10. data Ely

74.3K 4.6K 11
                                    

Setelah dari ruang BK tadi Zia langsung pulang bersama dengan Aileen, karena bel pulang sekolah sudah berbunyi.

Dan disinilah mereka berdua bertiga dengan Natha, diruang keluarga dan sedang di interogasi oleh mama dan papanya.

"Jadi?" Tanya papa Alvin.

"Cowok itu nampar sama hina Aileen pah, Zia gak terima jadi Zia pukul aja cowok itu" ujar Zia menjelaskan.

"Orangnya sampe masuk rumah sakit loh om" sambung Natha, Zia mendelik kesal pada Natha yang memberi tau papanya.

"Siapa yang berani menghina anak papa?" ujar papa Alvin tenang namun berbeda dengan hatinya yang bergejolak menahan amarah.

"Itu lho pah anak dari keluarga Abraham" jawab Zia santai, sedangkan Aileen memelototi dirinya.

"Keluarga Abraham?" Tanya papa Alvin yang diangguki Zia dan Natha.

"Bukannya keluarga itu rekan bisnis papa ya?" Tanya mama Mira.

"Hmm benar sayang" jawab papa Alvin, sedangkan ketiga remaja yang ada didepannya mendengus mendengar ucapan papanya, bisa bisa disaat seperti ini mereka masih bermesraan.

"Apa yang bakal papa lakuin?" Tanya Zia pada papanya.

"Gak ada" ujar papa Alvin.

"Tapi pah anaknya udah nyakitin Aileen" protes Zia.

"Yang nyakitin Aileen itu anaknya, bukan orang tuanya, jadi yang harus dikasih pelajaran anaknya bukan orang tuanya, kamu paham Zia?" Jelas papa Alvin yang diakhiri pertanyaan terhadap Zia.

Zia mengangguk menjawab pertanyaan papanya, yang dikatakan papa Alvin memang benar, yang bersalah lah yang harus dihukum.

"Bagus, memang yang bersalah yang harus dihukum sayang, jangan hanya karena anaknya bersalah maka orang tuanya ikut dihukum, mungkin mereka tidak tau apa yang dilakukan anaknya " ujar papa Alvin lagi.

"Dan papa kali ini tidak akan ikut campur dalam masalah kalian, karena papa ingin kalian menyelesaikan masalah sendiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain, dan ini terkhusus untukmu Aileen karena ini adalah masalahmu, apa kalian mengerti?" Tanya papa Alvin kepada ketiga remaja didepannya.

"Kami mengerti" jawab ketiganya kompak.

Papa Alvin bukannya tidak peduli terhadap anak anaknya, namun ia ingin anaknya belajar menyelesaikan masalah sendiri, tidak selalu bergantung dan mengandalkan orang lain, namun ia akan terus mengawasi anaknya, apabila Zia dan Aileen tidak bisa maka ia akan turun tangan.

"Yasudah kalian mandi terus ganti baju sana, kalian bau terasi" ujar papa Alvin.

"Baik pah" jawab ketiganya kompak.

Mereka bertiga pun pergi ke kamar masing masing.

*****

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian kini Zia duduk diatas kasur Queen size miliknya dan tampak memikirkan sesuatu.

"Apa yang harus gue lakuin buat bongkar kebusukan Ely yah" monolognya pada diri sendiri. Tak lama ia teringat sesuatu.

"Ck bodoh banget gue" ujar Zia merutuki dirinya sendiri dan beranjak dari kasur menuju meja belajar, Zia pun mengambil laptop dan mengotak atiknya.

Beberapa saat kemudian Zia telah selesai dengan urusannya dan ia terlihat kesal entah karena apa.

"Sial datanya dikit banget, ada yang sengaja ngelindungin data data si Ely "ujar Zia setelah selesai mengotak Atik laptopnya.

Zia tadi meretas data tentang Ely, namun hanya sedikit yang ia dapat karena keamanannya sulit ditembus, ada orang yang sengaja melindungi data data Ely.

"Tapi siapa ya yang ngelindungin Ely?, yang pasti dia orang kaya atau orang berkuasa" monolog Zia, ia berbicara pada dirinya sendiri.

"Ck ternyata masalah ini gak segampang yang gue pikirin!" frustasi Zia mengacak rambut pendeknya.

Saat sedang memikirkan cara cara untuk membongkar kebusukan Ely ada yang mengetuk pintu kamarnya.

