47. seleksi ibu hamil

21.1K 1.3K 15
                                    

Zia merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya, ia masih mengenakan baju sekolahnya.

"Huuhh" terdengar helaan nafas dari mulut Zia. Zia yang awalnya tiduran pun langsung terduduk setelah mengingat sesuatu.

"Ck kenapa gue lupa segala sih" ujar Zia, lalu ia mengambil ponsel dan mengotak atik ponselnya.

Zia terlihat mengirimkan pesan kepada seseorang, sebuah foto dan sebuah Vidio. Di foto tersebut terlihat Aska dengan seorang wanita dan juga anak kecil.

Wanita dan anak kecil itu tidak lain adalah Ely dan Efan. Foto dan Vidio yang dimaksud adalah foto dan Vidio yang Zia ambil waktu di mall.

Dan untuk memperkuat bukti, Zia juga meretas cctv yang ada di mall itu dan mengirimkannya kepada calon tunangan Aska.

Zia mengirimkan foto dan Vidio serta cctv itu bertujuan agar calon tunangan Aska marah dan membatalkan pertunangan mereka.

Namun Zia tidak yakin, karena setelah Zia selidiki ternyata calon tunangan Aska cinta mati dan terobsesi pada Aska.

Zia telah menyusun banyak rencana apabila calon tunangan Aska itu masih kekeh untuk melanjutkan pertunangannya.

Zia juga akan membujuk Ely bahkan mengancamnya jika calon tunangan Aska masih tidak juga membatalkan pertunangannya.

Bahkan Zia tidak akan segan untuk memprovokasi Efan agar mau menjadi umpannya. Yah mana mungkin anak kecil itu akan menolak setelah tau bahwa Aska adalah papanya.

Anggap saja Zia licik, namun tidak ada cara yang lebih ampuh dari pada membuktikan bahwa Efan adalah anak Aska, dan untuk memperkuat bukti ia juga butuh bantuan anak kecil itu. Meskipun Zia tau bahwa Efan tidak akan mengerti maksudnya.

Setelah selesai mengirim pesan itu Zia bernafas lega, bersandar pada kepala ranjang sambil menunggu pesannya dibalas.

Tidak lama kemudian terdengar notifikasi dari ponsel Zia, Zia langsung saja mengecek ponselnya. Ternyata itu adalah pesan balasan dari calon tunangan Aska, panggil saja ia Dira.

Pesan itu berisikan pesan suara, Zia langsung saja mengklik pesan suara itu. Terdengarlah suara dengan nada marah.

"Lo siapa ha?, berani beraninya lo fitnah calon suami gue, gue yakin lo itu salah satu penggemarnya, dan Lo gak terima kalo Aska mau tunangan sama gue, harusnya Lo itu sadar diri. Lo gak pantes dibandingin sama gue yang cantik ini. Lo pikir gue percaya sama foto editan Lo itu!!!" Begitulah isi pesan suaranya .

Zia menyeringai tipis, melihat betapa bodohnya calon tunangan Aska ini. Padahal sudah jelas bahwa Zia juga mengirimkan rekaman dari cctv yang ia retas. Tentu saja rekaman itu hanya dari Aska yang mengelus rambut Efan hingga ia memandang lekat kepergian Ely.

Tanpa banyak kata Zia langsung membalas pesan dari Dira.

Anda
Bodoh, jelas jelas disitu ada rekaman cctv.

+62***********
Gak mungkin itu pasti vidio editan!!

Zia tidak membalas pesan terakhir dari Dira, biarkan saja gadis itu merasa cemas sendiri. Begitu pikir Zia.

Sedangkan disisi lain terlihat seorang lelaki dengan setelan jas nya, ia sedang duduk dan menatap datar bawahannya.

Lelaki itu adalah Aska, yang menerima laporan dari bawahannya yang ia suruh untuk mengawasi Ely.

"Apa saja yang dilakukan wanita itu?" Tanya Aska to the poin.

"Selama saya mengawasi nona, nona hanya pergi sekolah dan setelah pulang sekolah ia bekerja di sebuah cafe tuan, kadang nona juga akan membawa anaknya untuk jalan jalan tuan" lapor sang bawahan.

"Panggil dia nyonya, karena dia akan menjadi nyonya Hayden" ujar Aska dengan wajah datar.

Bawahannya itu tentu saja terkejut, pasalnya ia tau bahwa tuannya ini akan bertunangan satu Minggu lagi.

"T-tapi tuan bukankah anda dan nona Dira-" belum juga bawahannya itu selesai berbicara, Aska lebih dahulu memotong perkataannya.

"Saya tidak terima bantahan!" Ujar Aska, ia menatap tajam bawahannya.

"Pergi" ujar Aska dingin. Bawahannya pun gelagapan dan segera pergi dari ruangan Aska.

Aska melirik sekilas kepergian bawahannya, lalu tiba tiba ia menyeringai.

"Emely Rasinda Hayden" gumam Aska dengan seringai.

"Tunggu aku, aku akan menjemput dirimu dan anak kita" gumam Aska, lalu mengambil ponsel dan menghubungi seseorang.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya Aska pada seseorang di seberang sana.

"Hasilnya sudah keluar tuan, akan saya bawakan kesana" jawab seseorang diseberang sana.

Aska menutup panggilan sepihak setelah mendengar perkataan bawahannya, membuat bawahannya merasa kesal namun tidak dapat berbuat apapun.

Sedangkan Aileen, saat ini ia dibantu Xavier sedang mencari seseorang yang bisa di ajak bekerja sama, dan berakting seperti orang hamil.

Mereka saat ini sedang mengadakan seleksi kepada beberapa orang yang tertarik dengan tawarannya. Tentu saja dengan di iming-imingi uang yang banyak.

"Peserta selanjutnya" ujar Aileen, ia saat ini mengadakan seleksi di tempat pribadi Xavier.

Peserta selanjutnya pun maju dengan percaya diri, tidak lupa dengan buntalan kain di perutnya.

Di tengah ruangan ada bodyguard Xavier sebagai korban.

"Mas Saka, dia siapa mas?, dia selingkuhan kamu?, kamu tenga mas. Padahal aku lagi hamil anak kamu!" Ujar peserta itu dengan menunjuk ke arah Xavier yang berperan sebagai calon tunangan Aska atas perintah dari Aileen.

Setelah mengatakan hal tersebut, wanita itu mengelus perutnya. Xavier sendiri mengepalkan tangannya karena harus ikut terlibat dalam drama yang dibuat Aileen.

Percayalah, jika bukan kesayangannya yang menyuruhnya, Xavier tidak akan pernah Sudi melakukan hal ini.

"Stop!" Ujar Aileen tiba tiba. Wanita itu pun berhenti berakting.

"Namanya Aska bukan Saka!" Geram Aileen, pasalnya semua peserta yang ia seleksi sama sama salah mengucapkan nama Aska.

"Maaf kak, soalnya hampir mirip" ujar wanita itu dengan tersenyum malu.

"Sudahlah, peserta selanjutnya" ujar Aileen jengah.

Peserta selanjutnya pun maju, dengan sedikit ragu karena takut salah menyebutkan nama.

'Aska Aska Aska' batin wanita itu.

"Aska dia siapa?, kenapa kamu tega selingkuh dari aku?, jawab Aska!" Ujarnya. Aileen tentu saja senang karena peserta yang satu ini mengucapkan nama Aska dengan benar.

Wanita itu meraih tangan bodyguard Xavier dan mengguncang guncang tubuhnya, dan hal itu membuat buntalan kain di perutnya merosot.

Aileen yang awalnya tersenyum berubah menjadi datar. Ia memijit pelipisnya frustasi, ingin tertawa karena buntalan yang merosot namun tidak bisa karena rasa kesalnya lebih mendominasi.

Xavier yang menyadari perubahan ekspresi Aileen pun menghampirinya, lalu mengelus rambut Aileen.

"Udahlah sayang, mending kita jalan jalan aja yuk, nanti biar gue sewa orang hamil beneran" ujar Xavier mencoba menghibur Aileen.

Namun siapa sangka bahwa perkataannya barusan malah membuat Aileen semakin kesal.

"Kenapa gak bilang dari tadi sayang......" Geram Aileen, ia memandang Xavier datar.

"Eh, kan lo gak nanya yang" ujar Xavier.

"Vier....." Geram Aileen, lalu mengejar kekasihnya itu. Xavier yang melihat Aileen mengamuk pun berlari menghindar.

Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang