Jam menunjukkan pukul delapan lewat empat puluh lima, Zia dan Aileen saat ini tengah bersiap siap untuk pergi ke rumah Ely.
Merek telah meminta izin, walau harus berdebat terlebih dahulu. Untung saja ada Aileen, yang memasang wajah imut hingga mereka diperbolehkan menginap di rumah Ely.
Ya, Zia dan Aileen memberikan alasan bahwa mereka akan menginap di rumah teman.
Zia dan Aileen yang telah bersiap pun menuruni tangga, dan berpamitan dengan mama Mira.
"Mah pah, kita berangkat dulu ya" ujar Zia dan menyalami mama Mira, diikuti Aileen.
"Iya sayang, hati hati dijalan oke?, Zia jangan ngebut!" Peringat mama Mira.
"Iya ma" ujar Zia.
"Si Natha kemana ma?" Tanya Aileen, ia celingak celinguk mencari keberadaan Natha.
"Katanya sih mau main sama temen temennya" kali ini yang menjawab papa Alvin.
"Oo" ujar Aileen. Lalu kedua gadis kembar itu pun melangkah keluar dari mansion.
Zia mengambil mobil di garasi, sedangkan Aileen menunggu didepan gerbang.
"Naik" ujar Zia setelah mengeluarkan mobil dari halaman mansion.
Aileen pun naik, dan duduk dengan tenang disamping Zia.
"Gimana sama yang gue suruh, udah dapet?" Tanya Zia kepada Aileen.
"Ya awalnya sih gak dapet karena semua kontestan gak ada yang bener" ujar Aileen, wajahnya menunjukkan rasa kesal.
"Terus?" Tanya Aileen.
"Ya akhirnya Xavier bantu cariin hingga dapet juga, walaupun orang hamil beneran, lo sendiri gimana?, lancar?" Jawab Aileen yang diakhiri dengan pertanyaan kepada Zia.
"Hm seperti yang gue duga, si Dira Dira itu gak mudah percaya, padahal gue udah kasih rekaman cctv agar buktinya lebih kuat" ujar Zia menjawab pertanyaan dari Aileen.
"Dia bodoh apa gimana ya, segitu banget cintanya sampe jadi orang tolol" cibir Aileen. Tidak sadarkah dirinya bahwa ia pernah berada diposisi yang sama dengan Dira?.
"Ngaca, lo dulu juga pernah ada diposisi itu. Dia lebih mending gak dihina sama Aska, lah lo walau dihina masih aja dikejar" ujar Zia membuat Aileen tersedak ludah sendiri.
"Ehem, itu udah masa lalu kak gak usah dibahas gitu. Lagian gue udah lupa sama dia" ujar Aileen. Ia mendengus tidak suka, karena kakaknya itu membahas masa lalunya.
"Oh iya, kok gue gak pernah liat si Kenzo ya?, kemana tu orang?" Tanya Zia, ia melirik Aileen sekilas.
"Gue juga gak pernah liat dia di sekolah, tapi dia masih aja chat gue, padahal udah gue blok wa nya, tapi tu cowok selalu ganti nomor buat hubungin gue lagi" ujar Aileen.
"Sepertinya tu cowok sekarang jadi cinta deh sama lo" ujar Zia.
"Gue gak peduli, sekarang gue udah punya Xavier" ujar Aileen. Zia mendengus mendengar perkataan Aileen.
Terlalu asik dalam perbincangan membuat kedua gadis kembar itu tidak sadar bahwa mereka telah sampai di rumah minimalis yang merupakan tempat tinggal Ely.
"Kita udah sampai" ujar Zia, mereka berdua pun turun dari mobil.
"Eh iya gue lupa mau tanya sama lo, lo tau dari mana alamat Ely?" Tanya Aileen.
"Lo lupa kalo gue bisa meretas?" Tanya Zia.
"Oh iya ya hehe" ujar Aileen.
Zia dibuat geleng geleng kepala melihat adiknya ini. Tanpa pikir panjang Zia melangkah mendekati pintu.
Tok tok tok
Zia mulai mengetuk pintu rumah Ely. Kerena tak kunjung dibukakan pintu, Zia pun menggebrak pintu itu.
Brak brak brak
"Tunggu sebentar!!" Ujar seseorang didalam sana. Terdengar juga gerutuan dari seseorang.
Perlahan pintu terbuka, Ely yang merasa geram pun hendak memarahi orang yang menggebrak pintu rumahnya.
"Siapa si-" Ely menghentikan perkataannya setelah mengetahui bahwa seseorang yang menggebrak pintu adalah Zia dan Aileen.
"Zia Aileen nga-ngapain kalian disini?" Tanya Ely dengan tergagap.
"Gue?" Aileen menunjuk dirinya sendiri.
"Gue mau ketemu keponakan ganteng gue" ujar Aileen dengan santainya, mengabaikan Ely yang masih terkejut.
"I-itu Efan nya usah tidur,iya dia udah tidur" ujar Ely gugup. Ia hendak menutup pintu, namun Aileen dan Zia terlebih dahulu masuk ke rumahnya.
"Tunggu kalian gak boleh masuk" ujar Ely. Ia pun mengikuti Zia dan Aileen yang terlihat seperti debkolektor yang mencari barang berharga dirumah seseorang yang tidak membayar hutang.
"Tunggu, jangan acak acak rumah gue,kamar Efan ada di sini!" Ujar Ely yang merasa kesal, oh ayolah bahkan ia baru saja beres beres rumah bersama bibik.
"Bilang dong dari tadi, kalo gini kan gue gak usah repot repot buat nyari dan acak acak rumah lo" ujar Aileen.
Rumah Ely memang tidak besar, namun di dalamnya terlihat berkelok kelok.
"Jir, ini rumah apa labirin Cok, kenapa harus muter muter gini" ujar Aileen, Zia mengangguk membenarkan.
Mereka pun sampai di kamar Efan, sebelum masuk Ely meminta izin terlebih dahulu kepada anaknya itu.
"Efan sayang, mama masuk ya?, Efan udah tidur belum?" Tanya Ely.
"Iya mama" jawab Efan dari dalam.
Ely pun masuk ke kamar Efan diikuti Aileen dan juga Zia di belakangnya. Efan yang melihat kehadiran Zia pun langsung melompat dari kasur.
"Tante cantik!" Pekik Efan dan memeluk kaki Zia. Ely meringis melihat kelakuan anaknya.
"Efan yang sopan, gak boleh gitu!" Tegur Ely.
"Iya mama" Efan pun melepaskan pelukannya pada kaki Zia.
"Aduh gemes banget bocil satu ini!" pekik Aileen, yang awalnya berada di belakang Zia kini berdiri di samping Zia.
"Loh?" Efan menatap Zia dan Aileen bergantian.
"Kenapa cil?" Tanya Zia.
"Kok Tante cantiknya ada dua?, kemalen kan satu?" Tanya Efan bingung.
Aileen yang tidak kuat menahan kegemasan Efan pun mendekat dan mencubit pipi Efan, membuat anak kecil itu menangis.
"Huwee tante ini bukan Tante bidadali, Tante ini monstel kayak di mimpi Efan" ujar Efan disela tangisannya.
"Stt cil, jangan nangis, anak cowok gak boleh nangis oke?" Ujar Zia mencoba menenangkan Efan, sepertinya Zia lebih mahir dalam mengurus anak.
Hal itu terbukti dengan Efan yang mengangguk dan mengusap air matanya.
"Iya tante, Tante ini Tante bidadali kan?" Tanya Efan. Zia mengangguk membenarkan.
"Huwee tante kok milip Tante monstel itu?" Tanya Efan.
"Panggil kakak oke?, kakak belum tua loh" ujar Zia.
"Iya kakak" ujar Efan dengan kepala mengangguk.
"Duh anak ganteng ini namanya Efan ya?, maafin Tante ya. Soalnya Efan gemes sih jadi Tante cubit deh" ujar Aileen, ia memasang wajah sesedih mungkin berharap Efan mau memaafkan dirinya.
"Gak Efan gak mau maafin Tante jelek!" Ujar Efan, sepertinya ia sedang merajuk.
"Oh ayolah, masak Tante cantik begini dibilang jelek, kalo Tante jelek berarti kakak bidadari kamu itu jelek juga. Kan kita kembar" ujar Aileen panjang lebar.
"Kembal?" Gumam Efan. Ely hanya diam saja melihat interaksi anaknya dengan kedua gadis kembar itu.
Bersambung......
KAMU SEDANG MEMBACA
Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)
Teen FictionKezia arrabela gadis cantik yang sayangnya irit bicara dan suka baca buku,buku apapun dia baca dari buku fiksi hingga non fiksi. Kezia tiba tiba memasuki novel'love for Emely',dia menjadi Kezia queenara,tokoh figuran yang ternyata saudara kembar ant...