33. DIA KEMBALI?

42.4K 2.7K 845
                                    

33. DIA KEMBALI?

Jangan lupa tinggalkan jejak
kalian setelah selesai membaca

Tekan 🌟 dan jangan lupa
komennya juga♡♡♡

Menatap tak percaya pada sesosok gadis yang baru saja memasuki ruang kelas bersama guru kimia mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menatap tak percaya pada sesosok gadis yang baru saja memasuki ruang kelas bersama guru kimia mereka. Cavan dan kawan-kawan seakan tak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini.

Tidak! Ini hanya halusinasi mereka. Karna tidak ada sejarahnya orang yang sudah di wafat kan kembali bangkit dari kuburnya. Ini hanyalah halusinasi mereka, ini tidak nyata.

Mereka seakan tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Begitupun juga dengan teman sekelas mereka, merasa jika apa yang mereka lihat sekarang hanyalah fatamorgana semata.

Di depan mereka, berdiri seorang gadis dengan senyum yang sama, mata yang sama, bibir yang sama, hidung yang sama, dan bentuk wajah yang sama, Lira. Gadis yang dimana mereka sendirilah saksi dimana gadis itu mengalami kecelakaan mengenaskan di hari ulang tahun Cavan.

Dan sekarang? Lira berdiri tepat didepan mereka? Menatap mereka dengan senyum khas wanita itu.

"Halo semuanya, udah lama gak ketemu. Kalian masih ingat aku kan, Irbita Lira?"

Suara itu,

Suara yang sama, suara yang mereka rindukan setelah sekian tahun.

Tapi, bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin Lira kembali? Gadis itu sudah dimakamkan dua tahun yang lalu. Mereka sendiri yang mengantarkan Lira ke tempat peristirahatan terakhir wanita itu.

Ini pasti ada yang salah, Neta yakin itu.

Gadis yang merupakan sahabatnya itu sudah tidak ada. Tidak mungkin orang yang sudah dikuburkan bisa kembali bangkit dari kubur, itu adalah hak yang konyol. Yang pernah Neta dengar.

Sedangkan Cavan. Laki-laki itu terpaku dengan detak jantung yang tak karuan, menatap sosok yang ia rindukan, menatap senyum itu yang kembali bisa ia lihat, menatap bagaimana sosok itu kini berada didepannya.

Ia ingin memeluk sosok itu, mengatakan betapa ia merindukannya hingga detik ini.

"Baik Lira, kamu bisa duduk di kursi belakang Neta ya" ucap Bu Sinta yang di angguki oleh sang empu.

Berjalan dengar perlahan kearah kursinya yang tepat berada dibelakang Neta. Lira mengembangkan senyumnya kala matanya bertubrukan dengan mata tajam milik Cavan, laki-laki yang ia rindukan.

CAVANDRA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang