Hari ini adalah hari Senin, semua murid bersiap siap untuk mengikuti upacara. Begitupun dengan Zia ia telah berbaris dengan rapi, dari tempatnya berdiri ia dapat melihat protagonis wanita yaitu Ely.
Barisan Zia saat ini dekat dengan barisan murid laki laki dan itu membuat Zia kesal, ini semua karena anak OSIS yang membantu merapikan barisan menyuruhnya untuk bergeser.
Sebenarnya bisa saja Zia membantah namun ia tidak ingin berurusan dengan anak OSIS, bukan takut melainkan buang waktu pikir Zia.
Zia tidak sengaja menoleh kearah barisan murid laki laki dan netranya bertubrukan dengan netra milik seseorang, dan seseorang itu tidak lain dan tidak bukan adalah King, King sedari tadi terus memperhatikan gerak gerik gadisnya.
Gadisnya?, tentu saja karena King sudah mengklaim Zia menjadi miliknya dan sesuatu yang sudah menjadi miliknya tidak akan ia lepas begitu saja. Masih ingat kan kejadian dikelas Zia waktu itu.
Zia langsung saja mengalihkan pandangan kearah lain saat ia bersitatap dengan malaikat mautnya.
Upacara pun dimulai, semua murid mengikuti upacara dengan sungguh sungguh, tak sedikit pula murit yang mengeluh kepanasan dan juga karena makeup mereka luntur. Tepat saat pemberian amanat terdapat kehebohan dari barisan Utara yaitu barisan kelas protagonis wanita.
"Astaga.. buruan angkat woy!"
"Ini berat anjir tolongin napa, Lo ngebacot aja kerjanya"
"Ee buruan bawa ke UKS "
"Siapa siapa, 0ada apa"
"Ini si Ely pingsan cuy"
"Yaudah buruan angkat"
"Bantuin dong berat nih"
"Astaghfirullah si Ely makan apa sih kok berat banget"
"Kayaknya makan batu dia"
*****
Upacara pun telah selesai dan kini semua murid telah kembali ke kelas masing masing, ada juga yang pergi ke kantin untuk membeli minuman karena diberi waktu istirahat selama lima belas menit.
Begitu juga dengan Zia, saat ini ia berada di kantin dan memesan es teh manis. Saat sedang asik dengan minumannya ada yang datang menghampirinya, ia adalah Aileen dan satu orang gadis bersamanya.
"Hai kak" sapa Aileen dan langsung duduk di sebelah kakaknya diikuti orang yang bersamanya tadi.
"Hm" dehem Zia sebagai jawaban.
"Kak kenalin nih temen baru gue, namanya Putri dia anak baru" tutur Aileen memperkenalkan teman barunya.
Zia melihat teman baru Aileen intens yang membuat sang empu gugup.
"H-hai kak nama aku Putri" ujar Putri dengan gugup memperkenalkan diri. Zia mengangguk sebagai respon dan kembali dengan minumannya.
"Oh iya kak, Putri adiknya King loh. Nama lengkapnya Putri Xaviena Alexander" ujar Aileen tiba tiba membuat Zia kaget dan reflek menyemburkan minuman yang ada di mulutnya.
"Ehemm" dehem Zia untuk mengurangi rasa malu karena semua orang menatap dirinya.
'hah jadi dia adiknya King?'
'ck kenapa hidup gue dipenuhi bahaya sih'
Bagaimana tidak pasalnya didalam novel dijelaskan bahwa King memiliki adik dan adiknya itu adalah seorang psyco gila. Adik antagonis itu sama dengannya yaitu sebagai peran figuran dan hanya muncul satu kali, yaitu saat memutilasi seorang gadis yang mencoba untuk mencelakai Ely.
Yah musuh protagonis tidak cuma satu kan, pasti banyak orang yang tidak suka karena ia berhasil menarik perhatian si antagonis dan protagonis pria.
Dikatakan di novel Ely sangat dekat dengan adiknya King yaitu Putri, hingga Putri yang mendengar ada orang yang hendak mencelakai orang terdekat sekaligus orang yang disukai abangnya pun marah besar. Ia menangkap orang itu dan memutilasi nya diruang bawah tanah keluarga Alexander.
Mengingat alur itu membuat Zia bergidik, siapa yang mau berurusan dengan dua saudara yang kejam tentu saja tidak ada.
"Gue gak boleh macem macem sama ni orang" gumam Zia dengan suara kecil.
"Kenapa kak?" Tanya Putri saat melihat Zia bergumam.
"Oh enggak, kenalin nama gue Kezia Queenara Januar, panggil aja kak Zia sama kayak Aileen" ujar Zia dengan tersenyum tipis mengulurkan tangannya, dan diterima oleh Putri.
Melihat kakaknya yang tidak seperti biasanya Aileen mengernyit, biasanya Zia tidak akan repot repot berkenalan dengan orang lain bahkan bersalaman pun tidak pernah.
Bahkan cogan sekali pun yang ingin berkenalan selalu diabaikan oleh kakaknya, dan lihat sekarang kakaknya bahkan tersenyum dan berjabat tangan dengan teman barunya.
Memikirkan itu membuat Aileen terheran sekaligus tak menyangka, hingga suatu pemikiran melesat di otak kecilnya membuat ia melotot sempurna.
Aileen langsung saja menarik tangan Zia dan membawanya keluar dari kantin, sebelum itu ia berpamitan pada Putri.
"Eh Put gue sama kakak gue duluan ya, ada urusan mendadak nih gak papa kan gue tinggal?" Tanya Aileen.
"Iya gak papa kok Aileen" ujar Putri.
Setelah mendapat persetujuan dari temannya Aileen langsung saja menarik tangan Zia dengan tergesa meninggalkan Putri yang menyeringai menatap kepergian keduanya.
"Ah lucunya kakak ipar ku hihi" gumamnya yang diakhiri kekehan ringan. Setelah itu Putri pun pergi meninggalkan kantin.
Setelah keluar dari kantin Aileen membawa Zia ke kelas yang tidak terpakai.
"Apa sih main tarik tarik aja" kesal Zia menyentak tangan Aileen. Aileen mengabaikan ucapan kakaknya dan menatapnya intens membuat Zia mengangkat sebelah alisnya.
"Kak tolong jujur sama gue" ucap Aileen.
"Apaan" ketus Zia yang masih kesal.
"Lo.. gak lesbi kan" ujar Aileen penuh harap.
Plak
Zia menggeplak lengan Aileen membuat sang empu meringis.
"Ngadi Ngadi lo ya, jadi lo bawa gue ke sini cuman buat ngomong itu?!" Ujar Zia dengan mata melotot garang.
Bersambung......
Gimana part ini?.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)
Teen FictionKezia arrabela gadis cantik yang sayangnya irit bicara dan suka baca buku,buku apapun dia baca dari buku fiksi hingga non fiksi. Kezia tiba tiba memasuki novel'love for Emely',dia menjadi Kezia queenara,tokoh figuran yang ternyata saudara kembar ant...