"Mommy!" Haowen langsung berlari menerjang Suzy yang baru selangkah memasuki rumah.
Menyingkirkan Sehun yang tengah berdiri di kanan Suzy selepas membukakan pintu untuk wanita itu.
"Selamat siang." Sapa Suzy. Membalas pelukan Haowen yang melingkarkan erat tangannya pada sekitaran leher Suzy. Untung belum tercekik, aman.
"Ayo mommy, hyung dan noona thudah menunggu." Menggiring Suzy untuk masuk ke dalam rumah mereka.
Sehun mengerutkan alisnya. Menunjuk diri sendiri dan Suzy secara bergantian. "Apa kau tidak merasa meninggalkan aku di depan pintu, Tuan Muda?" Tanya Sehun.
Haowen berhenti untuk beberapa saat sebelum ia memilih untuk berbalik menatap Sehun. "Ah, benar. Tolong tutup pintunya ya, Daddy. Terima kathih."
**
"Aku yakin ini pasti kuda!" Hyunjin berseru semangat. Perasaannya mengatakan bahwa hewan selanjutnya yang harus ia tebak adalah kuda. Dan Hyunjin yakin bahwa tebakannya pasti benar.
"Tidak, ini pasti kucing. Percaya padaku." Yeji tak kalah yakin. Sebagai seorang perempuan dan Yeji yakin dengan sangat bahwa perasaannya tidak mungkin salah.
Alis Jasper bertaut heran. "Kenapa harus?"
"Mereka ini sama-sama berbulu, selain itu kucing juga sangat menyukai daging ayam." Yeji menjelaskan sesingkat yang ia mampu. Yeji tahu kapasitas otak saudaranya ini di bawah rata-rata.
"Kau pikir kudaku botak?" Sinis Hyunjin.
Perempatan siku-siku imajiner langsung muncul di dahi Jasper. "Menurutmu, ayam rela jika harus dipasangkan dengan predatornya?! Jika bisa menjerit juga pasti sudah memohon pertolongan ayam ini." Amuk Jasper. Bodoh boleh, terlalu bodoh jangan!
"Kucing bukan predator ayam jika kalian lupa."
"Diam, Dad. Kau tidak diajak." Tiga kepala langsung menatap Sehun dengan sinis. Ikut-ikut saja tua bangka ini.
Tertawa pelan, Suzy mengusap lengan atas Sehun. "Sabar."
"Mom, bagaimana menurutmu? Hewan apa ini?" Yeji meminta bantuan Suzy. Sebagai sesama wanita tentu saja Yeji mengharapkan jawaban yang sama. Mereka berdua harus bersatu untuk meyakinkan para pria jantan ini bahwa hewan ini sebenarnya adalah kucing.
Terdiam sejenak, Suzy nampak berpikir panjang. Ia pribadi juga sebenarnya tidak bisa menebak apa-apa. Tapi agar tiga anak ini tidak kecewa, maka Suzy akan tetap menjawabnya. "Ikan."
Hening.
Hening.
Alis Sehun langsung terangkat tidak percaya. "Bagaimana bisa kau mengikuti permainan bodoh ini?" Sehun berbisik sekecil mungkin agar tiga anaknya ini tidak dapat mendengar apa yang mereka katakan.
Berbeda dengan Sehun, Jasper malah langsung menggeleng prihatin. "Kau sangat buruk, Mom. Bagaimana bisa kau menggabungkan hewan darat dan hewan air?"
"Out of the blue?" Bisik Yeji. Sama seperti Jasper, Yeji langsung menggeleng prihatin. Agak lain memang.
Melihat anak-anaknya masih berunding mengenai hewan apa sebenarnya kaki ayam ini. Sehun memilih untuk merebahkan kepalanya di bahu suzy. Bersidekap dada dengan kaki kanan yang bertumpu di atas kaki kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Hope
FanfictionSuzy tak pernah meminta lebih akan sesuatu dalam hidupnya. Menapaki jalan yang sudah disiapkan oleh dua sosok yang selalu ia panggil dengan sebutan mama dan papa. Menjalani sisa hidupnya dengan semua rasa bersalah yang sudah ia pendam selama bertahu...