Hari yang ditunggu tunggu pun tiba, kini acara pertunangan Aska kurang tiga jam lagi. Semua rencana berjalan dengan lancar.
Sesuai rencana,vAileen membawa Ely ke salon dan mendandani serta membeli sebuah dress yang akan dipakai Ely.
"Aileen sebenarnya kita mau kemana?, kenapa kita harus keliling kayak gini?" Ujar Ely.
"Gue mau ngumpul sama teman teman gue, dan lo harus temenin gue, jadi sekarang lo harus tampil sempurna" ujar Aileen berbohong.
"Aneh banget, kenapa gue harus tampil sempurna?, padahalkan cuma nemenin lo. Udah kayak mau pergi kondangan aja" ujar Ely, membuat Aileen tersentak.
'emang mau ke kondangan, malah lo bakal datang ke kondangan lo sendiri' batin Aileen.
"Masak lo mau tampil jelek didepan teman teman gue sih" Aileen cemberut, dan Ely menjadi gelagapan.
"Tapi kan Efan gak ada yang jaga, dan bibik lagi pulang ke kampungnya" ujar Ely.
"Lo lupa?, tadi kan kita udah titipin dia ke kak Zia" ujar Aileen membuat Ely terdiam.
"Oh iya ya" ujar Ely, ia menggaruk pipinya yang tidak gatal.
Aileen mendengus, lalau mereka pun berjalan menyusuri mall untuk menemukan pakaian yang cocok untuk Ely menikah. Menikah?, tentu saja ia akan menikah.
"Nah kayaknya ini bagus deh" ujar Aileen, seraya menunjuk sebuah gaun pengantin yang terlihat sederhana agar Ely tidak terlalu curiga.
"Inikan gaun pengantin?, masak gue harus pakai baju ini, katanya mau kumpul sama temen" ujar Ely, membuat Aileen bingung harus menjawab apa.
"Eh gue gak bilang ya kalo kita mau kumpul di acara nikahan?" Tanya Aileen yang berpura pura lupa.
"Lo gak bilang tuh, tapi walaupun mau ke kondangan masak harus pake gaun pengantin kan" ujar Ely.
"Tenang aja sih, gue juga pake kok" ujar Aileen, sedetik kemudian ia merutuki dirinya sendiri karena telah mengatakan hal bodoh.
'bodoh, lo bodoh Aileen' batinnya.
"Oh yaudah kalo gitu" ujar Ely. Aileen terpaksa membeli dua gaun pengantin tak lupa ia juga membeli sebuah dress.
"Loh dress itu buat apa?, katanya harus pake baju pengantin" ujar Ely heran.
"Eh emm ini tuh buat kak Zia. Dia mau ngedate sama King, lo tau sendirikan kalo kak Zia itu kuno?, jadi dia nyuruh gue yang beliin" ujar Aileen, Mereka pun segera bersiap siap.
Diposisi Zia saat ini.
"Heh itu kalian kurang kesana, atur yang bener" ujar Zia yang bertugas mendekor ruangan.
"Lo gak capek?" Ujar King yang sedari tadi mengikutinya.
"Apaan Sih, gak usah Deket deket gue, gue alergi" ujar Zia dengan nada ketus. Namun ia tidak menatap King saat berbicara.
"Yakin?, kemarin kemarin yang bilang gue ganteng siapa?" Goda King, Zia tetap melangkah. Telinganya memerah, dan hal itu membuat King terkekeh dan berlari mengejarnya.
"Tunggu dong" ujar King, ia merangkul Zia. Zia mencoba melepaskan diri, namun King mencegahnya.
"Lo apa apaan sih gak usah ganggu gue deh, gue risih" ujar Zia ketus, namun berbeda dengan wajahnya yang memerah.
"Ciee ada yang salting nih ya?" Lagi lagi king menggoda Zia. Zia yang semakin malu pun mencubit King dengan sekuat tenaga, namun King tidak bereaksi apapun.
"Kalo suka sama gue bilang aja, gak usah mau gitu" ujar King, ia mengacak rambut Zia dengan tangan yang satunya.
"Mana ada gue suka sama Lo" ujar Zia. Melepas rangkulan King dan berlari menjauh. King hanya tersenyum melihat kepergian Zia.
"Dasar gadis tsundere" gumam king.
*****
Saat sedang menyiapkan semuanya, Zia tiba tiba mendapat kabar bahwa Dira akan kemari, untuk melihat persiapan acara pertunangannya.
