Saat ini Zia sudah ada di kamarnya, ia rebahan seraya memainkan ponsel miliknya.
Tok tok tok
Hingga pintu kamarnya diketuk oleh seseorang membuat ia beranjak dan membukakan pintu.
"Kenapa?" Tanya Zia pada orang yang mengetuk pintu, orang itu adalah Aileen dan Natha.
"Gapapa" ujar Aileen dan langsung memasuki kamar Zia tanpa permisi diikuti oleh Natha.
Melihat tingkah keduanya Zia mendengus, sungguh tidak tau sopan santun pikirnya.
Zia menutup pintu kemudian menghampiri Aileen dan Natha yang telah duduk di sofa yang ada di kamarnya.
"Ada apa" tanya Zia.
"Natha bilang Lo mau ke club ya nanti malam?" Tanya Aileen.
"Iya, kenapa?" Ujar Zia.
"Ngapain lo ke club?" Aileen.
"Buat mata matain Ely" jawab Zia enteng
"Gue udah larang tapi dia tetep aja ngotot Len" ujar Natha mengompori.
"Lo gimana sih kak, gak takut dimarahin mama?" Tanya Aileen.
"Kalo gak ada yang ngasih tau ya mama gak bakal tau lah" ujar Zia sekenanya.
"Tapi sayangnya gue bakal kasih tau Lo ke mama" ujar Aileen seolah menantang Zia.
"Lo-" geram Zia. Melihat kakaknya yang tidak bisa membalas ucapannya Aileen tersenyum penuh kemenangan. Zia mendengus kesal atas ucapan Aileen barusan.
"Huh yaudah lo cari aja bukti sendiri" ujar Zia lalu berjalan ke kasur Queen sizenya meninggalkan Natha dan Aileen.
"Yaah kok gitu sih, katanya mau bantuin gue" ujar Aileen.
"Hayu loh Zia nya ngambek, hayo looo ntar gak dibantuin" ujar Natha menakut nakuti Aileen.
"Ish lo mah, bukannya bantuin ngebujuk malah nakutin" ucap Aileen seraya mencubit lengan Natha dengan kuat.
"Aduh sakit goblok, lo itu sebenarnya manusia apa kepiting sih" kesal Natha dengan mengelus lengannya yang dicubit oleh Aileen.
"Ih" kesal Aileen beranjak dari sofa dan berjalan menghampiri Zia.
"Kak Zia ayolaaa jangan gitu, gue kan cuman bercanda" ujarnya dengan wajah sedih yang terlihat menggemaskan.
Zia memalingkan wajahnya agar tidak melihat keimutan adiknya ini.
"Kaak" rengeknya menggoyang goyangkan tangan Zia.
"Aw Lo imut banget sii" pekik Zia lalu mencubit pipi Aileen gemas. Gagal sudah Zia mempertahankan sifat cueknya karena melihat Aileen yang lucu bak anak kecil.
Sedangkan Natha yang melihat interaksi keduanya menjadi tercengang melihat perubahan sifat Zia.
"I-ini beneran lo Zia?" Tanya Natha bingung.
"Sutt" . Zia menyuruh Natha diam, dan iya melanjutkan aksinya mencubit cubit pipi Aileen.
"Lo makan apa?, kok pipi lo bisa berisi?" Tanya Zia pada Aileen begitu melihat pipi Aileen yang sedikit berisi padahal pipinya pun sama dengan Aileen.
"Aduh, jangan ditarik woy" kesalnya mendorong Zia untuk menjauh.
Natha menghampiri kedua adiknya itu dan menyentuh dahi Zia.
"Gak panas" gumamnya setelah memeriksa Zia.
"Astaga Zia jangan jangan lo kesurupan!" Heboh Natha.
"Apa kak Zia kesurupan" ujar Aileen kemudian menjauh dari Zia dan bersembunyi dibelakang punggung Natha.
"Kalian apa apaan sih gue gak kesurupan!" Kesal Zia.
"Natha gue takut" ujar Aileen yang bersembunyi dibelakang punggung Natha.
"Lo tenang aja Len ada gue" bangga Natha.
Zia mengambil guling dan hendak memukul Natha, namun Natha dapat mencegahnya dan menyentuh dahi Zia.
"Allahu laa Ilaha Illa huwal hayyul qoyyum,laa ta'huzuhu sinatu wa la Naum. Lahu maa aww!" Karena terlanjur kesal Zia mengambil tangan Natha dan menggigitnya kuat hingga berdarah.
Dan ternyata kehebohan yang terjadi di kamar Zia itu dapat didengar oleh dua ibu ibu yang ada di lantai bawah, mereka adalah mama Mira dan bunda Nisa. Mereka bergegas menuju lantai dua yaitu kamar anak anak mereka.
Brakkk
Dobrakan pintu yang amat kuat membuat kegaduhan terhenti seketika, dan terlihatlah mama Mira yang memegang teflon dan bunda Nisa yang memegang sapu.
Kenapa begitu?, karena tadi mama Mira sedang memasak dan bunda Nisa sedang menyapu.
karena kuatnya dobrakan itu membuat engsel pintu kamar Zia copot satu.
"Ada apa ada apa" panik mama Mira sambil celingukan.
"Mana malingnya mana" ujar bunda Nisa.
"Maling?, gak ada maling kok disini" ujar Aileen.
"Lah terus tadi ribut ribut ada apa?" Bingung kedua wanita itu.
"Ini si Zia kesurupan" ujar Natha.
"Mana ada" bantah Zia.
"Oo jadi gak ada apa apa yaa" ujar bunda Nisa dengan tersenyum manis dan memukul sapunya ke tangannya.
"Bikin khawatir aja kalian ini, sini kalian" garang mama Mira.
Lalu mama dan bunda pun menjewer telinga mereka bertiga, bunda Nisa menjewer telinga Natha dan mama Mira menjewer telinga si kembar.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)
Novela JuvenilKezia arrabela gadis cantik yang sayangnya irit bicara dan suka baca buku,buku apapun dia baca dari buku fiksi hingga non fiksi. Kezia tiba tiba memasuki novel'love for Emely',dia menjadi Kezia queenara,tokoh figuran yang ternyata saudara kembar ant...