Setelah menempuh perjalanan tigapuluh menit, kini King dan Xavier telah sampai di mansion keluarga Zia.
Xavier dan King menatap gerbang mansion yang menjulang tinggi, Xavier hendak masuk namun ditahan oleh King.
"Tunggu disini aja" ujar King, Xavier mengangguk mengerti dan mereka berdua bersembunyi dibalik semak yang tidak jauh dari sana.
Satu jam menunggu target mereka belum datang juga, bokong mereka pun panas akibat terlalu lama duduk, kaki mereka kesemutan.
"Ck, kapan datangnya tu orang" kesal King.
"Nanti sih jam delapan, sekitar satu jam lagi dari sekarang" ujar Xavier, King menatap horor Xavier.
Plakk
"Aduh sakit King, kebiasaan lo dari kecil gak pernah berubah ya, suka mukul orang" kesal Xavier, ia mengusap ngusap lengannya yang dipukul oleh King. King dan Xavier telah berteman sejak kecil, jadi maklum lah kalau mereka hanya berdua selalu berdebat dan banyak bicara.
"Ck lebai lo" ujar King, ia berdiri dan berjalan dengan pelan karena kakinya yang terasa kaku.
"Mau kemana King?" Tanya Xavier.
"Cabut" jawab King singkat.
"Nanti kalau tu cowok dateng gimana?, awas keduluan" . Perkataan Vier barusan berhasil membuat King berhenti melangkah, ia berbalik dan kembali berjalan ketempatnya bersembunyi kemudian duduk kembali disamping Xavier.
"Ciee" ejek Xavier. King melirik Xavier dengan malas dan memilih memainkan ponsel miliknya.
"Makanya jadi cowok jangan Cemen, mana nih jiwa seorang King sang ketua geng terkenal, kok jadi kerupuk sekarang" cibir Xavier. Dan inilah sifat asli Xavier dibalik sikap dinginnya, Xavier akan banyak bicara apabila bersama dengan orang yang ia sayang.
Berarti Xavier sayang dong sama king?, tentu saja iya. Xavier telah menganggap King seperti saudaranya sendiri. King adalah temannya dari kecil, mereka selalu bersama sampai sekarang ini. Mereka juga saling curhat apabila ada masalah. Kok anak geng motor suka curhat sih?,memangnya tidak boleh?.
Kembali ke topik.
King menghela nafas, ia melirik Xavier sekilas. Menaruh ponselnya disaku celana dan menatap langit yang gelap.
"Gue cinta sama Zia, tapi gue takut" ujar King seraya menatap langit.
"Seorang King takut?, haha mana King yang gak kenal takut itu" cibir Xavier.
"Kalo sama musuh gue emang gak takut, tapi gue takut Zia yang jadi sasaran musuh gue, lo gak lupa kan kalo geng kita punya banyak musuh?" Tanya King, ia masih menatap langit malam. Xavier ikut menatap langit.
"Nggak, gue gak lupa, tapi kita gak bisa terus terusan mendam rasa cinta kita King" ujar Xavier.
"Hm karena lo udah terlanjur pacaran sama Aileen, lo jaga dia dengan baik ya, jangan biarin musuh nargetin dia" ujar King.
"Lo juga, lo nyatain aja cinta lo ke Zia, setelah itu kita jaga mereka sama sama" ujar Xavier.
"Gue bakalan usaha" ujar King, ia melihat jam tangannya, sekarang jam telah menunjukkan jam setengah delapan.
"Udah jam setengah delapan ayo kita siap siap" ujar King, Xavier pun mengangguk dan mereka menatap kearah gerbang mansion menunggu kedatangan target mereka.
Beberapa saat kemudian akhirnya target mereka terlihat, King berjalan dengan pelan dari belakang pemuda itu, diikuti oleh Xavier dibelakangnya.
King menuangkan obat bius yang selalu dibawanya kesebuah kain dan membekap mulut pemuda yang akan menjadi pacar pura pura Zia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)
Ficção AdolescenteKezia arrabela gadis cantik yang sayangnya irit bicara dan suka baca buku,buku apapun dia baca dari buku fiksi hingga non fiksi. Kezia tiba tiba memasuki novel'love for Emely',dia menjadi Kezia queenara,tokoh figuran yang ternyata saudara kembar ant...