Zia segera bersembunyi dan menyamar sebagai ibu ibu, ia menyanggul rambutnya yang panjang sepunggung, memakai kacamata dan tompel yang agak besar di samping matanya.
"Hello, kemana orang yang bertugas mendekor gedung ini?" Teriak Dira membuat para petugas kaget.
"Eh saya nona, ada apa ya?" Tanya Zia yang kini telah berpura pura.
"Sudah berapa persen dekorasi gedung ini?" Tanya Dira, calon tunangan Aska.
"Sudah tujuh puluh persen nona, ayo nona silahkan duduk" ujar Zia dengan nada ramah, padahal dihatinya ia mengutuk perempuan itu.
"Gue gak mau duduk disini, pasti banyak kuman. Mending lo ambilin gue kursi yang steril sana" ujar Dira dengan tatapan angkuhnya.
'sialan ni cewek, pengen gue lempar ke sungai Amazon' batin Zia, tangannya mengepal kuat, namun wajahnya senantiasa tersenyum.
"Kenapa lo malah natap gue begitu?, berani lo sama calon istri Aska Hayden?" Ujar Dira dengan wajah sombongnya.
"Baik nona" ujar Zia, lalu segera pergi dari hadapan Dira. Apa Zia mengambilkan kursi untuk Dira?, tentu saja tidak.
*****
Akhirnya acara pertunangan Aska pun akan dimulai, Dira telah siap dengan dress selutut nya. Dan Aska pun tampak gagah dengan setelan jas.
"Hm, lakukan tugas kalian sebaik mungkin, jangan ada yang salah" ujar Zia, ia berbicara dengan alat komunikasi Intel.
"Dan untuk King sama anak buahnya, tolong perketat keamanan. Gue lihat ada gerak gerik dari beberapa orang, gue yakin itu orang orang Dira" ujar Zia.
"Oke!" Jawab dari seberang.
"Oke guys standby di tempat masing masing, acara udah mau di mulai dan gue udah kabarin Aileen" ujar Zia lagi. Dan acara pun dimulai.
"Selamat malam para tamu terhormat!, malam ini kita akan menyaksikan acara pertunangan Aska Hayden, CEO dambaan semua wanita!" Ujar pembawa acara dengan antusias.
"Untuk mempersingkat waktu, mari kita panggil kedua tokoh utama pada malam ini, tuan Aska Hayden dan nona Dira Olivia" ujar pembawa acara.
Pintu ruangan terbuka, dan terlihatlah Aska dan Dira yang berjalan di karpet merah dengan bergandengan tangan.
Aska menampilkan wajah datar, berbeda dengan Dira yang terlihat sumringah.
Para tamu bertepuk tangan, mengiringi langkah keduanya.
"Baiklah karena kedua tokoh utama kita telah datang, maka kita lanjutkan ke acara selanjutnya, yaitu pertukaran cincin pertunangan" ujar sang pembawa acara.
Zia menatap was was kedua orang yang akan melakukan pertunangan, ia segera menelfon Aileen.
"Halo Len lo masih dimana?, buruan udah mau tukeran cincin" ujar Zia.
"Gue udah Sampek, tunggu bentar" ujar Aileen diseberang sana, dari suaranya terdengar jelas bahwa ia tengah berlari.
"Oke, percepat" ujar Zia dengan nada khawatir.
Sedangkan di posisi Aska saat ini, Aska sedang berusaha untuk mengulur waktu. Karena terus didesak, akhirnya Aska mengambil sebuah cincin.
Dengan senang hati Dira mengulurkan tangannya, namun Aska tak kunjung memasangkan cincin itu. Tatapan Aska tertuju ke arah pintu ruangan, berharap seseorang yang ditunggunya datang.
"Ck cepat pasangin Aska" geram Dira. Aska pun hendak memasangkan cincin itu pada jari manis Dira, namun sebuah teriakan membuatnya bernafas lega dan tidak jadi memasangkan cincin itu.
"Tunggu!!" Teriak Aileen setelah mendobrak pintu. Membuat ia dan juga Ely menjadi pusat perhatian.
Bersambung........
Aku jadi penasaran bagaimana bisa Zia memuji King.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)
Teen FictionKezia arrabela gadis cantik yang sayangnya irit bicara dan suka baca buku,buku apapun dia baca dari buku fiksi hingga non fiksi. Kezia tiba tiba memasuki novel'love for Emely',dia menjadi Kezia queenara,tokoh figuran yang ternyata saudara kembar ant...