42. seratus tangkai bunga

23.7K 1.4K 16
                                    

Kini Zia dan Aileen tengah menuju mansion mereka, setelah bermain main dengan Ely. Zia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Gak nyangka gue, CEO muda tanpa skandal itu ternyata.." ujar Aileen, ia tidak bisa melanjutkan kata katanya.

"Yah, itulah mengapa kita gak boleh liat seseorang dari penampilannya aja, yang terlihat baik belum tentu baik dan yang terlihat jahat belum tentu jahat" ujar Zia bijak. Entah mengapa setelah ia bertransmigrasi ke tubuh ini, ia lebih banyak bicara.

"Lo bener kak, terus kita harus apain cowok itu?, ya kali dia mau bahagia sedangkan Ely selama ini menderita" ujar Aileen.

"Lo tenang aja, gue pastiin tu cowok tanggung jawab, karena gue paling gak suka cowok kayak gitu" ujar Zia dengan senyum misterius.

"Cih Lo ini, semua cowok gak ada yang lo suka, sebenernya lo itu mau cowok yang kayak apa sih kak, liat itu si King, dia udah lama ngejar lo, malah Lo tolak" ketus Aileen.

"Gue cuman takut sakit hati aja, katanya sakit hati itu sakitnya tuh disini, bahkan nih ya gue tuh sering liat orang nangis cuma gara gara putus cinta, emang sesakit apa sih sampe segitunya, putus cinta ditangisi, lah dosa yang bejibun banyaknya itu apa kabar" ujar Zia panjang lebar.

"Nih ya, gue itu lebih milih langsung nikah aja, terus setelah nikah baru pacaran, ugh kayaknya romantis banget deh" ujar Zia, ia senyum senyum sendiri. Aileen menyeringai lebar setelah mendengar ucapan Zia.

"Ooh jadi lo lebih milih langsung nikah aja?, emang kriteria cowok lo gimana?" Tanya Aileen.

"Yah intinya cowoknya harus bertanggung jawab dan cinta sama gue, kalo orangnya sih terserah, gue percaya sama pilihan tuhan" ujar Zia.

"Udahlah kenapa jadi bahas masa depan gini, lebih baik kita pikirin alasan kenapa pulang terlambat, gue gak mau di geprek" ujar Zia mengalihkan pembicaraan.

"Gue juga gak mau kali kak" ujar Aileen malas.

Akhirnya kedua kakak beradik itu telah sampai di mansion mereka, keduanya bergegas turun dan menyiapkan mental untuk mendengar segala ocehan dari mama Mira.

Dengan pasrah Aileen membuka pintu mansion, dan terlihatlah seseorang yang berada dihadapannya.

Disana terlihat mama Mira yang berkacak pinggang dengan wajah yang menyeramkan, seperti predator yang siap melahap mangsanya.

"Bagus.. bagus banget ya anak gadis baru pulang jam segini!" Baru saja Zia dan Aileen hendak menyapa, mamanya sudah terlebih dahulu meledak ledak.

"Liat, jam berapa sekarang?!, kenapa baru pulang!" Ujar mama Mira seraya menunjuk jam. Aileen melihat ke arah jam, sesuai dengan perkataan ibunya, dan dengan polosnya menjawab.

"Jam lima lewat lima belas menit mah" jawab Aileen. Mama Mira semakin geram dengan anaknya saat salah satu dari mereka berani menjawab.

"Berani sekali ya kamu menjawab ucapan mama" ujar mama Mira.

"L-loh kan mama sendiri yang suruh" ujar Aileen dengan suara pelan.

"Anak ini" geram mama Mira, lalu menjewer telinga Aileen. Zia yang melihat Aileen dijewer pun terkikik.

"Zia, kamu ketawa ha?!" Ujar mama Mira saat mendengar tawa pelan Zia.

"Nggak mah, Zia lagi nyanyi" ujar Zia.

"Kamu pikir mama budeg apa, jelas jelas mama denger kamu ketawa!" Ujar mama Mira, lalu menjewer telinga Zia juga.

Aileen yang melihat kakaknya juga dijewer oleh mamanya pun tersenyum mengejek kearahnya. Mereka meringis, karena jeweran mama Mira pada telinga mereka tidak main main.

*****

Mentari pagi menyinari bumi, membuat seorang gadis yang sedang tertidur terganggu oleh cahaya matahari yang memasuki celah celah jendela.

Perlahan gadis itu membuka matanya, dan melihat kearah jam yang ada di dinding kamar.

"What!, telat gue telat" pekik gadis itu yang ternyata adalah Aileen. Ia bergegas mencuci wajah dan menggosok gigi, Aileen memutuskan untuk tidak mandi karena sudah telat.

Setelah siap dengan seragam sekolahnya, Aileen bergegas turun. Sesampainya di ruang makan ia melihat Zia yang telah memakai seragam dan memakan roti dengan santainya.

"Kak Zia ayo cepat kak, udah telat ini, malah asik makan roti, ayo buruan" ujar Aileen mendesak Zia.

"Telat dari mana coba, malah ini masih pagi" ujar Zia, masih memakan roti dengan santainya.

"Ha jam tujuh lo bilang masih pagi?!" Pekik Aileen tak habis pikir.

"Kenapa sih sayang?" Tanya papa Alvin yang sedari tadi hanya memperhatikan.

"Ini lo pah, kak Zia malah santai makan disini, orang udah mau telat ini" adu Aileen pada papanya. Papa Alvin mengernyit bingung mendapati jawaban dari putrinya itu.

"Ini kan masih pagi sayang" ujar papa Alvin.

"Loh masak sih orang tadi Aileen liat udah jam tujuh lewat kok" ujar Aileen.

"Ooh pantes aja kamu bilang gitu, gini Len jam dikamar kamu itu rusak kemaren papa mau beli tapi lupa" ujar papa Alvin membuat Aileen melongo tidak percaya.

"Jadi?, jam berapa sekarang?" Tanya Aileen. Papa Alvin pun mengulurkan tangannya yang memakai jam tangan.

Aileen melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan ayahnya, ternyata jam menunjukkan pukul enam lewat tigapuluh lima menit.

"Gue udah bilang kemarin, Lo pasang alarm, tapi gak di dengerin" ujar Zia.

"Gue yakin lo tadi gak mandi kan?" Lanjutnya.

"Kok lo tau sih kak, kalo gue gak mandi?" Tanya Aileen bingung.

"Soalnya sedari lo dateng, gue nyium bau bau asem gimana gitu" ujar Zia dengan senyum mengejek. Mendengar perkataan kakaknya, Aileen reflek mengendus endus tubuhnya.

"Nggak kok, gue wangi malah" ujar Aileen dengan wajah cemberut.

"Hahahaha komuk lo" Zia tertawa terbahak bahak.

"Uhuk uhuk" kemudian Zia tersedak, dan dengan tergesa ia mengambil segelas air putih yang ada di depannya, lalu menegaknya hingga tinggal setengah.

"Haha kasian, kena karma" kali ini Aileen yang menertawakan Zia.

"Sudah sudah, kalian ini pagi pagi malah bertengkar" ujar mama Mira yang datang dari dapur membawa ikan goreng.

"Iya mah" jawab Zia dan Aileen kompak. Mereka pun makan dengan khidmat.

"Mah Zia berangkat dulu ya" ujar Zia.

"Iya, hati hati dijalan, jangan kebut kebutan" ujar mama Mira. Sedangkan Aileen, ia akan berangkat dengan kekasihnya yaitu Xavier.

Saat membuka pintu mansion, Zia dikagetkan dengan sebuah buket bunga yang amat besar dengan bunga mawar merah yang banyak. Ada juga sekotak coklat ditangan seseorang, namun Zia tidak bisa melihatnya karena wajah orang itu yang tertutupi oleh buket.

"Lo siapa?" Tanya Zia, namun tidak ada jawaban dari seseorang yang ada didepannya.

Sedetik kemudian, Zia melihat pergerakan dari seseorang itu. Dan Zia dibuat terkejut melihat orang yang ada didepannya, orang itu adalah King!.

"Good morning My future girlfriend" ujar King dengan senyum yang mengembang.

"Seratus tangkai bunga mawar buat lo" ujar King, ia menyerahkan buket bunga kepada Zia.

Zia tanpa sadar mengambil buket bunga dari tangan King, dengan mulut yang sedikit terbuka.

"S-se seratus?" Gumam Zia. Zia menyandarkan buket itu ditembok, karena buket itu sangat berat.

Zia mencium aroma bunga itu, ini bunga asli dan masih segar. Entah darimana King mendapatkannya.

"Ehem" dehem King membuat perhatian Zia dari buket teralihkan padanya.

"Nih, coklat manis buat lo yang manis" ujar King seraya menyodorkan sekotak coklat.

Bersambung.......





Kezia queenara : sang figuran (Terbit✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang