56. Diktator

449 81 13
                                    

Malam kian larut dan sunyi. Begitu tenang, tidak terdengar suara apapun kecuali dengkur halus Robi dan sesekali desah napas Yura.

Yura mengamati wajah lelah suaminya yang terlihat begitu lelap dalam tidur. Biasanya, Robi belum tidur sebelum Yura bisa terlelap. Namun, beberapa waktu belakangan suaminya itu selalu tidur cepat bahkan sebelum ia bisa memejamkan mata. Itu karena Robi menjadi kian sibuk dengan pekerjaannya.

Dia sudah menempati bengkel baru yang berada tak jauh dari gerbang kampung. Bengkel itu belum dibuka untuk umum, tetapi Robi sudah harus disibukkan dengan urusan penerimaan karyawan baru. Dibantu beberapa orang dari pusat, Robi melakukan tes penerimaan yang menguras tenaga juga pikiran. Kebanyakan para pelamar berasal dari pemuda kampung di sekitar Jurang Akhir meski ada beberapa yang berasal dari daerah yang lebih jauh. Namun, sesuai arahan Bos Besar, Robi diminta mengutamakan yang jaraknya terdekat dari bengkel.

Setelah satu Minggu lebih bergulat dengan beberapa tes itu, akhirnya Robi mendapatkan anak buah yang sesuai dengan harapan Bisa Besar. Cukup membuat haru karena sebagian besar karyawan yang lolos berasal dari kampungnya. Tidak semua jadi teknisi atau montir, ada yang di bagian kebersihan, keamanan, atau gudang.

Sebagai langkah awal, mereka harus menjalani training terlebih dahulu dengan memberikan servis kendaraan dari beberapa perusahaan atau pihak yang menjalin kerjasama dengan perusahaan Bos Besar. Saat masa training itu ada support dari montir senior dari beberapa cabang bengkel yang ditempatkan di sana untuk membantu para montir baru dalam mendiagnosis permasalahan kendaraan dengan tepat, termasuk attitude ketika melayani pelanggan.

Selain urusan bengkel, beberapa Minggu belakangan Robi juga sibuk belajar karena perusahaannya mengadakan ujian kejar paket B bagia para karyawan. Sebetulnya Robi belum siap, tapi karena ujian paket B tidak diadakan setiap tahun oleh perusahaan, Robi tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Apalagi gratis.

Hampir setiap malam Yura membantu Robi belajar mengingat kembali pelajaran SMP dan mengerjakan latihan soal ujian akhir. Dan semua kerja kerasnya itu terbayar dengan dia dinyatakan lulus paket B. Sekarang, Robi pun mulai ikut pendidikan kejar paket C yang difasilitasi oleh perusahaan.

Yura gelisah dengan semua kemajuan Robi yang terlalu pesat. Robi seperti menjelma menjadi sosok yang berbeda, membuatnya takut. Sekarang ini, Robi bukanlah pria berantakan dengan masa depan tak jelas. Secara perlahan, penampilan Robi-tentu saja dengan bantuannya-berubah menjadi lebih rapi dan modis. Cara bicara Robi juga sedikit demi sedikit mulai berubah. Sekarang, suaminya itu lebih bisa menata setiap kata yang hendak diucapkan dengan lebih baik. Bahasanya pun terdengar lebih halus, tidak kasar atau slengean seperti dulu.

Itu semua bagus. Yura bangga dengan semua pencapaian suaminya, tetapi kegelisahannya pun kian bertambah karena sekarang ini rasanya hampir setiap kaum hawa mendambakan suaminya. Bahkan, Lana sendiri berkata bahwa Robi terlihat lebih berkharisma. Dengan pembawaannya yang cuek, tetapi dibalut oleh prinsip dan keteguhan yang tak tergoyahkan, itu membuat meleleh siapa saja yang berinteraksi dengannya.

Yah, Yura tahu karena pernah melihat sendiri saat iseng mengunjungi Robi, bagaimana cara suaminya itu melayani pelanggan. Sangat sopan dan ramah, tetapi hanya sebatas itu. Keramahannya terjaga hanya sebatas pelayanan terbaik kepada pelanggan. Di luar itu dia tetap cuek dan tidak akan mempedulikan perhatian dari sekitarnya.

Akan tetapi, itu tetap belum bisa meredakan kegelisahan di hatinya. Ia takut perasaan Robi padanya suatu hari juga akan berubah.

Dengan Robi yang seperti dulu saja sudah membuatnya ketakutan setengah mati bila suatu saat lelaki itu pergi meninggalkan dirinya, apalagi dengan Robi yang sekarang. Meski hatinya trus berharap itu tidak terjadi, secara tidak sadar ada satu bagian dari dirinya yang sudah mempersiapkan kemungkinan terburuk bila suatu hari ketakutannya menjadi kenyataan.

Antidotum (Cinta Manusia Biasa 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang