45. Zia Dipelet

24.9K 1.4K 12
                                    

Kini Zia berada dikamarnya, ia bersandar kepada kepala ranjang dan menopang dagunya dengan kedua tangan.

Setelah makan malam tadi, Zia langsung pergi ke kamarnya mengabaikan Natha sepupunya.

Natha?, Yap Natha dititipkan di sini oleh orang tuanya karena mereka ada perjalanan bisnis.

Keluarga Natha punya rumah sendiri, waktu itu mereka hanya menginap di rumah ralat, di mansion keluarga Zia.

Dan hari ini orang tua Natha menitipkan dirinya kepada papa Alvin dan mama Mira.

"Argh apa maksud cowok gila itu?!" Pekik Zia tiba tiba. Perkataan King tadi siang terus terngiang ngiang di kepalanya.

Flashback on

Zia menatap penuh binar Ely, Aska dan Efan didepan sana.

"Ugh, mereka kayak keluarga harmonis kan?" Tanya Zia pada King, namun tatapannya masing mengarah ke depan.

"Iya" jawab King singkat. Tanpa disadari oleh Zia, King berjalan mendekat karena posisinya memang berjarak dua langkah dari Zia, dan berdiri tepat disamping Zia.

"Lo mau?" Tanya King.

"Maksud lo?" Heran Zia, kini ia telah menatap King dengan pandangan bingung.

"Kalo lo mau gue bisa dateng ke rumah lo, bareng keluarga gue" ujar King santai, berbeda dengan Zia yang melotot sempurna.

't-tunggu jangan bilang dia mau...' batin Zia, lalu menggeleng kuat kuat. Yang di lakukan Zia itu tak luput dari pandangan King.

"Kenapa geleng geleng gitu?, gak mau?" Tanya King dengan menaikkan sebelah alisnya.

"S-sebenernya apa maksud perkataan lo barusan?" Tanya Zia gugup.

"Pikir sendiri dengan otak pintar lo ini hm" ujar King, ia menyentuh kening Zia lembut dengan jari telunjuknya.

"Yuk lah pulang, mereka udah pergi dari tadi" ajak King, ia meraih tangan Zia dan menggenggamnya.

Mendengar perkataan King, Zia pun menoleh ke tempat Aska dan Ely. Memang disana telah kosong, pertanda bahwa orang yang ada disana telah pergi.

Flashback off

"Maksud cowok itu apa?, apa!" Gumam Zia lagi, yang kini telah turun dari kasur dan mondar mandir di depan meja rias.

"Ck gue kenapa?, kenapa cuman gara gara ucapan gak jelas cowok itu gue jadi gini?, sialan apa maksud cowok itu tadi?" Entah sudah berapa kali Zia mengatakan hal yang sama.

"Terus gue kenapa?, kenapa gue mikirin itu cowok padahal sebelumnya gue gak suka sama dia?. Hm jangan jangan gue diguna guna lagi sama dia?, lagian kenapa si King itu sekarang keliatan ganteng Dimata gue?, apa dia pakai susuk?" Entah mendapat bisikan dari mana hingga membuat pikiran Zia menjadi seperti ini.

"Yang lebih aneh lagi itu lo" ujar seseorang membuat Zia tersentak dan menoleh ke sumber suara.

Zia melihat Natha yang bersandar di pintu dengan tangan yang dilipat didepan dada.

"Lo!, kenapa bisa masuk?" Tanya Zia.

"Ya jelas lah gue bisa masuk, orang pintunya gak dikunci kok" ujar Natha ketus.

"Sejak kapan Lo berdiri di situ?!" Tanya Zia sekali lagi.

"Dari tadi, dari seseorang yang mondar mandir kayak orang gila terus bergumam gak jelas, sampai sampai seseorang itu punya pikiran buruk sama orang lain karena gak terima terus kepikiran orang itu" ujar Natha tegas, namun raut wajahnya terlihat mengejek.

"Lo lo denger semuanya?" Tanya Zia takut takut.

"Yah seperti yang lo liat" ujar Natha.

"Lo awas aja kalo lo sebarin apa yang gue ucapin barusan!" Zia mengancam Natha, Karen takut Natha menyebarkan ke teman temannya perkataan Zia barusan.

