Di sebuah ruangan yang terlihat kotor ada tiga orang perempuan, satu diantara mereka di dudukkan di kursi dengan tangan dan kaki yang diikat.
Mereka adalah Zia, Aileen, serta Ely. Orang yang di ikat itu adalah Ely, sedangkan Zia dan Aileen terlihat mengintrogasi Ely.
"Ini, yakin lo gak kenal sama orang ini?" Tanya Zia dengan tatapan penuh selidik. Ia menunjukkan sebuah foto kepada Ely.
Ely melotot setelah melihat foto yang ditunjukkan oleh Zia, ia gelagapan dan dengan cepat menggeleng.
"Nggak gue gak kenal orang itu" ujar Ely. Melihat tanggapan Ely yang menurut Zia terlalu berlebihan membuat Zia menyipitkan matanya.
"Bener lo gak kenal orang ini?" tanya Zia sekali lagi. Ely pun langsung mengangguk.
"Iya gue gak kenal orang itu, beneran gue gak bohong" ujar Ely. Ia saat ini sedang berusaha menahan rasa gugupnya saat menghadapi Zia dan Aileen.
"Hayoo lo, Lo bohong kan?. Orang tadi aja kak Zia gak bilang kalo Lo bohong" ujar Aileen yang memegang tongkat baseball, entah apa tujuan gadis itu.
"G-gue....." Ujar Ely dengan suara kecil nyaris berbisik.
"Halah ngaku aja lo, atau mau gue gebukin pake tongkat baseball ini?, mau Lo?" Ujar Aileen, ia menggoyangkan tongkat baseball di tangannya.
Zia menatap Aileen bingung, sejak kapan Aileen menjadi gadis preman seperti ini?, pikir Zia.
"Ck jangan kasar kasar Aileen, lo gak bakat cari info, biar gue aja" ujar Zia, ia mendekat kearah Ely dan merogoh tas ranselnya.
Bagaimana Ely bisa berada disini?, jawabannya adalah Zia dan Aileen menculik Ely.
Kedua kakak beradik itu menculik Ely tadi saat pulang sekolah dan menyekapnya disini, di ruangan kotor ini.
Flashback on
Semua murid tampak berlalu lalang keluar dari gerbang sekolah, karena sudah waktunya pulang sekolah.
Terlihat dua orang gadis yang sedang membuntuti satu orang, gadis itu adalah Zia dan Aileen, mereka sedang mengikuti Ely.
"Aileen ngapain lu bawa tongkat baseball segala?" Tanya Zia heran.
"Ya buat nakutin Ely lah" jawab Aileen. Zia menggeleng tidak percaya dengan perkataan Aileen.
"Terus plastik hitam itu buat apa?" Tanya Zia sekali lagi.
"Buat emm, ada deh" ujar Aileen.
"Kalo lo, lo bawa apa?" Tanya Aileen. Zia menyeringai dan berkata.
"Lo akan tau nanti" ujar Zia.
Setelah berada di tempat sepi, Zia dan Aileen mulai melancarkan aksi mereka, Zia menatap Aileen lalu mengangguk.
Keduanya mengendap endap dibelakang Ely. Aileen segera mengambil plastik hitam yang dibawanya, sedangkan Zia menuangkan obat bius ke sebuah kain.
Aileen maju terlebih dahulu, ia menutupi kepala Ely dengan plastik hitam yang dibawanya. Tongkat baseball yang di pegang olehnya ia biarkan tergeletak begitu saja.
Zia mulai bergerak, ia mengarahkan kain yang telah diberi obat bius ke hadapan Ely.
"Aileen mending lo buka aja deh plastik di kepala Ely itu, gue kesusahan buat kasih obat bius" keluh Zia, pasalnya ia telah mencoba berkali kali namun terhalang oleh tangan Aileen yang memegangi plastik itu dengan erat.
"Gak bisa gitu dong, gak menghargai usaha orang lo" Aileen membantah, membuat Zia mendengus.
"Emhh emhh" Ely yang kepalanya terbungkus plastik berontak membuat Zia kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)
Novela JuvenilKezia arrabela gadis cantik yang sayangnya irit bicara dan suka baca buku,buku apapun dia baca dari buku fiksi hingga non fiksi. Kezia tiba tiba memasuki novel'love for Emely',dia menjadi Kezia queenara,tokoh figuran yang ternyata saudara kembar ant...