Kini Zia dan Aileen tengah duduk di lantai kamar Efan dengan beralaskan tikar. Mereka meminum teh yang disuguhkan oleh Ely. Jam pun telah menunjukkan pukul sepuluh lewat tigapuluh menit.
"Em kalau boleh tau kalian tau rumah gue dari mana ya?" Tanya Ely hati hati.
"Lo gak perlu tau" ujar Zia dengan santainya.
"O-oke" ujar Ely pasrah.
"Lalu kenapa kalian kesini?, emangnya kalian gak malu berinteraksi sama orang kayak gue?" Tanya Ely sekali lagi.
"Bodoh!, kalo kita malu udah dari dulu kita jauhin lo" geram Aileen.
"Tapi kan kalian tau sendiri kalau gue itu-" belum selesai Ely berbicara, sudah dipotong terlebih dahulu oleh Zia.
"Udahlah, namanya juga manusia, pasti gak luput dari kesalahan. Yang penting lo mau berubah itu udah syukur banget" ujar Zia yang diangguki Aileen.
"Terimakasih, terimakasih banyak kalian udah mau maafin gue" ujar Ely. Sungguh, ia merasa terharu saat ini.
"Udahlah gak usah bahas hal kaya gini, kalo bahas ini bawaannya pengen nangis. Entah siapa yang tabur bawang" ujar Aileen.
Zia tidak mempedulikan kedua manusia yang sedang berbincang itu. Zia memilih untuk melihat lihat kamar Efan.
Efan sudah tidur, kini tinggal mereka bertiga saja yang memilih berbincang bincang, ralat, hanya Aileen saja yang berusaha mengajak Ely berbicara. Sedangkan Ely sendiri terlihat gugup saat berbicara dengan Aileen.
Setelah puas memperhatikan kamar Efan, Zia pun memilih membaca novel online di ponselnya.
Hingga jam menunjukkan angka sebelas, baru Zia menyelesaikan acara membacanya.
"Gak capek apa tu mulut, ngebacot dari tadi" ujar Zia dengan tampang datarnya. Memandang Aileen yang belum berhenti bicara.
"Apa sih kak, gak usah ikut campur urusan perempuan deh" ujar Aileen. Ia mendengus menatap kakaknya.
"Lo pikir gue cowok ha?" Ujar Zia dengan tatapan tajam. Aileen menatap Zia was-was, oh ayolah padahal tadi Zia masih biasa biasa saja, kenapa sekarang malah seperti singa?.
"Ada apa sama Lo kak?, kok Lo berubah jadi kayak macan betina gitu?" Tanya Aileen. Mendengar perkataan Aileen, Zia mendatarkan wajahnya.
"Lo pikir gue hewan?!" Ujar Zia dengan nada kesal. Aileen gelagapan, tidak tau harus berbuat apa.
"Gak gitu maksudnya kak" ujar Aileen.
"Serah lo deh" ujar Zia. Mengapa Zia marah marah?, itu karena Zia sedang datang bulan.
"Kayaknya dia lagi dapet deh Len" ujar Ely.
"Kayaknya iya deh" ujar Aileen menimpali.
Sedangkan disisi lain, King dan Xavier saat ini tengah berkumpul bersama teman temannya di markas mereka.
"Oy King, gimana hubungan Lo sama Zia?, ada kemajuan gak?" Tanya Aldi kepada King.
"Yah seperti yang lo tau, doain aja semoga gue bisa dapetin dia" jawab King.
"Kenapa lo gak cari cewek lain aja sih?, gue punya kenalan cewek, lo mau gak?" Ujar Aldo yang ikut menimpali.
"Gue gak mau" ujar King, kini wajahnya berubah datar karena tidak menyukai perkataan temannya.
"Ck bucinnya kebangetan ni laki" ujar Kiki yang fokus pada game.
"Sebenernya bukan bucin lagi sih, lebih ke bulol malah" ujar Aldo. Setelah mengatakan hal itu, Aldo mendapatkan tataan tajam dari King.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)
Ficção AdolescenteKezia arrabela gadis cantik yang sayangnya irit bicara dan suka baca buku,buku apapun dia baca dari buku fiksi hingga non fiksi. Kezia tiba tiba memasuki novel'love for Emely',dia menjadi Kezia queenara,tokoh figuran yang ternyata saudara kembar ant...