"Kenapa?, takut image seorang Zia yang dingin itu jatuh?, dan lihat lo sekarang, kayak orang gila" ujar Natha mengejek. Lalu ia mengambil handphone miliknya dan memotret Zia.

"Sialan" geram Zia, lalu menerjang Natha dan memukul lelaki itu.

"Zia, lama gak ketemu kok Lo jadi makin kasar sih?, pantesan aja gak ada yang mau sama lo" ujar Natha yang masih belum puas mengejek Zia.

"Diem lo mulut cewek, ayo lawan gue kalo berani!" Ujar Zia. Entahlah Zia merasa setelah dirinya mengalami transmigrasi, ia merasa sedikit banyak bicara dan juga sedikit bar bar.

"Aduh Zia sakit nih, tar gue nangis loh ya?, tar gue aduin mama ya" ujar Natha.

*********

Pagi ini Zia telah selesai bersiap siap, ia menatap dirinya di cermin.

"Zia lo harus jauhin King!, gak boleh deket deket dia, bahaya!" Zia menekankan kepada diri sendiri.

"Kalo dia ngajak lo bicara, jangan tatap matanya, kemungkinan dia pake pelet atau semacamnya" ujar Zia lagi.

"Astaga Zia, lo masih aja gila kayak kemarin" ujar Natha yang berada di ambang pintu.

"Ngapain lo disini?" Tanya Zia datar.

"Ngajak lo berangkat bareng lah, ngapain lagi" jawab Natha santai.

"Gak gue gak mau berangkat bareng lo" ujar Zia ketus, lalu mengambil tasnya dan keluar dari kamar.

"Tungguin gue bebeb Zia.." teriak Natha.

Zia menuruni tangga, mengabaikan Natha yang terus mengikutinya.

"Yakin gak mau berangkat bareng gue?, awas nyesel" ujar Natha memastikan.

"Apaan sih" kesal Zia.

Langkah Zia terhenti, melihat seorang pria yang bergabung sarapan dengan keluarganya.

"Hai sayang" sapa King dengan senyum manis, yang seperti seringai di mata Zia.

"Ngapain lo disini?" Tanya Zia ketus.

"Zia kamu kenapa ketus gitu sama King nak?" Tanya mama Mira. Zia mendengus dan duduk di kursi kosong di sebelah King.

Zia mengalihkan tatapannya ke arah lain, enggan menatap King yang berada di sampingnya.

"Kalian ini kenapa?, berantem?" Tanya mama Mira heran.

"Mereka lagi perang dingin ma" ujar Natha yang diangguki Aileen.

"Loh kenapa?, padahal lebih bagus kalo kalian akur" ujar mama Mira.

"Sudah jangan bicara lagi, lebih baik kita mulai sarapan, jangan sampai kalian telat" lerai papa Alfin.

Akhirnya mereka mulai sarapan bersama, tidak ada yang berbicara, hanya dentingan sendok yang terdengar.

Setelah sarapan, kini Zia dan yang lainnya berpamitan kepada mama Mira, begitupun dengan papa Alvin yang berpamitan untuk berangkat ke kantor.

"Sayang aku berangkat ke kantor dulu ya" pamit papa Alvin seraya mencium kening istrinya.

"Ck papa bikin iri aja, ingat pah disekitar papa ini para jomblo" kesal Aileen yang tidak sadar bahwa dirinya telah memiliki pasangan.

"Heh kalo lo jomblo, si Xavier mau di kemana in?" Cibir Natha.

"Sst bisa diem gak sih lo?, ngerusak suasana aja" geram Aileen.

"Yaudah tante, King sama Zia berangkat duluan ya" ujar King berpamitan, lalu menyalami mama Mira.

"Eh iya sayang. Tapi... Jangan panggil tante, panggil mama oke?, King kan calon mantu mama" ujar mama Mira memperingati. King hanya mengangguk kaku.

"Ayo" King beralih menatap Zia, dan mengajaknya berangkat.

"Apaan, gue gak mau berangkat bareng lo, gue berangkat bareng Natha" ujar Zia.

"Loh tadi gue tawarin katanya gak mau" cibir Natha dengan wajah mengejek.

Bersambung......

Yuhuu double part nih....

Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang