"Woaaah."
Jasper, Hyunjin, Yeji, Haowen, dan Sehun berseru tak percaya. Duduk berjejer seraya menatap Suzy yang sudah berganti pakaian dengan gaun untuk resepsi mereka nanti.
"Apa ini... tidak terlihat berlebihan?" Suzy merasa tidak percaya diri. Sungguh. Ini terlalu mewah dan suzy tidak biasa dengan itu.
"Tidak, cantik sekali. Menikah denganku saja, Mom." Hyunjin tersenyum cerah, alangkah baiknya jika Suzy menjadi tambatan hati Hyunjin saja, Oh Sehun biarkan saja berkarat lapuk dimakan usia.
"Aku pecahkan tengkorak kepalamu itu ya." Sinis Sehun. Licin sekali mulut pria yang baru lepas popok ini.
"Cantik, yang lain, Mom." Jasper mendorong Suzy untuk kembali masuk ke dalam tirai. Menatap penuh damba pada Suzy yang hanya mengangguk seraya memastikan lagi mengenai tampilannya.
"Tidak berlebihan? Serius?" Suzy tidak percaya diri, tapi ia akui bahwa gaun ini cantik. Suzy suka.
"Tidak." Jasper hanya mengacungkan jempolnya, Oh Sehun sialan ini malah sibuk berdebat dengan Hyunjin. Sedari tadi tak ada habisnya, heran. Sudah tua juga mereka itu. Minimal sadar diri.
Berdiri bergacak pinggang, Jasper mulai menarik nafas. "Tidak selesai juga kalian, aku tendang keluar ya. Mommyku harus tampil maksimal dengan pakaian paling bagus. Jika kalian tidak akan membantu pulang saja sana." Omel Jasper. Memancing emosi saja. Heran.
Yeji dan Haowen langsung tertawa pelan, membekap mulut mereka saat melihat Hyunjin dan Sehun yang hanya terdiam patuh tanpa perlawanan. "Kakak tertua memang mengerikan." Bisik Yeji.
Suara tirai yang ditarik terbuka kembali mengalihkan perhatian mereka semua. Menatap penuh minat pada sosok Suzy yang perlahan tertangkap oleh retina mereka.
"Woah." Yeji mengerjap tak percaya. Pilihan grandmanya ini sungguh next level. Bukan main.
"Cantik." Hyunjin memberikan dua jempol. Langsung memeluk gemas Haowen yang masih terpana menatap Suzy di depan sana. Anak kecil itu sedang tidak banyak ulah sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Hope
FanfictionSuzy tak pernah meminta lebih akan sesuatu dalam hidupnya. Menapaki jalan yang sudah disiapkan oleh dua sosok yang selalu ia panggil dengan sebutan mama dan papa. Menjalani sisa hidupnya dengan semua rasa bersalah yang sudah ia pendam selama bertahu...