Ch. 59

170 34 3
                                    

"Selamat pagi teman baruku." Yixing menyapa ceria. Tersenyum cerah dengan alìs yang menukik naik-turun.

"Selamat pagi." Suzy memberikan setangkai lolipop. Tersenyum tak kalah cerah dengan mata yang menyipit membentuk bulan sabit.

"Bagaimana? Apa berjalan lancar?"

Suzy tidak mengerti, semuanya berjalan lancar-lancar saja selama ini. Apa ada masalah yang tidak Suzy ketahui? Apa ada rahasia lagi? "Apanya?"

"Tentu saja persiapan pernikahanmu. Apa restunya berjalan lancar? Ada kendala?" Yixing penasaran. Ia hanya tau sekilas dari Suho, pria itu bahkan tidak menceritakan lebih dari sepuluh persen. Memang dasar manusia pelit!

Suzy terdiam untuk beberapa saat, menatap Yixing yang masih menunggu kabar bahagia keluar dari mulutnya. Pria ini terlihat sangat bersemangat.

"Mmm..."

Suzy gelisah. Meremat erat lengan Sehun yang masih duduk di belakang kemudi. Menunggu gadisnya ini agar bisa tenang dan mereka bisa keluar dari mobil.

"Sudah?" Tanya Sehun. Menggenggam tangan Suzy lembut dan mengecup jemarinya. Dapat Sehun rasakan bahwa tangan wanita di depannya ini dingin. Kaki Suzy bahkan bergerak gelisah sedari tadi.

"Aku takut." Cicit Suzy.

Sehun memutar tubuh Suzy agar menghadap sepenuhnya pada dirinya. Menangkup pipi berisi itu dan memeluk tubuhnya.

"Tidak akan terjadi apa-apa, semuanya akan baik-baik saja. Jika kau gugup tak apa, ada aku. Aku yang akan berbicara dengan mereka. Hanya genggam tanganku dan aku berjanji tidak akan meninggalkanmu sendiri." Mengusap punggung Suzy, Sehun mengecup ringan puncak kepala gadisnya. Dapat Sehun rasakan detak jantung Suzy yang menggila di dalam sana.

"Ayo?" Ajak Sehun. Tersenyum tipis setelah melayangkan satu kecupan pada dahi Suzy.

Mengangguk, Suzy menghela nafas lelah. Keluar dari mobil dengan Sehun yang sudah menggenggam tangannya. Pria ini benar-benar tidak membiarkan Suzy berpikiran buruk sedikit pun.

"Tarik nafas dan ingat aku akan selalu ada bersamamu." Bisik Sehun. Membuka pintu restoran dan langsung menemukan keberadaan kedua orang tua angkat Suzy.

"Selamat siang." Sapa Sehun. Membungkuk hormat dengan tangan yang tidak pernah melepaskan tangan Suzy.

"Ah, ayo duduk. Silakan." Wanita yang Sehun ketahui bernama Jieun ini mempersilakan Sehun dan Suzy untuk duduk.

Sehun benar-benar berterima kasih kepada Baekhyun dan juga Jiyeon. Mereka benar-benar membantu Sehun dalam mengurus pertemuan dengan kedua orang tua angkat Suzy.

Ingatkan Sehun untuk mentraktir dua remaja tanggung itu nanti.

"Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, saya Oh Sehun, ingin meminta ijin untuk menikahi Bae Suzy. Saya tahu waktu interaksi saya dengan Suzy belum terlalu lama. Akan tetapi saya sangat yakin dengan perasaan yang saya miliki untuk Bae Suzy." Sehun mulai buka suara, jika terlalu lama berbasa-basi, Sehun takut kata-kata yang sudah ia rancang bersama Jasper menguap begitu saja. Bisa mati konyol Sehun ditangan anaknya sendiri nanti.

"Saya mencintainya secara tulus dan saya ingin Bae Suzy untuk diri saya sendiri. Saya hanya ingin Bae Suzy ada di depan saya saat saya akan menutup mata di malam hari dan membuka mata di pagi hari." Mengeratkan genggamannya pada jemari Suzy, Sehun tersenyum senang. Kata-kata itu mengalir lancar dari dalam kepalanya.

"Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membahagiakan Bae Suzy. Menjaganya dan memastikan saya selalu ada untuknya." Menatap Joongi, Sehun tahu sangat sulit mendapatkan restu dari kepala keluarga yang memiliki anak gadis. Sehun juga akan seperti itu jika Yeji akan menikah nanti.

Joongi mengangguk mengiyakan. Menatap Suzy yang hanya menunduk tak mau melihatnya dan sang istri.

"Suzy anak perempuanku satu-satunya. Dia tidak bisa mengatakan apa yang dia mau dan apa yang dia tidak mau. Aku harap kau bisa memahaminya tanpa dia harus berpikir keras." Joongi melirik Suzy dengan senyum yang terpatri tulus di bibirnya.

"Dia sudah benyak melakukan segala hal sendirian selama ini, aku harap kau bisa menemaninya kedepannya. Jika suatu saat kau merasa sudah cukup lelah dengan anakku, tolong kembalikan dia baik-baik kepadaku. Aku tidak akan pernah rela anakku terluka walau hanya seujung kuku."  Joongi tahu, sudah banyak yang Suzy lalui semenjak ditinggal mati oleh temannya. Dan Joongi adalah orang beruntung yang mendapat kepercayaan untuk menjaga Suzy hingga saat ini.

"Orang tuanya sudah berusaha mati-matian agar dia bisa hidup bahagia hingga saat ini. Jangan pernah membuatnya menangis untuk hal apapun. Aku tahu selama ini aku masih belum bisa membahagiakan dia sepenuhnya, jadi untuk kedepannya tolong pastikan dia merasa dia adalah manusia paling beruntung di dunia ini." Memunduk sebentar, Joongi sudah tidak bisa lagi menahan genangan air yang berkumpul di pelupuk matanya. Tidak berani melabeli diri sebagai orang tua Suzy, Joongi cukup sadar diri.

Walau bukan dia yang memberikan kehidupan pada Suzy, akan tetapi ia sudah menyaksikan setiap masa kembang-tumbuh Suzy selama ini, dan sebagai orang tua angkat Joongi merasa gagal menyediakan kebahagian kepada Suzy.

"Pastikan kau mencintai dan menyayangi anakku dengan tulus." Sedikit-banyak Joongi tahu mengenai Sehun. Termasuk Sehun yang pernah menikah sebelumnya dan anak-anaknya.

Jieun mengusap kasar kedua belah pipinya yang sudah menganak sungai. "Suzy tidak suka daun bawang, tolong pastikan tidak ada itu di dalam piring makannya. Suzy juga tidak bisa tidur jika tidak ada selimut atau sesuatu yang bisa ia peluk. Toleransinya terhadap pedas memang bagus, tapi tolong jangan terlalu memanjakannya dengan makanan pedas, perutnya tidak akan baik-baik saja selama dua hari kedepan." Jieun sedikit tertawa, ternyata seperti rasanya melepas anakmu untuk hidup bersama orang lain ya.

Sulit.

"Aku akan mengingat semua yang kalian sampaikan padaku." Balas Sehun.

Memeluk lengan Joongi, Jieun tersenyum tulus. Dia sudah bisa bernafas lega sekarang, Suzy sudah mendapatkan orang yang benar-benar bisa menjaganya suatu saat nanti dan itu sudah lebih dari cukup.

"Ah, kapan resepsinya akan diadakan?" Jieun bertanya antusias. Dia tidak bisa memastikan Suzy akan sudi melihat ia dan suaminya pada acara sakral Suzy nanti. Jadi, mengetahui kapan tepatnya acara Suzy berlangsung sudah lebih dari cukup untuk Jieun.

"Sekitar tiga bulan lagi."

"Aku akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian."

"Terima kasih." Sehun tersenyum simpul, menoleh pada Suzy yang masih tidak mau berbicara dengan bahu yang bergetar pelan.

Eh?

"Sugar, kau tak apa?" Sehun bertanya khawatir. Bukannya jawaban yang ia dapatkan, melainkan suara isak tangis Suzy yang semakin kencang. Melihat situasi saat ini, Sehun memilih untuk berdiri dari duduknya dan membiarkan Jieun serta Joongi untuk berada di sisi Suzy.

"Sayang, ada apa? Sakit? Ada yang terluka?" Joongi bertanya panik. Menggenggam kedua tangan Suzy dan mengusap sayang puncak kepala anak perempuannya.

"Ada apa? Anak mama merasa sakit?" Jieun tak kalah khawatir, menangkup pipi berisi Suzy yang sudah basah oleh air mata.

"Maafkan aku." Terisak pilu, Suzy membiarkan tubuhnya tenggelam ke dalam pelukan kedua orang tua angkatnya.

"Tak apa, tidak ada yang salah di sini."

"Syukurlah jika semuanya berjalan lancar, aku turut bahagia. Jika ada yang bisa aku bantu, katakan saja padaku. Aku akan sangat menunggu panggilanmu." Yixing tersenyum lebar. Memeluk Suzy sekilas dan mengguncang-guncang kepalanya.

"Aku berharap aku akan selalu bahagia setelah ini."

Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang