarkan diri di lantai dengan ekspresi kawatir. . . "Saya adalah milik anda, tuan muda Phuwi...