Tok tok tok

"Masuk" jawab Zia dari dalam dan buru buru mematikan laptopnya setelah menyalin data data Ely.

"Kak" ujar Aileen menghampiri Zia dan duduk di kasur Zia.

"Ada apa?" Tanya Zia pada Aileen dan duduk disebelahnya.

"Gue udah ambil keputusan" ujar Aileen.

"Keputusan?"tanya Zia bingung karena Aileen tidak meneruskan ucapannya.

"Iya,keputusan untuk berhenti ngejar Kenzo atau nggak" jawab Aileen.

"Jadi?" Tanya Zia to the poin.

"Haah gue udah mutusin buat berhenti ngejar Kenzo kak,  karena gue udah capek" ujar Aileen.

"Gue capek kak dituduh ngebully Ely terus terusan, tapi lo percaya sama gue kan kak kalo gue gak pernah ngebully Ely?" Ujar Aileen penuh harap pada Zia, ia berharap kakaknya ini percaya bahwa ia tidak pernah membully Ely.

"Gue percaya, percaya banget malah"ujar Zia sampil menatap adiknya.

'yah gue percaya karen di novel Ely emang dijelaskan manipulatif '

"Makasih kak!, cuman lo yang percaya sama gue disaat semuanya gak percaya" ujar Aileen yang terharu,bia pun langsung memeluk kakaknya.

"Iya sama sama" ujar Zia membalas pelukan Aileen dan mengusap usap rambut panjang Aileen.

"Heh lo lupain gue Len, gue juga percaya ya sama lo!!" Natha yang tiba tiba datang mengganggu acara berpelukan kakak beradik itu.

"Ck lo itu udah kayak setan ya tiba tiba nongol aja, gak tau kondisi banget" kesal Aileen yang telah menguraikan pelukannya dengan Zia.

"Habisnya lo lupain gue, gue juga percaya sama lo tapi gak dianggap gitu, siapa yang gak marah" ujar Natha yang tidak terima.

"Iya iya, makasih udah mau percaya sama gue" ujar Aileen dengan tulus.

"Peluk juga dong" pinta Natha.

"Ngelunjak lo ya!" Teriak Aileen yang tidak jadi terharu.

"Udah udah jangan bertengkar!" Lerai Zia yang hanya memperhatikan.

"Siap Queen!" kompak keduanya dan hormat ala tentara. Zia menggelengkan kepala melihat tingkah keduanya.

****

"Aileen lo mau gak bongkar kebusukan Ely?" Tanya Zia pada Aileen, saat ini mereka bertiga tengah bersantai dikamar Zia dengan menggelar karpet bulu.

"Emang bisa?" Tanya Aileen yang sedang makan ciki.

"Bisa, apa yang gak bisa" ujar Zia.

"Emang mereka bakal percaya?, lo tau sendiri kan selama ini mereka gak mau dengerin penjelasan Aileen" ujar Natha yang masih fokus dengan hpnya karena ia tengah bermain game.

"Itu dia, kita harus cari bukti dulu biar mereka percaya, gue udah berusaha nyari tapi cuman dapet dikit" ujar Zia menjelaskan.

"Lo nyari dimana?" Tanya Natha yang sudah meletakkan handphone miliknya.

"Gue ngeretas data dia" jawab Zia seadanya.

"What Lo bisa yang begituan?" Heboh Natha.

"Iya, dan kalian tau?"ujar Zia.

"Nggak" jawab Aileen dan Natha disertai dengan gelengan.

"Gue belum selesai ngomong!" Ucap Zia dengan wajah datar.

"Hehe lanjut lanjut" ujar Aileen cengengesan.

"Tapi kayaknya ada yang berusaha ngelindungin Ely deh, karena datanya sulit banget gue tembus" ujar Zia melanjutkan penjelasannya.

"Agaknya siapa ya yang ngelindungin Ely?" Tanya Natha.

"Gue juga gak tau" Zia.

"Terus gimana caranya kita dapetin bukti lainnya itu?" Tanya Aileen.

"Lo hanya harus berhenti ngejar Kenzo dan rubah penampilan lo, selebihnya serahin ke gue dan Natha" ujar Zia, Natha hendak protes namun dipelototi oleh Zia, jadi ia tidak jadi protes.

"Hm baiklah" ujar Aileen.

Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang