Ch. 34

196 42 6
                                    

Sayang? Perempatan siku-siku imajiner langsung muncul di dahi Jasper dan juga si kembar. Mempelototi Sehun yang hanya duduk manis di atas sofa tanpa peduli dengan mereka semua.

"Sayang? Tumben sekali kau memanggil kau memanggil kami seperti itu, Dad?" Hyunjin bergidik geli. Mimpi apa ia semalam hingga Oh Sehun bisa semenggelikan ini? Astaga!

Sehun menggeleng prihatin. "Aku juga merasa geli asal kalian tahu ya." Sinis Sehun. Percaya diri boleh, terlalu percaya diri jangan. Ngeri juga Sehun dengan ketiga anaknya ini.

"Lalu siapa yang kau panggil sayang?!" Yeji sudah tidak tahan. Ia pikir mereka akan mendapatkan jawaban dengan protesan Hyunjin. Nyatanya tidak, sama saja. Astaga.

"Tentu saja sekretarisku, siapa lagi?" Sehun menunjuk Suzy yang baru saja mendudukan dirinya di atas sofa. Tersenyum profesional dengan gelengan kecil yang ia berikan.

"Bohong! Bae Suzy saja menggeleng ngeri. Mana mau dia kau panggil begitu." Jasper tertawa kecil. Usaha yang bagus, tapi tidak akan berhasil pada mereka. Mereka bukan anak ingusan lagi jika kalian lupa.

Sehun menatap bergantian ketiga anaknya, mereka ini maunya apa? Ingin punya ibu lagi, sudah Sehun usahakan malah mereka tidak percaya. Tukar tambah saja lah dengan bebek karet mereka ini. Menjengkelkan.

"Aku sudah mengajukan proposal pernikahan padanya, anggap saja ini latihan." Jawab Sehun asal. Menendang bokong Jasper dan Hyunjin yang menghalangi pandangan matanya dari tayangan televisi. Mengganggu betul.

Hening.

Tak ada yang bersuara hingga Sehun juga heran. Respon yang tidak diharapkan, seharusnya mereka menjerit senang bukan? "Kenapa?" Tanya Sehun.

"Proposal pernikahan? Kau menerimanya, Mom? Apa kau dipaksa Oh Sehun? Atau kau diancam? Atau bagaimana? Jika kau merasa terpaksa katakan saja pada kami. Kami akan membantumu. Sungguh." Hyunjin beralih duduk di depan Suzy. Memastikan bahwa wanita ini tidak tertekan barang seujung kuku pun.

"Aku... aku belum memberikan jawaban apapun. Aku rasa aku masih butuh waktu." Suzy menjawab pelan. Memang bukan ajakan resmi, tapi Suzy tahu bahwa pria ini bersunggunh-sungguh.

Hanya saja untuk saat ini, Suzy masih belum percaya diri untuk bisa bersanding bersama Sehun. Dia tidak punya apa-apa dan akan terlihat sangat senjang jika ia mengatakan bahwa ia bersedia sekarang ini.

Jangan gila!

"HAOWEN! KITA AKAN PUNYA MOMMY!" Yeji berteriak semangat. Menghampiri Haowen yang masih sibuk mengunyah jeruknya.

"Noona, kupathkan lagi tolong." Pinta Haowen.

Terdiam sesaat, Yeji merasa bahwa energi positifnya barusan terbuang sia-sia begitu saja. "Oh, benar. Jeruk. Baik sayang!"

**

"Kenapa tidak terlihat seperti sepasang kekasih?" Tanya Yeji penasaran. Tidak ada hal romantis. Makan sendiri-sendiri. Tidak ada adegan sandar-sandaran.

Heran.

"Kau mau seperti apa yang dikatakan Yeji?" Tanya Sehun. Memperhatikan Suzy yang makan dengan tenang di sebelah kanannya.

Gelengan Suzy berikan. Itu agak berlebihan jujur saja." Tidak, seperti biasa saja." Suzy menolak.

Sehun menatap anak-anaknya. "Kalian dengar? Umur segini sudah tidak cocok dengan bayangan seperti apa yang kalian harapkan." Jelas Sehun. Jika mau Sehun akan mempraktekannya di kamar saja, dimana hanya ada dia dan Suzy. Tanpa seorang pun tahu dan tanpa seorang pun lihat.

Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang