'Bagaimana mungkin aku tak merindukanmu'
Lantai keras dan bergetar, dentang besi yang saling bertabrakan itu sangat nyaring dan mengejutkannya. Membuat Yoona terbangun dari mimpi panjangnya. Sesaat dia membuka matanya, semakin kencang pria-pria itu memukulkan besi-besi itu dan berteriak membangunkannya.
"Apa-apaan ini?! Apa kalian semua gila?!" Ucapnya terkejut melihat bagaimana dan dimana dia berada.
Dia mengenakan dres merah menyala yang cukup terbuka, dilengkapi dengan heels berwarna senada. Tangannya terikat kuat di belakang. Dan dia dikurung di sebuah sangkar manusia yang berwarna emas. Dia bukan hewan tapi mereka memperlakukannya seperti burung yang sengaja tuannya pasang sebagai hiasan di ruang tamu mewah dengan nuansa serba putih ini.
Seorang pria Italia berbadan tegap dan terlihat lebih dominan dibandingkan pria-pria lainnya itu mendekatinya. Menatapnya sangat lekat dengan tatapan yang paling Yoona benci seumur hidupnya.
"Dia bisa berbicara menggunakan bahasa Italia, katakan saja padanya, akan mudah untuk berbicara" Ucap tuan Seon Ho yang duduk di sofa ditemani penerjemah mereka.
"Jadi kau bisa berbahasa Italia?" Ucap pria itu. Dan semua yang pria itu katakan pada Yoona, penerjemah Seon Ho akan mengartikannya untuknya.
"Aku akan memberinya berapapun yang dia minta untuk yang satu ini" Ucap pria itu lagi.
Tuan Seon Ho tersenyum gembira. Tak butuh waktu lama baginya menyingkirkan Lee Yoona
untuk yang kedua kalinya.
"Apa kau yakin bisa memilikinya? Dia sangat garang dan sulit sekali diatur." Ucap tuan Seon Ho tertawa kecil.
"O ya? Tapi denganku dia pasti akan tunduk. Benarkan sayang?" Pria itu mencengkram dagu Yoona dan menggertakkan giginya.
Tidak banyak perlawanan dan tidak membutuhkan negosiasi yang alot. Tuan Seon Ho yakin, Michele adalah orang yang tepat untuk menghilangkan jejak Yoona dan menyembunyikannya dari dunia.
Dia adalah mafia yang Seon Ho kenal di Italia. Semua orang tau dia sangat bengis dan punya banyak koleksi wanita yang dia simpan di kediamannya. Tak satupun gadis berhasil pergi darinya. Bukan karena dia tak mengizinkan para gadis itu keluar. Tapi ketika para gadis mencoba untuk meninggalkannya, maka dia akan membuat gadis itu juga pergi meninggalkan dunia ini selamanya.
Bahkan Yoona pun tak berusaha melawannya. Bahkan tak satu kata pun terucap darinya hingga mereka memindahkannya ke dalam mobil milik Michele.
Entah bahasa apalagi yang Michele dan anak buahnya gunakan, tapi dari gelagat mereka di sepanjang perjalanan, mereka seperti sedang memastikan sesuatu menggunakan laptop. Yoona hanya bisa melihat sebuah cetak biru mobil yang bentuknya mirip seperti mobil yang sedang mereka kendarai. Tapi entah apa yang mereka lakukan.
"Aman" Ucap salah seorang anak buah Michele setelah mereka jarak mereka sudah jauh.
Dan hanya itu kata yang Yoona mengerti. Sisanya, bahkan Morrone pun tak menyentuhnya ataupun meliriknya.
Saat mereka masuk ke sebuah kediaman super mewah dengan penjagaan super ketat, kalimat pertama yang Michele ucapkan padanya sebelum mereka keluar dari mobil adalah "Andai saja aku lebih dulu menemukanmu, aku pasti akan membuatmu tinggal disini sampai akhir hidupmu gadis cantik."
Sangat aneh, tapi tetap tidak membuat Yoona menurunkan kewaspadaannya.
Tok! Tok! Sebuah ketukan lembut terdengar dari kaca mobil disisinya. Dan seseorang membuka pintu mobilnya.
"Maaf aku terlambat menemukanmu."
"Ares?!" Yoona keluar dari mobil dan reflek memeluk Ares sangat erat. Dia sangat lega. Akhirnya dia menemukan seseorang yang tidak akan menyakitinya.
"Tidak seharusnya kau pergi hari itu" Ucap Ares memberikan usapan lembutnya ke punggung Yoona untuk menenangkannya. Dia yakin Yoona sudah melewati hari yang sangat berat. Berat badannya sangat turun dibandingkan hari terakhir dia melihatnya.
"Jika bukan karena dia kau pasti sudah menjadi tawananku nona manis" Teriak Michele dari seberang mobil.
"Beruntung aku berhutang budi pada keluargamu" Sambungnya pada Ares kemudian meninggalkan mereka.
"Dimana Yoongi? Kenapa bukan dia yang datang?" Tanya Yoona dengan wajah khawatirnya.
"Entah karena kalian sangat berjodoh atau apa. Tapi situasi yang sama juga terjadi padanya di Korea. Beberapa hari ini, semua orang menghentikan pekerjaannya dan mencari kalian berdua. Aku akan membawamu kembali, ku harap kau tidak akan lari lagi."
"Tidak, aku harus melakukan sesuatu disini. Apa kau akan membantuku?" Tanya Yoona. Seketika wajahnya penuh dengan dendam yang membara.
"Pulihkan dulu dirimu, dan katakan padaku apa rencanamu"
"Tidak ada waktu. Aku harus melakukannya malam ini. Jika tidak, dia pasti akan melakukan ini semua lagi."
Sepanjang perjalanan Yoona mengatakan rencana apa yang ada dalam kepalanya. Dan dia memaksa Ares untuk membantunya tanpa memberi tahu orang lain. Semalam saja. Dia meminta Ares tidak mengatakan apapun pada orang lain selain mereka. Atau dia akan bergerak seorang diri.
Tidak ada pilihan lain selain membantunya. Karena sebelum Yoona meminta, Ares sudah mengatakan pada David kalau dia sudah menemukan Yoona. Dia harus membawanya kembali segera.
Dan apa yang akan Yoona lakukan, sangat membuat Ares yang seorang mafia pun tercengang. Dia tidak menduga gadis ini punya pikiran segila ini.
Tapi dia yakin, ini semua, karena dia sudah berada dilingkungan ini cukup lama.
Ares menggunakan bantuan dari Michele, melumpuhkan semua anak buah yang Seon Ho sewa, dan membawa Seon Ho ke tempat Yoona menunggunya.
"Kau yakin akan melakukan ini sendiri?" Tanya Ares sebelum meninggalkan Yoona. Tubuhnya jelas tidak sekuat biasanya. Tapi amarah yang tampak dari tatap matanya jelas tak bisa dia tahan.
"Tunggu saja diluar. Aku tidak akan lari kali ini."
Mereka membawa Seon Ho ke tempat Seon Ho menyekap Yoona, baik saat Yoona masih kecil dan juga saat dewasa. Mengikatnya sangat kuat di sebuah kursi yang sudah diberi beban berat sehingga tidak akan mungkin dia terlepas.
Dengan seember air yang sudah mereka siapkan, Yoona membangunkannya dengan siraman yang cukup keras.
"Kau gila?!" Teriak Seon Ho.
"Benar. Dan itu karenamu. Aku tidak akan mengulur waktu lagi, karena kau sudah membuang banyak waktuku. Ini adalah balasan yang harus kau terima atas semua yang kau lakukan padaku, dan juga keluargaku." Ucap Yoona.
Sekeras apapun Seon Ho berteriak dan mencoba mengancamnya, Yoona benar-benar menutup telinganya. Dia benar-benar dibutakan oleh amarahnya. Dia tidak lagi peduli dengan semua yang Seon Ho ucapkan.
Di tangga terakhir pintu utama panti asuhan itu, terlintas dalam pikirannya, semua kenangan yang bermula dari tempat ini. Semua rasa sakit yang dia alami dan semua penderitaan yang dia alami.
"Dan semua itu akan terbakar bersamamu."
Yoona menyalakan pemantik api di tangannya, dan melemparkannya ke pintu. Seketika api membesar karena mereka sengaja menyiram minyak ke sekeliling bangunan. Yoona menyaksikan bagaimana api semakin membesar melahap bangunan itu.
Air matanya menetes, saat lagi-lagi dia mempertanyakan apa kesalahannya sehingga orang itu merusak hidup Yoona hingga sejauh ini. Bahkan saat Yoona akhirnya menemukan kebahagiaannya, orang-orang disekitarnya pun harus ikut merasakan akibatnya.
Seolah tak ada seorangpun yang boleh berada disisinya, apalagi menyayanginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Possesion of Yoona Lee (Part 2)
Fiksi PenggemarBerhasil terlepas dari genggaman Jin Ho Gyeong bukan berarti Jin Ho Gyeong akan dengan mudah melepaskannya. Hidupnya tidak akan tenang sampai seseorang benar- benar berhasil mematahkan kepemilikan Jin Ho Gyeong atas hidupnya. Tapi sejak awal pertemu...