Setelah insiden Suzy yang Sehun dapati sedang di dalam club bersama teman-temannya. Sehun masih tidak memperbolehkan Suzy untuk bepergian kemana saja seorang diri. Bahkan pernah hanya karena Suzy ingin buang air kecil, Sehun mengantar si kecil hingga ke depan pintu toilet. Menunggu dengan senyum manis hingga Suzy muak sendiri.
Saat Suzy tanya, kenapa. Jawaban Sehun hanya, "aku harus memastikan kau selamat keluar-masuk toilet. Aku tidak ingin pengantinku kenapa-napa."
Seperti... ini hanya urusan kecil. Suzy tidak paham.
Tapi saat Jasper berbisik kepadanya, Suzy akhirnya mencoba untuk memahami Sehun dan jalan pikirannya.
"Dia hanya cemas, takut jika sewaktu-waktu kau memilih kabur dan meninggalkannya seorang diri." -Jasper, manusia kepercayaan Suzy.
Menatap pantulan dirinya di depan cermin, Suzy dapat melihat dirinya sendiri yang tengah duduk tenang dengan balutan putih gading yang membungkus tubuhnya. Akhirnya Suzy memilih untuk mengenakan gaun terakhir yang ia coba.
Crown beserta slayer yang menghiasi kepalanya membuat Suzy terlihat anggun. Tersenyum kecil, Suzy masih tidak menyangka ia akan sampai pada tahap ini. Seharusnya ada mama dan papanya di sini, di ruang tunggu mempelai wanita hanya ada dirinya sendiri. Suzy akui ia sedikit sedih, akan tetapi Suzy yakin bahwa kedua orang tuanya pasti ikut senang melihat Suzy saat ini.
Kedua orang tuanya juga pasti sangat setuju bahwa ia terlihat sangat cantik.
"Mommy, sudah selesai?"
Lamunan Suzy berakhir saat suara Yeji memasuki gendang telinganya. Anak gadis Oh Sehun itu sudah tampil cantik dengan gaun putih gading miliknya. Rambutnya yang sudah ditata sedemikian rupa beserta mahkota bunga yang mengelilingi kepalanya.
"Cantik sekali." Puji Suzy. Menggerakan tangannya untuk meminta Yeji mendekat dan memutar tubuh remaja tanggung yang sebentar lagi juga akan menjadi anaknya.
"Nyaman dengan bajunya?" Tanya Suzy memastikan.
Yeji mengangguk antusias. Ini adalah salah satu pilihan Suzy dan Yeji tidak kecewa mengenakannya. "Nyaman. Aku suka."
Teringat dengan tujuan utamanya diutus ke sini, Yeji segera menyerahkan buket bunga yang memang akan Suzy bawa nanti. "Ini, Mom. Mommy sudah siap? Gugup? Ingin minum?" Yeji bertanya panik. Kenapa waktu lima belas menit ini terasa sangat lama sekarang?
"Granma memintaku untuk memastikam mommy baik-baik saja atau tidak. Jika ada yang kurang nyaman segera katakan pada staff di belakang sana." Tunjuk Yeji mengarah pada satu ruangan kecil yang akan langsung terhubung dengan ruang tunggu milik Sehun. Tapi jangan berharap mereka bisa bertemu, Yoona sudah berjaga di sana.
Mengangguk tenang, Suzy tersenyum gemas. Nampaknya Yeji yang lebih gugup sekarang ini. "Baik. Terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Hope
FanficSuzy tak pernah meminta lebih akan sesuatu dalam hidupnya. Menapaki jalan yang sudah disiapkan oleh dua sosok yang selalu ia panggil dengan sebutan mama dan papa. Menjalani sisa hidupnya dengan semua rasa bersalah yang sudah ia pendam selama bertahu...