52. Hasil Tes DNA

21.4K 1.3K 11
                                    

King yang mendengar perkataan Zia pun terdiam, namun ia menatap tajam Aska.

"Dan karena itu gue mau lo lanjutin acara pertunangan lo n-" perkataan Zia terpotong oleh Aska yang tidak terima dengan perkataannya.

"Kamu gila!?, saya tidak setuju" ujar Aska yang meninggikan suaranya.

"Jangan bentak cewek gue!" Ujar King, ia menatap tajam Aska.

"Kalian bisa gak diem dulu?, kak Zia belum selesai jelasin loh" ujar Aileen jengah. Xavier mengelus rambut panjangnya seolah menenangkan.

"Gue belum selesai jelasin, jadi dengerin gue, jangan potong perkataan gue" ujar Zia. Aska hanya mengangguk.

"Gue emang suruh lo lanjutin pertunangan itu, tapi tepat dihari itu lo harus siap gue bongkar semuanya. Gue bakalan kasih tau orang orang kalo Lo udah punya anak dari seseorang, dan lo harus terima itu, suruh siapa Lo hamilin anak orang" ujar Zia yang diakhiri dengan cibiran.

"Yang harus kamu tau, saya tidak berniat melakukannya, saya waktu itu dijebak oleh seseorang, orang itu adalah musuh saya. Dan setelah kejadian itu saya mencoba mencarinya, dan kamu tau sendiri apa yang terjadi bukan?" Ujar Xavier.

"Dijebak?, heleh dasar laki laki, masih aja ngeles padahal sama kayak kucing yang disodori ikan" ujar Aileen mencibir.

"Hmm begitu ya?, kalo gitu, rencana kita bakalan berjalan dengan lancar. Setelah semua orang tau kenyataan itu kita bongkar juga kalo lo dijebak, dan lo bisa undang orang yang jebak lo, kita buat dia malu" ujar Zia dengan seringai.

"Tapi apa orang tua lo mau Nerima Ely?, secara kan kelakuan kalian ini bakalan bikin nama baik lo dan keluarga lo tercemar" ujar Aileen.

"Malah orang tua saya yang mewanti wanti agar saya mencari dia, dan bahkan mereka menyuruh saya bertanggung jawab" ujar Aska.

"Kalo begitu kenapa lo mau tunangan heh" ujar Aileen.

"Ini karena tekanan dari tetua di keluarga saya" ujar Aska menjelaskan, tidak terlihat keraguan dimatanya saat menjawab semua pertanyaan.

"Keluarga besar Lo?, gue gak yakin kalo mereka mau Nerima Ely" ujar Aileen.

"Lo tenang aja kan ada Efan, kita manfaatin keimutan dia biar mereka luluh, siapa coba yang gak akan luluh dengan pesona Efan" ujar Zia.

"Bener juga, tapi bagaimana dengan Ely nya?, gue yakin dia gak bakal mau, soalnya dia insecure orangnya" ujar Aileen.

"Hm gue serahin Ely ke tangan Lo, lo dandanin dia secantik mungkin dan bawa dia ke tempat acara pertunangan berlangsung" dan sisanya serahin ke gue" ujar Zia.

"Dan untuk keamanan....." Ujar Zia, ia melirik King.

"Gue butuh bantuan lo, gue yakin setelah gue kirim pesan ke dia waktu itu dia jadi waspada, dan gue butuh bantuan lo sama anggota lo buat jaga jaga, apa lo bisa" tanya Zia pada King. King yang awalnya cemberut karena Zia tidak mengajaknya berbicara, langsung sumringah.

"Tentu, apa aja yang lo mau pasti gue turutin" ujar King dengan percaya diri.

"Kecuali lo suruh gue buat menjauh dari lo, karena gue gak bakalan turutin hal itu" King melanjutkan perkataannya.

"Mending sekarang kita balik, dan siap siap buat satu Minggu lagi, ingat tugas masing masing dan jangan sampai rencana ini bocor" ujar Zia yang diangguki oleh mereka.

Akhirnya mereka pulang dan kembali ke rumah masing masing. Begitupun dengan King dan Xavier yang pulang setelah mengantar pujaan hati mereka.

******

Setelah mengemudikan mobilnya beberapa menit, akhirnya Aska pun sampai di mansion orangtuanya, ia turun dari mobil dan berjalan memasuki mansion dengan senyuman yang terukir di wajahnya.

"Hayo...kenapa kamu senyum senyum gitu Aska?, apa ada kabar baik?" Tanya bunda Lina yang sedang menyapu, ia berhenti menyapu dan menatap penasaran.

"Iya Bun, kabar baik, baik banget malah" ujar Aska dengan senyum mengembang.

"Oh ya kabar apa itu sayang?" Tanya bunda Lina, ia mengelus rambut putranya.

"Bunda kan udah sering Aksa bilangin, Aska itu bukan anak kecil, jadi jangan perlakukan Aska seperti anak kecil dong" ujar aska tidak terima.

"Haha, kamu memang sudah dewasa sayang, tapi di mata bunda kamu itu masih piyik" ujar bunda Lina.

"Padahal mama udah punya cucu loh" ujar Aska tidak habis pikir.

"Cucu?, astaga Aska anak siapa lagi yang kamu hamilin?" Ujar bunda Lina, ia memukul Aska dengan brutal dengan sapu yang dipegangnya.

"Aduh aduh, bukan begitu Bun, bunda salah paham" ujar Aska yang mencoba menghindar dari pukulan maut bundanya.

"Salah paham gimana maksud kamu ha?, cepat jelaskan!" Ujar bunda Lina, namun tangannya masih senantiasa memukul Aska.

"Makanya bunda berhenti dulu, baru Aska jelasin" ujar Aska.

"Oke, cepat jelaskan, Just be careful if you lie (awas saja jika kamu berbohong)" ujar bunda Lina.

"Oke Bun, maksudnya itu anak aku sama wanita yang dulu itu" ujar Aska menjelaskan.

"What!, wanita itu udah ketemu!?" Pekik bunda Lina. Aska tersenyum menatap bundanya.

"Iya Bun, Aska gak sengaja ketemu mereka di mall, dan bunda tau?, anak Aska ganteng dan lucu loh kayak Aska" ujar Aska dengan percaya diri tingkat tinggi.

"Kenapa kamu percaya gitu aja Aska?, siapa tau dia bukan anak kamu" ujar bunda Lina.

"Bunda tenang aja, dia anak Aska betulan kok, bunda mau bukti?, bentar Aska hubungin asisten Aska dulu" ujar Aska, lalu menghubungi asistennya.

"Hey cepat bawa berkas dari rumah sakit ke mansion" ujar Aska, lalu mematikan telepon sepihak.

"Bunda mau tau wajah anak Aska gak?" Ujar Aska dengan antusias, bahkan sifat pendiamnya kandas seketika.

"Boleh boleh, bunda juga penasaran deh jadinya liat kamu yang antusias begini" ujar bunda Lina.

Aska pun menunjukkan foto Efan yang diambil diam diam oleh bawahannya.

"Oh astaga!, gantengnya!" Pekik  bunda Lina. Bersamaan dengan itu ayah Aska datang dan menatap bingung keduanya.

"Loh kalian kenapa?, kok kayaknya bahagia banget" ujar ayah Noval.

"Eh ayah udah dateng?, yah liat ini yah liat, ini cucu bunda yah!, ganteng kan?" Tanya bunda Lina kepada ayah Noval dengan antusiasnya.

"Anak orang mana lagi yang bunda akuin?" Ujar ayah Noval dengan santainya. Memang saat melihat anak kecil bunda selalu mengatakan bahwa anak itu adalah cucunya,anggap saja ia halu.

"Ih ayah, ini tuh beneran cucu bunda, bunda gak halu loh" ujar bunda.

Saat akan menjawab perkataan istrinya, tiba tiba seorang pembantu datang dan mengatakan ada asisten Aska yang ingin bertemu.

"Maaf tuan, diluar ada asisten tuan Aska yang ingin bertemu" ujar si pembantu.

"Suruh dia kesini" ujar Aska dengan nada datar datar.

"Baik tuan" ujar pembantu itu. Tak berselang lama datanglah asisten Aska.

"Tuan ini berkas yang anda minta" ujar Aska seraya menyerahkan berkasnya.

"Ayah bunda liat ini, hasilnya 99,9%" ujar Aska. Ayah dan bunda pun melihat hasil laporan tes DNA dari rumah sakit.

"A-apa ini sungguhan?" Gumam ayah Aska.

"Kita harus segera membatalkan pertunangan kamu Aska!" Ujar bunda.

"Tidak usah Bun, Aska punya rencana sendiri" ujar Aska dengan seringai.

Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang