46. KELILING BANDUNG PAKE DASTER

28.5K 1.9K 541
                                    

46. KELILING BANDUNG PAKE DASTER

Jangan lupa tinggalkan jejak
kalian setelah selesai membaca

Tekan 🌟 dan jangan lupa
komennya juga♡♡♡

Tekan 🌟 dan jangan lupakomennya juga♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kring!

Kring!

Bel yang menandakan jam pulang telah berbunyi, dimana dengan cepat Raqueela mengemasi semua peralatan tulisnya ke dalam tas selempang nya, karena ia akan menginginkan sesuatu saat ini.

"Delisa mana ya? Kok gak masuk?" Gumam Raqueela mulai melangkah keluar dari kelas untuk menuju parkiran sekolah, karena tadi Cavan telah menghubungi Raqueela. Bahwa Cavan dkk-nya tengah berada di luar, mereka bolos. Hanya Raqueela yang sekolah.

"Kak El!!" Pekik Raqueela kesenagan dengan tangan yang merentang untuk memeluk Cavan yang tengah menyambutnya di depan gerbang sekolah.

"Au kangen" kata Raqueela setelah berada dalam dekapan hangat suaminya, membuat Cavan yang mendengar hanya mengulas senyum simpulnya dengan tangan yang tak henti mengusap punggung sempit sang istri.

Melonggarkan pelukannya. Cavan menatap kebelakang Raqueela, tidak ada Delisa. Pantas Devano juga tidak ada. Kemana mereka berdua? Apa sedang ada urusan?

"Delisa gak sekolah?" Tanya Cavan sedikit penasaran, dengan tangannya yang menarik pergelangan sang istri untuk menuju motornya yang berada di pinggir jalan dengan para sahabatnya yang tengah menunggu mereka.

Menggelengkan kepalanya dengan wajah yang kusut. "Gak. Terus, Delisa juga gak ada keterangan kenapa gak masuk sekolah" jelas Raqueela yang membuat Cavan hanya mengangguk sejenak.

"Ayo naik" ucap Cavan setelah selesai memasangkan helm pada kepala istri bocilnya.

Mengangguk dengan senyum lebarnya. Raqueela mulai menaiki jok belakang dengan dibantu oleh Cavan. "Udah?" Tanya Cavan menoleh untuk memastikan jika istrinya ini duduk dengan nyaman.

"Ayok! Kemarkasnya kak El ya." Pinta Raqueela yang mengundang keryitan pada dahi Cavan dan duja kawan-kawannya.

"Tumben Rel?" Was-was Aiden. Takut jika nanti istri bosnya ini mengalami ngidam sama seperti boss mereka tadi malam.

"Mau aja. Kiki" Kikan Raqueela yang membuat para sahabat Cavan meneguk ludah mereka susah payah. Begitupun dengan Cavan yang mulai was-was.

"Gak aneh-aneh kan?"

"Gak kok kak Neta. Gak aneh-aneh," ucap Raqueela dengan wajah yang terlihat menyakinkan. Dimana mereka hanya bisa mengangguk dan mulai melajukan motor mereka untuk menuju markas, dengan motor milik Cavan yang berada di depan. Memimpin jalan.

CAVANDRA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang