Dengkur halus dari samping ranjang menjadi satu irama penyejuk jiwa baginya yang lara. Belum lama ia merasa yakin bahwa kehidupannya akhirnya bisa berubah dan ia bisa memberikan kebahagiaan untuk istri dan orang tuanya. Setidaknya, bisa mencukupi semua kebutuhan mereka dengan layak, tetapi harapan itu harus kandas.
Bapaknya tidak akan bisa bertukar untuk waktu yang lama. Dengan kondisi yang membutuhkan perhatian lebih, emaknya pun tak akan bisa lagi membantu mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan berjualan jus. Hawa yang sudah lulus SMA masih berusaha mencari pekerjaan dan belum ada, sementara dua adiknya yang lain masih sekolah. Belum lagi biaya rumah sakit dan selama penyembuhan nanti.
Mau tak mau Robi sebagai satu-satunya anak lelaki dan tertua yang harus mengambil alih semua tanggung jawab itu.
Tukang di bagian dahi bapaknya remuk hingga harus dibuatkan pengganti dari platina. Untuk sendi engsel yang lepas di lengan kanan sudah dibetulkan, tetapi patah di tulang lengan dan tukang kering masih lama untuk mencapai kata sembuh. Apalagi usia bapaknya sudah tak lagi muda, jadi proses recovery tulang tidak akan semudah seperti yang berusia muda.
Operasi dan pemasangan batok platina di kepala bapaknya sudah berhasil dan masih ada beberapa operasi lagi yang akan dilakukan secara bertahap. Dengan merendahkan diri dan membuang semua rasa malunya, Robi memberanikan diri untuk mengajukan pinjaman yang jumlahnya tidak sedikit ke perusahaan. Pinjamannya disetujui oleh Bos Besar dengan syarat ia wajib menandatangani kontrak kerja seumur hidup di perusahaan. Artinya dia terikat sebagai karyawan tetap seumur hidup.
Itu tidak masalah karena pinjamannya pada perusahaan tidak memengaruhi segala tunjangan yang ia dapatkan, termasuk tunjangan kesehatan Yura. Ia patut merasa bersyukur dan lega, setidaknya tidak perlu memikirkan soal biaya persalinan istrinya yang harus dilakukan secara Caesar nanti. Namun, dengan kondisi ayahnya saat ini, akhirnya ia harus bisa mengambil peran bukan hanya sebagai tulang punggung untuk keluarganya, tetapi juga diharuskan bisa menggantikan posisi ayah bagi adik-adiknya.
Ada rasa sesal karena dengan semua beban itu, ia terpaksa harus sekali lagi membawa istrinya ke dalam kehidupan yang serba pas-pasan. Yura sangat mengerti dan berkata bahwa dia tidak merasa keberatan sama sekali, justru dia mendukung Robi untuk terus kuat dan semangat demi semua orang yang bergantung di pundaknya.
Robi berbaring, memeluk istrinya yang pulas dari belakang. Sudah lama ia tak pernah melakukan itu lagi karena setiap malam harus menemani emaknya di rumah sakit, sementara pagi sampai sore harus bekerja. Terkadang Hawa atau Furi dan Lana yang menggantikan emaknya di rumah sakit saya pagi, ketika emaknya butuh pulang untuk mengambil beberapa barang. Sementara itu, Nisa dan Salwa di rumah bersama istrinya.
Malam ini, Furi berbaik hati untuk menemani emaknya di rumah sakit karena Lana sedang menginap di rumah kedua orang tuanya. Ia tahu itu hanya alasan yang mereka buat-buat supaya ia dan emaknya tidak menolak. Furi sudah seperti adik baginya. Saat kecil, ia dan Furi tumbuh dan besar bersama selayaknya saudara. Ibu Furi sudah seperti ibu baginya, begitu pula sebaliknya.
Robi menempelkan pipinya di rambut istrinya, lalu menghirup aromanya dalam-dalam. Rasanya sudah lama ia tak bisa berduaan lagi dengan Yura. Ia jadi merasa bersalah dan tak berdaya. Padahal, dengan riwayat kehamilan sebelumnya, Yura juga membutuhkan perhatian lebih. Akan tetapi, musibah yang menimpa bapaknya membuatnya sejenak terlupakan dengan itu.
"Sorry, Beb." Ia mendesah pelan.
Besok adalah jadwal Yura kontrol ke dokter kandungan. Ia ingin menemani, tetapi merasa tak enak hati bila harus libur kerja lagi. Apalagi dengan beban utangnya yang cukup banyak di perusahaan, ia harus menebusnya dengan dedikasi dan loyalitas sebaik mungkin.
Yura berkeras bahwa dia bisa pergi ke rumah akhir sendiri, tetapi ia tidak akan tenang, jadi ia meminta Hawa menemani. Sepulang kontrol, mereka bisa sekalian menjenguk bapak. Karena bapaknya sudah dipindahkan dari rumah sakit daerah ke rumah sakit tempat Yura biasa kontrol. Itu atas masukan bosnya supaya lebih mudah katanya. Tagihan rumah sakit otomatis akan langsung masuk ke perusahaan karena rumah sakit itu sudah menjalin kerjasama cukup lama dengan perusahaannya. Itu juga rumah sakit tempat ibunda Furi dan Lana dulu di rawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antidotum (Cinta Manusia Biasa 2)
RomanceHamil tanpa tahu siapa ayah sang janin, diusir dari rumah, dijauhi teman, dan sulit mendapat kerja karena perut yang kian besar menjadikan bunuh diri adalah satu-satunya solusi. Tidak sekali dia kali Yura mencoba mengakhiri hidup, tetapi semua beruj...