47. KOPI PAHIT DAN KUE AYAM!

25K 1.8K 526
                                    

27. KOPI PAHIT DAN KUE AYAM!

Jangan lupa tinggalkan jejak
kalian setelah selesai membaca

Tekan 🌟 dan jangan lupa
komennya juga♡♡♡

Pagi-pagi buta Raqueela sudah membuat kegaduhan dengan beberapa alat dapur yang ada di villa, membuat semua orang terbangun dengan keadaan linglung luar biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi buta Raqueela sudah membuat kegaduhan dengan beberapa alat dapur yang ada di villa, membuat semua orang terbangun dengan keadaan linglung luar biasa.

Hey! Mereka baru saja tidur setelah adzan subuh berkumandang karena sibuk mencari keberadaan Devano yang tidak pulang ke villa. Dan sekarang? Istri boss mereka ini malah membuat keributan? Oh good! Kesialan yang double kill! Mereka sungguh akan mati...

"Aureeeel" suara serak milik Septihan terdengar dari arah belakang. Dimana pemuda dengan balutan kaos hitam, celana selutut dan rambut acak-acakan sangat mengantuk, hingga matanya saja masih tertutup.

Membalikkan badannya dengan senyum khas miliknya, Raqueela mulai melangkah dengan kue yang baru saja ia buat. "Kak Tihan, kak Tihan mau gak?" Tanya Raqueela bersemangat.

Ingin rasanya Septihan menangis saja. Ia sangat pusing menghadapi istri bossnya ini, sungguh! Energi Septihan seakan terkuras habis hanya dengan melihat kelakuan Raqueela.

"Aureeeel" lagi suara dengan nada seakan memohon keluar dari belah bibir Septihan, membuat Raqueela mengerut dengan tatapan bingung.

"Kenapa? Kak Tihan gak mau?"

"Ya Allah. Sabar, gak boleh marah. Baru pagi Han, jadi harus banyakin sabar." Senyum Septihan sebelum menatap kue buatan Raqueela.

"Astaghfirullah!" Jantung Septihan rasanya ingin copot saat ini juga, kala ia melihat bagaimana buruknya kue buatan Raqueela.

"Rel?"

Memiringkan kepalanya dengan wajah yang sangat menggemaskan dengan tatapan polosnya. "Kenapa? Kue Aurel cantik, ya?"

"Ini kue? Kenapa bentukannya, gini Rel?" Septihan menunjuk kue buatan Raqueela yang menunjukkan kepala ayam di atas kue itu.

"Kenapa? Cantik?"

Cantik?

Apa Raqueela buta? Kuenya ini persis seperti ayam yang telah di cabik-cabik, kemudian setelahnya di baluti cream. Itulah pendapat Septihan. Tidak ada cantik-cantiknya.

"Ayo kita makan!" Seru Raqueela tat kala Septihan masih diam, tak menanggapi pertanyaannya.

"GAK!"

Tersentak dengan tubuh yang sedikit bergetar. Raqueela mulai mundur secara perlahan, takut. Baru kali ini Raqueela di bentak oleh seseorang.

"E-eh, gak Rel. Gue minta ma—"

"Kenapa? Siapa yang teriak?"

Mampus!

CAVANDRA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang