Ch. 68

194 34 2
                                    

Sehun sibuk memandangi Bae Suzy dari sudut ruangan, Chanyeol dan Kai juga tengah sibuk bermain batu, gunting, kertas untuk menentukan siapa yang akan menggoda penari tiang di atas sana.

Memang sesat mereka ini.

Tersenyum kecil, Sehun benar-benar seperti penguntit yang tak melepaskan pandangannya sedikit pun dari Suzy. Walau sedari awal juga pertemuan mereka di tempat ini tidak direncanakan.

"Maju kau!" Jongin langsung mendorong punggung Chanyeol untuk menjauh. "Kau makan itu!"

**

"Bagaimana? Apa rasa penasaranmu terbayarkan?" Baekhyun menopang dagunya dengan tangan kanan. Memperhatikan Suzy yang langsung mengangguk antusias menjawab pertanyaan sederhananya.

"Terima kasih. Aku sudah tahu bagaimana rasanya masuk ke dalam sini." Menyeruput susu pisangnya, kaki Suzy terayun santai di bawah sana. Memperhatikan sekitar dan berakhir dengan wajahnya yang memerah malu.

"Mereka sangat ahli berciuman sepertinya." Bisik Suzy. Melirik pada pengunjung yang berjarak beberapa kursi dari tempat Suzy dan Baekhyun duduk.

"Kau nantinya juga akan sangat ahli setelah menikah. Jangan terlalu dipikirkan. Minum saja susumu." Baekhyun tidak tahu harus menjawab bagaimana lagi. Pertanyaan sialan itu sukses membuat Baekhyun menambah beban pikirannya.

"Sepertinya iya, Sehun juga sangat ahli. Aku harus mengimbanginya nanti." Pikiran Suzy melayang pada saat ia baru saja menerima lamaran Sehun dan pria itu yang langsung menerjangnya tanpa pikir panjang.

Terpekik tak percaya, Baekhyun langsung mengguncang bahu Suzy tanpa ampun. "Kalian sudah melakukannya?!"

"Belum sampai yang sejauh itu. Sehun hanya lepas kendali dan aku yang sedikit terlambat menyadari situasi. Jadi ya, baru sebatas ciuman." Sedikit menjelaskan keadaan, Suzy tidak ingin ada salah paham antara dirinya dan Baekhyun.

"Baru?! Baru kepalamu!" Hardik Baekhyun. Sungguh Baekhyun lelah, wanita ini menceritakan hal seintens itu dengan raut tanpa rasa bersalahnya. Mengerjap bagai manusia suci tanpa dosa menatap kepada Baekhyun.

"Apa ini? Apa yang kalian ributkan?" Jiyeon mengeryitkan dahinya heran. Jarang-jarang sepasang manusia ini tarik urat. Biasanya mereka akan sangat akur.

Baekhyun dan Suzy tidak menjawab. Mengabaikan Jiyeon begitu saja dan kembali fokus pada kegiatan mereka masing-masing.

"Anak sialan." Sinis Jiyeon. "Ayo, sudah saatnya kita kembali. Mau pulang jam berapa kau calon pengantin? Sudah pukul setengah dua belas ini." Jiyeon menunjukan layar ponselnya tepat dihadapan Suzy. Sekalinya keluar tidak kenal waktu teman tersayangnya ini.

Baekhyun mengiyakan. Beranjak dari duduknya dan menatap Suzy yang masih terlihat bimbang. "Aku antar atau dijemput Oh Sehun?" Tanya Baekhyun.

Diam untuk beberapa saat, Suzy masih berpikir keras. Jika Suzy meminta Baekhyun untuk mengantarnya, sudah pasti akan memakan waktu lama. Dan lagi Suzy merasa tidak enak karena jarak rumah Baekhyun dan Sehun itu jauh. Baekhyun di ujung dan Sehun di ujung. Jika meminta Sehun menjemputnya, apa pria itu tidak akan marah? Ini sudah hampir tengah malam dan lokasinya sangat mencurigakan.

"Panggil pendeta, sepertinya dia kemasukan!" Jiyeon menepuk kencang lengan Baekhyun, malu sekali ia jika Suzy berulah di sini. Mau Jiyeon buang kemana wajah cantiknya ini?

"Aku minta Sehun menjemputku saja. Kemasukan matamu!" Sinis Suzy, ia hanya sedang berpikir panjang. Pilihan mana yang lebih bagus dan lebih efisien.

"Ya sudah, kabari dulu Oh Sehun. Nanti kita pikirkan dimana kita akan bertemu dengannya nanti." Baekhyun juga paham, bagaimana bisa ia menhadapi Oh Sehun setelah ini. Baekhyun belum mampu, maaf-maaf saja.

Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang