Ch. 49

157 33 4
                                    

Urat Sehun dan Jasper yang sebelumnya sudah mencetak jelas di dahi mereka kembali hilang tertelan oleh kulit ari.

"Bagus. Jangan mau dengan dia. Malas mandi dia itu." Sehun merasa tenang, kembali duduk di kursinya dan kembali menyambung topik bersama orang tuanya dan juga Yifan.

"Anakmu sudah besar, biarkan saja." Yifan merasa sedikit kasihan. Takut saja dia jika Yeji menjadi perawan tua karena Sehun yang terlalu protective.

"Perawan tua juga tetap akan cantik anakku." Balas Sehun tak mau ambil pusing. Bagaimanapun keadaan anaknya, Yeji tetap cantik.

"Jangan mau dengan dia. Cepat gila kau nanti." Jasper juga melakukan hal sama. Menggeleng penuh keyakinan pada Renjun yang sudah bisa bernafas dengan lega sekarang.

Lucas dan Xukun hanya menggeleng tak paham. "Kasihan sekali Yeji."

"Masih kecil dia, aku tidak ingin terjadi yang bagaimana-bagaimana nanti." Jasper sebagai anak paling besar merasa memiliki tanggung jawab penuh untuk semua adik-adiknya. Berat pundak Jasper ini.

Melihat wajah tertekuk milik Yeji, Suzy jadi merasa kasihan. Berjalan mendekat dengan tangan terulur mengusap puncak kepala Yeji. "Tidak apa." Hibur Suzy.

Masih dengan wajah cemberutnya, Yeji langsung memeluk Suzy dengan erat. "Mereka semua jahat. Aku sudah besar. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku juga tidak akan melakukan hal yang iya-iya." Keluh Yeji. Semua temannya sudah membawa gandengan masing-masing, hanya Yeji saja yang tidak ada.

Memang dia seburuk itu?

"Mereka hanya khawatir. Tumbuh sedikit lebih besar lagi dan bicarakan kembali dengan suasana yang lebih tenang. Daddymu pasti belum rela membiarkan anak gadis satu-satunya dekat dengan pria lain." Suzy membantu menjelaskan sebisanya. Jika Suzy menjadi Sehun juga Suzy tidak akan mau anaknya dekat dengan pria lain.

Remaja sekarang menyeramkan.

"Tapi Renjun bukan pria lain." Bela Yeji bersikeras. Bagaimanapun juga, Yeji hanya ingin bersama Renjun. "Jika aku tidak boleh bersama Renjun, aku juga tidak akan merestui Jasper dengan kekasihnya!" Kesal Yeji.

"Yakin sekali kau aku akan menerimamu?" Renjun bertanya tak habis pikir. Tinggi sekali kepercayaan diri gadis gila ini. Patut Renjun acungi jempol.

"Fuck you!" Desis Yeji.

"Love you too." Balas Renjun.

**

Yoona memperhatikan satu wanita yang sedari tadi diam tanpa banyak bicara, akan tetapi mampu menangani kelakuan Sehun dan cucu-cucunya yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

"Apa dia bayimu itu? Sudah besar ya bayimu?" Tanya Yoona dengan alis yang terangkat tinggi.

Anggukan Sehun berikan. Memutar kaleng sodanya dan menopang dagunya dengan satu tangan. "Bagaimana, Mom? Oke?"

"Kenalkan dulu pada mommy. Wanita seperti apa dia?" Yoona memperbaiki duduknya agar lebih anggun. Menyikut perut Siwon yang wajahnya datar tanpa ekspresi. "Perbaiki wajahmu!" Desis Yoona.

"Apa itu maksudnya?" Siwon tak mengerti.

"Itu artinya kau jelek, Dad. Itu saja tidak paham." Yifan dengan mulut kembang api tahun barunya langsung menjelaskan secara singkat.

"Anak monyet kau ya!" Hardik Siwoon.

Mendekati Suzy yang masih memeluk Yeji yang belum juga selesai pentas seninya. Lama sekali drama anak ini. Fakta juga bahwa ia memang malas mandi. Sudah bau walang sangit dia jika hari libur itu.

Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang