15. CAVAN SAKIT

54.4K 3.1K 52
                                    

15. CAVAN SAKIT

Jangan lupa tinggalkan jejak
kalian setelah selesai membaca

Tekan 🌟 dan jangan lupa
komen nya juga♡♡♡

"Kita balik dulu ya bos" pamit Aiden yang hanya di angguki malas oleh Cavan, yang memang sudah pusing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita balik dulu ya bos" pamit Aiden yang hanya di angguki malas oleh Cavan, yang memang sudah pusing. Ingin cepat-cepat merebahkan tubuhnya.

"Jangan lupa minum obat." Ingat Septihan yang tau betul dari dulu hingga saat ini, Cavan sangat tidak menyukai obat.

"Hm" gumam Cavan yang mulai melangkah sambil melambaikan tangan nya pada teman-teman nya, memasuki rumah tanpa menunggu sahabtnya melajukan motor.

"Ck. Kebiasaan" decak Neta dengan tatapan memicing nya.

Sedangkan Raqueela yang masih berdiri di tempatnya, merasa tak enak pada teman-teman suaminya. Di mana suaminya itu dengan tak tau terimakasih setelah di antarkan pulang dengan selamat.

"Makasih ya kak udah antarin Aurel sama kak El, dan maafin kak El. Mungkin karna sakit jadi kurang ajar kaya gitu" ucap Raqueela yang mengundang tawa dari Aiden dkk nya.

"Haha. Iya-iya rel, kita paham kok. Lo gak usah bilang makasih kali" tawa Neta dengan usapan lembut yang ia berikan pada puncak kepala istri sahabatnya.

"Yaudah, kita cabut dulu ya rel. Pastiin tu si El minum obat, soalnya dia itu susah kalo di suruh minum obat." beritahu Aiden yang mendapat anggukan dari sang empu.

"Da~ Raqueela" lambai Neta saat motor milik Septihan mulai melaju.

Ikut melambai dengan senyum manisnya. Raqueela mulai melangkah memasuki halaman rumah, setelah Kakak kelas nya itu meninggalkan kawasan rumah nya.

Membuka pintu utama, dengan langkah pasti Raqueela menuju ke arah pintu kamar Cavan. Membuka secara perlahan kenop pintu, dan setelahnya. Raqueela mulai mengintip dari cela pintu yang Raqueela sedikit di buka.

"Oh, lagi tidur" gumam Raqueela kembali menutup pintu dengan perlahan.

Meletakan jari mungilnya di dagu, Raqueela mulai berpikir, apa yang harus Raqueela bikin untuk orang yang sedang sakit.

Hingga Raqueela menemukan jawaban nya, apa lagi jika bukan bubur.

Berjalan menuju dapur. Raqueela tidak melihat tanda-tanda keberadaan bi Inah.

 Raqueela tidak melihat tanda-tanda keberadaan bi Inah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CAVANDRA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang