Ch. 56

190 34 3
                                    

"Apa aku boleh meminta perpanjangan waktu?" Tawar Suzy. Entah karena masih merasa bersalah atau bagaimana, Suzy merasa tak enak hati sekarang. Rasa rendah dirinya makin menjadi-jadi karena kesalahan yang baru saja ia lakukan.

"Tidak. Jawab saja, aku tidak akan kenapa-napa. Apapun yang menjadi jawabanmu akan aku terima dengan baik." Tolak Sehun. Cukup selama satu minggu ini Sehun uring-uringan karena Suzy ya. Pikirannya sudah kemana-mana dan Sehun tidak ingin lebih stres lagi dari minggu lalu.

"Aku tidak bisa memasak dengan baik." Suzy melirik Sehun dengan ekor matanya. Ingin melihat bagaimana reaksi pria itu akan perkataannya.

"Ada maid. Tidak hanya memasak, melakukan pekerjaan rumah juga sudah menjadi tugas mereka. Kau hanya perlu duduk manis menunggu aku kembali dari perusahaan." Membawa Suzy untuk menatap matanya, Sehun mencuri satu ciuman manis dari puncak hidung gadisnya.

"Aku tetap ingin bekerja."

"Tak ada masalah, selama belum ada bayi di dalam perutmu, kau bebas melakukan apa saja."

"Jika ternyata aku tidak seperti yang kau harapkan bagaimana? Kau bisa saja membuangku kapanpun kau mau."

Alis Sehun berkerut tidak paham. Apa katanya? Membuang? "Itu bisa dibicarakan. Aku tidak pernah berharap yang kau akan seperti ini atau seperti itu. Cukup tetap berada pada jalurmu dan aku tidak akan memprotes apapun."

Suzy diam, tak lagi bertanya apapun. Sebagian besar keresahan yang ia rasakan sudah Sehun jawab barusan.

"Alasan apa lagi yang akan kau ajukan? Katakan saja, akan aku jawab." Sehun tahu bisa saja itu hanya akal-akalan Suzy untuk menolaknya, tapi tidak akan Sehun biarkan. Gadis ini harus menjadi miliknya seorang.

"Tidak ada." Cicit Suzy.

Tersenyum lebar, Sehun melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Suzy dan menarik tubuh gadis itu untuk semakin menempel pada dada bidangnya. "Jadi bagaimana?" Bisik Sehun.

"Aku mau."

Sehun tidak tahan lagi. Menyambar bibir Suzy untuk ia lumat pelan dengan satu tangan yang ia gunakan untuk mengusap punggung kecil gadis yang sebentar lagi akan menjadi istrinya ini dan satu tangan lagi untuk menekan tengkuk Suzy.

"Sehun." Bisik Suzy. Menepuk pelan dada Sehun saat Suzy rasa pasokan oksigennya sudah semakin menipis di dalam dada sana.

Menjatuhkan tubuh Suzy di atas ranjang yang mana langsung Sehun tindih dan kembali Sehun cium lembut belah persik yang selalu menggoda imannya yang setipis rambut itu.

"Ah fuck." Bisik Sehun. Menjatuhkan kepalanya pada bahu sempit Suzy yang masih terengah-engah meraup udara.

Mata Suzy tidak berani melihat langsung pada manik kelam Sehun, memejamkan mata dengan kedua tangan yang terpatri cantik pada bahu selebar samudera milik Sehun.

Setelah mengatur nafas dan emosinya, Sehun tersenyum pelan, memperhatikan wajah Suzy yang sudah tidak karuan dengan mata terpejam erat serta bibir yang sedikit mengkilap karena ulahnya tadi.

"Maafkan aku, apa aku menakutkan?" Mencolek hidung Suzy dengan telunjuk rampingnya, Sehun tertawa singkat saat gelengan ia dapatkan.

"Bisa lihat aku?" Pinta Sehun. Sial, ia kelepasan sungguh. Sehun tidak bermaksud melakukan hal yang iya-iya sebelum menikah, jujur saja.

"Aku hanya terlalu senang, sehingga tidak dapat mengontrol diriku sendiri. Aku minta maaf ya." Menangkup kedua pipi Suzy yang hanya mengangguk mengiyakan, sepertinya masih sangat shock.

Sehun maklumi.

"Ayo kita tidur." Membawa Suzy masuk ke dalam pelukannya, Sehun menempatkan dagunya pada puncak kepala Suzy yang masih terdiam seperti mayat hidup. Sehun merasa bersalah jadinya.

Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang