17. HUKUMAN HARI PERTAMA

55.2K 3K 282
                                    

17. HUKUMAN HARI PERTAMA

Jangan lupa tinggalkan jejak
kalian setelah selesai membaca

Tekan 🌟 dan jangan lupa
komen nya juga♡♡♡

Tekan 🌟 dan jangan lupakomen nya juga♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu, pukul 08:30 WIB. Cavan dan enam anggota inti Dark King sekarang harus berada di taman kota dengan masing-masing dari mereka memegang sapu.

"Kok gue juga jadi ikut di hukum si?!" Dengus Aiden, pasalnya kemarin ia tidak ikut tawuran. Kenapa malah ia dan Rafael juga ikut di hukum, sedangkan Neta dan Salsa, kedua gadis itu asik belajar di sekolah. Di lindungi dengan atas sekolah.

"Heh! Enak banget ya lo! Teman kita apa bukan lo?!" Dengus Angkala yang tengah menyapu taman kota dengan kaos tangan hitam yang ia kenakan, untuk melindungi tangan nya agar tidak kotor.

"Bukan!" Jawab Aiden dengan raut kesal nya.

"Ck. Karna lo gak ikut tawuran, bukan berarti lo juga bebas dari hukuman. Enak banget lo di sekolah santai-santai, lah kita cape-cape di sini." Ucap Devano panjang kali lebar.

"Wahh!" Tepukan tangan Aiden berikan pada Devano, tidak pernah ia mendengar kalimat terpanjang dari bibir Devano kecuali hari ini. "Tumben lo ngomong nya panjang bener Dev" puji Aiden dengan nada sedikit mengejek.

"Diam dan kerja aja!" Tatap Cavan dengan tajam. Mengisyaratkan teman nya itu untuk segera bekerja, dan setelah nya mereka bisa cepat beristirahat.

"Siap bos" acungan jempol Aiden, sebelum mulai menyapu taman kota dengan seragam sekolah yang tak lupa ia lepaskan, yang di mana hanya menyisahkan kaos hitam nya. Begitupun juga dengan yang lain.

Satu jam lamanya mereka akhirnya selesai membersihkan taman kota yang luas ini. Di mana mereka mulai merebahkan tubuh mereka di atas rerumputan, mengistirahatkan tubuh mereka setelah membersihkan semuanya.

"Heyy!" Ucap mereka bersamaan, di mana dengan enteng nya seorang bocah laki-laki membuang sampah dengan sembarangan.

"Apa kau tidak lihat?! Kami baru saja membersihkan nya!" Marah Aiden menghampiri bocah ingusan itu.

"Aku tidak lihat tu" acuhnya hendak berjalan meninggalkan Aiden.

Namun sebelum itu terjadi, Cavan dengan langkah tegapnya menghalangi jalang bocah laki-laki itu. "Ambil." Suara dingin Cavan mampu membuat suasa menjadi mencekam, di mana Aiden yang tadi nya marah mulai merasa iba pada bocah itu.

"Tidak mau!"

"Ambil." Dingin Cavan masih dengan nada yang sama, namun dengan nada memerintah yang seakan ucapan nya tidak bisa terbantahkan.

Meneguk ludahnya susah payah, bocah yang berusia sekitar sepuluh tahun itu mulai kembali mengambil sampah sisa es krim bungkus nya, membuang nya pada tempatnya sampah.

CAVANDRA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang