14. Putri ternistakan

64.8K 4.6K 21
                                    

Setelah diberi waktu istirahat selama lima belas menit kini semua murid telah masuk kembali ke kelas masing masing dan mulai mengikuti pelajaran.

Tak terasa sudah dua jam seluruh murid mengikuti pelajaran dan inilah saatnya bagi para murid untuk mengisi perut mereka sebagai amunisi untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Dikelas Zia dihampiri oleh Aileen dan Putri untuk ke kantin bersama, dan Zia pun pergi ke kantin bersama mereka terbukti dengan mereka bertiga yang kini duduk bersama. Mereka pun bercanda ria, maksudnya hanya Aileen dan Putri saja karena Zia hanya memperhatikan saja.

"Wkwk bener kakak lo kalo dirumah jadi anak mami?" Tanya Aileen pada Putri sambil menghapus air mata yang keluar dari sudut matanya.

"Iya benar Len, dia jadi lengket sama mami hehe" jawab Putri yang di akhiri kekehan.

Zia yang awalnya tidak ikutan pun kini terkekeh kecil mendengar percakapan keduanya.

'apa si antagonis itu anak mami?, gak mungkin. Eh tapi bisa aja kan, kalo emang iya harus gue manfaatin sih' batinnya.

Tanpa ketiganya sadari, orang yang mereka bicarakan sudah ada didekat mereka dan mendengar semuanya. King yang mendengar ucapan adiknya ingin marah, namun saat melihat gadisnya ikut tertawa ia mengurungkan niatnya itu.

Sedangkan teman teman King yang mendengar penuturan itu tercengang dan mencoba untuk menahan agar tidak tertawa, bisa gawat kalau mereka ketahuan menertawai bosnya itu.

"Ehemm" dehem King mengalihkan perhatian ketiganya. Merek bertiga menoleh secara bersamaan pada Sumber suara, dan mereka pun kaget dengan mata melotot sempurna.

'ck sial, habis ini mampus gue' batin Zia yang pertama sadar dari keterkejutan.

"Seru ngomongin orangnya?" Tanya King dengan nada rendah yang menyeramkan. Mereka bertiga gelagapan.

"Em gue gak ikutan ya, tuh mereka berdua yang ngomongin lo" ujar Zia menjelaskan sambil menunjuk Putri dan Aileen.

"Enak aja lo juga ikut ketawa tadi" sinis Aileen.

"Bener kamu juga salah kak Zia" ujar Putri.

Zia memandang sinis Aileen dan Putri lalu ia mendengus kesal dan beranjak dari sana hendak pergi keluar kantin, namun ada yang mencekal pergelangan tangannya membuat Zia tidak jadi pergi.

"Mau kemana hm?" Tanya King dengan suara beratnya. Zia menegang dan berbalik dengan wajah datarnya untuk menutupi rasa gugup dan takutnya.

"Kelas" jawab Zia singkat.

"Duduk" titah King dengan wajah datar dan tatapan tajamnya pada Zia. Zia tentu saja kalang kabut dan bergegas duduk kembali dengan wajah tertekan.

'ck serem amat ni orang' batin Zia.

'padahal gue ketua geng terkenal, gue rasa gue yang paling nakutin, eh ternyata ada Lang lebih menakutkan dari gue'

Melihat wajah tertekan Zia Aileen tersenyum mengejek Zia, dan Zia memelototi Aileen.

"Udah makan?" Tanya king sambil memandang wajah Zia.

"Belum" bukan Zia yang menjawab melainkan putri adiknya King.

"Aldi pesen" ujar King pada Aldi dengan wajah datar.

"Ih perasaan gue Mulu dah yang disuruh, gue bukan babu ya" ujar Aldi, dan ia pun ditatap tajam oleh King membuat nyalinya menciut seketika.

"Iya iya, ayo Do tolongin gue!" Ujarnya sambil menarik tangan sang kembaran.

"Idih main tarik aja lo pet" ujar Aldo mencibir.

"Kalian mau pesen apaan" ujar Aldi mengabaikan ucapan kembarannya.

"Gue bakso minumnya es teh" ujar Zia.

"Sama tapi minumnya capuccino" Kiki

"Lo sama juga kan Vier?" Tanya Aldi.

"Hm" dehem Xavier.

"Sama kayak Zia" King.

"Guee-" belum selesai Aileen berucap sudah dipotong oleh Aldi.

"Eh lo berdua pesen sendiri lah, enak aja lo pikir gue babu lo apa!!" Ujar Aldi menunjuk Putri dan Aileen.

"Yaah lo pelit banget sih kutu kupret" ujar Aileen.

"Iya tuh bener, aku ini kan adiknya bang King" ujar Putri.

"Bodo amat" ujar Aldi lalu pergi dari sana untuk memesan.

"Ih Aldi ngeselin, terus kenapa kak Zia dipesenin" gerutu Putri.

"Kan dia ada pawangnya Put"ujar Kiki.

"Nasib jadi jomblo, kuy lah Put kita pesen" ajak Aileen pada Putri.

"Iya ayo" ucap Putri. Baru hendak berdiri tiba tiba ada yang berbicara membuat keduanya tidak jadi beranjak.

"Biar gue aja" ujar seseorang, orang itu adalah Xavier. Vier beranjak dari duduknya dan berjalan menuju Aileen.

"Mau pesen apa?" Tanya Vier lembut.

Sedangkan kedua gadis yang hendak beranjak tadi kebingungan, mereka bingung sebenarnya Xavier berbicara pada Aileen atau Putri.

"Bentar bentar lo itu ngomong sama siapa sih?" Tanya Aileen yang kini menatap keheranan kearah Xavier.

"Lo" jawab Xavier singkat.

"Gue?" Tanya Aileen sambil menunjuk diri sendiri yang dijawab anggukan kepala oleh Vier.

"Oh gue mau nasi goreng level lima, beh enak tuh pasti, minumnya es teh ya" ujar Aileen yang lagi lagi hanya di angguki oleh Vier.

Setelah itu Vier beranjak dari sana untuk memesan.

"Lah terus aku siapa yang pesenin?!" Pekik Putri karena hanya ia yang belum memesan.

Bersambung......

Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang