50. MAS DUDA LAGI?

21.2K 1.5K 82
                                    

50. MAS DUDA LAGI?

Jangan lupa tinggalkan jejak
kalian setelah selesai membaca

Tekan 🌟 dan jangan lupa
Komennya juga♡♡♡

Tekan 🌟 dan jangan lupaKomennya juga♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak El?"

Menghembuskan nafasnya gusar. Sepertinya kali ini, Raqueela akan meminta sesuatu lagi padanya.

"Hm?"

"Raqueela pengen lihat kak El, naik sepeda ini." Ucap Raqueela menunjuk sebuah sepeda anak kecil usia tiga tahun ke-atas pada Cavan yang langsung menolotot tajam.

Hey! Apa istrinya ini sedang bercanda? Mana bisa Cavan menaiki sepeda bocil tiga tahun, kaya gitu?

"Gak!" Tolak Cavan mentah-mentah.

Jangan harap Cavan akan mau kali ini, karena. Dari sekian banyaknya ngidam Raqueela, ini yang tidak bisa Cavan terima.

Menaiki sepeda anak kecil berusia tiga tahun? Sangat tidak mungkin. Tubuhnya ini sudah gagah, malah di suruh naik sepeda anak kecil. Ck! Menyebalkan, ngidam apaan yang seperti ini?

Mendudukkan dirinya dengan wajah suntuk. Raqueela mulai berpikir keras, namun. Bukan memikirkan penolakan Cavan suaminya, melainkan. Tengah memikirkan berapa banyak domba yang ia nonton tadi di film Marsha and the bear.

"Kamu marah?"

"....."

Tak ada jawaban dari Raqueela. Karena bumil itu sedang menghitung domba dalam otaknya, berpikir keras untuk mengetahui jawabannya tadi.

"Yaudah," putus Cavan pasrah. Yang dimana, hal itu membuat Raqueela yang sedang berpikir bingung.

Apanya yang yaudah? Apa suaminya ini juga sedang ikut berhitung seberapa banyak jumlah domba yang ada dalam film Rusia itu? Hm...

"Yaudah apa?"

"Yaudah, gue naik."

Membulatkan matanya yang terkesan lucu di mata Cavan. "Ha? Serius kak El mau? Tumben? Dari kemarin, padahal gak pernah mau. Katanya bukan anak kecil lagi" papar Raqueela dengan wajah tersirat akan keseriusan di sana.

"Ayo," tarik Cavan pada pergelangan tangan Raqueela menuju halaman depan. Sebelum berjalan menuju rumah salah satu tetangganya untuk meminjam sepeda anak-anak.

Sampai di depan sebuah pintu utama rumah dengan cet berwarna cream bercampur hijau. Cavan segera mengetuk pintu rumah, "Assalamualaikum" salam Cavan.

CAVANDRA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang