"Buatkan aku kopi."
Wajah Suzy langsung terlihat bingung. Setelah sekian lama berdiam diri sejak is mengenalkan diri sebagai sektetaris baru Sehun, baru ini kata yang keluar dari mulut atasannya pagi ini.
"Ada permintaan khusus, Presdir?" Tanya Suzy was-was. Walau ia juga tidak yakin dengan kemampuannya dalam hal membuat minuman, tapi tak apa. Akan Suzy coba.
"Jangan terlalu manis." Ujar Sehun tanpa mau repot-repot mengangkat kepala dari berkas-berkas pentingnya.
"Baik."
Melangkah keluar dari ruangan Sehun, Suzy sudah seperti anak hilang di sini. Dimana pantrynya? Kemana ia harus bertanya?
Ceklek.
Melihat secercah harapan, Suzy langsung berjalan mendekat dengan badan yang sedikit ia bungkukan. "Permisi, maaf sebelumnya. Boleh saya bertanya?"
Pria jangkung dengan rambut coklat madu dengan sedikit bias merah ini menatap Suzy dengan senyum tipis. "Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Ini baru hari pertama saya, jadi saya belum terlalu hafal dengan layout perusahaan. Boleh saya bertanya kemana saya harus pergi jika ingin ke pantry?" Suzy menautkan kedua tangannya di depan tubuh karena gugup.
Pria di depan Suzy langsung tersenyum ramah, menunjuk lift di depan mereka dan menatap Suzy lagi. "Dengan senang hati akan aku antar."
"Ah, maaf merepotkan."
"Tidak sama sekali."
**
Tok... tok... tok...
Suho masuk dengan alis yang langsung bertaut penasaran. Mendekati meja Sehun dengan beberapa berkas tebal yang ia bawa di depan dadanya. "Mana Bae Suzy?" Tanya Suho heran.
"Aku suruh membuat kopi."
Jawaban Sehun langsung membuat Suho membolakan matanya tak percaya. Hampir saja ia menjatuhkan tumpukan kertas yang tengah ia bawa. "Kau bisa meminta staff office boy biasanya. Kenapa sekarang menyuruh sekretarismu sendiri?" Tanya Suho tak terima. Benar-benar minta dimatikan manusia satu ini.
"Hanya ingin. Dia juga sedang tidak ada pekerjaan." Jawab Sehun santai. Darah Suho langsung naik menembus kepalanya.
"Tidak ada pekerjaan, Matamu! Entah dia tahu entah tidak dimana letak pantry." Dengus Suho. Berjalan cepat keluar ruangan dengan membawa kembali berkas di depan dadanya.
"Apa itu yang kau bawa?" Tanya Sehun penasaran. Ia pikir itu berkas untuknya?
"Berkas penting untuk presdir baruku!"
"Sialan!"
**
"Terima kasih sudah membantuku, maaf merepotkan." Membungkuk sopan, Suzy tersenyum tulus dengan bantuan besar ini. Jika tidak ada pria jangkung ini entah akan tersesat kemana ia nanti.
"Kembali kasih, tidak usah sungkan." Tersenyum lebar, tangan itu terulur menghadap Suzy. "Perkenalkan, aku Park Chanyeol."
Tersenyum canggung, Suzy menyambut uluran tangan Chanyeol. "Bae Suzy."
"Ini hari pertamamu? Kenapa kau bisa ada di lantai atas?" Tanya Chanyeol heran. Hanya ingin memastikan, apa gadis ini tersesat hingga lantai atas? Jika iya jauh sekali.
"Ah iya, ini hari pertamaku. Aku sekretaris Presdir Oh Sehun." Suzy tersenyum kecil. Masih sibuk menakar air hangat yang akan ia gunakan. Semoga rasanya tidak buruk.
Mata Chanyeol membola kecil, sekretaris Oh Sehun ya? Pantas saja Suho sudah sedikit lebih santai pagi ini.
"Selamat bergabung kalau begitu." Ujar Chanyeol masih dengan senyum lebarnya. Kalian tahu sendiri Chanyeol seterbuka apa dengan orang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Hope
FanfictionSuzy tak pernah meminta lebih akan sesuatu dalam hidupnya. Menapaki jalan yang sudah disiapkan oleh dua sosok yang selalu ia panggil dengan sebutan mama dan papa. Menjalani sisa hidupnya dengan semua rasa bersalah yang sudah ia pendam selama bertahu...