° 12.|Neighbor °

53 23 0
                                    

"Narra!" Panggil Alzen berlari mengejar Narra yang telah keluar dari gerbang sekolah.

Tidak terasa jika waktu berlalu begitu cepat, jam pembelajaran telah usai berganti waktu pulang para siswa. Alzen menyamakan langkahnya dengan Narra.

"Kamu mau nagih sweater nya ya?" Tanya Narra.

"Bukan itu, gue ..." Alzen merogoh tas dan memberikan sesuatu pada Narra.

"Apa?" Narra mengerutkan keningnya sebelum menerima pemberian Alzen.

"Shampo, biar rambut Lo bisa panjang lebih cepat. Lo harus rutin pakainya dan kemungkinan besar rambut Lo bakal balik lagi kayak dulu kurang dari sebulan," jelas Alzen.

Narra mengangguk mengerti. "Makasih," singkatnya seraya menyimpan benda tersebut kedalam tas backpack.

Entah kenapa mata Alzen masih menatap Narra sehingga membuat gadis itu merasa merinding. "Apa lagi?" Protes Narra.

"Gue ... Boleh minta nomor hp Lo?" Pinta Alzen sembari mengusap tengkuk lehernya karena canggung.

Narra merogoh tas, lalu memberikan ponselnya pada Alzen. "Tapi ada syaratnya."

"Apa?" Alzen menerima ponsel Narra dan mulai mengotak-atik layarnya sambil berjalan.

"Bilang ke temen-temen kamu biar mereka berhenti ganggu aku lagi, mereka udah keterlaluan," ucap Narra.

Cuma teman-teman gue, kan? Berarti dia ijinin gue dong,

Batin Alzen yang diam-diam mendownload sebuah aplikasi dan menyembunyikannya sehingga tidak dapat diketahui oleh Narra. Ia menggigit bibir bawahnya sembari menyeringai, hatinya menjadi tidak karuan, matanya sejenak menatap Narra sebelum kembali memperhatikan layar ponsel.

"Udah belum?" Tanya Narra yang sontak menyadarkan pikiran Alzen.

"Tunggu sebentar, ya," Alzen baru memasukkan nomor teleponnya pada ponsel Narra. "Lo punya akun sosmed?"

"Punya," jawab Narra.

"Gue boleh lihat?" Jari Alzen sudah menekan aplikasi yang dimaksud dan melihat nama akunnya sebelum bertanya.

"Buat apa?" Narra dengan cepat merebut ponselnya, tetapi kalah cepat dengan Alzen yang tepat waktu keluar dari aplikasi tersebut.

'Narra chell ya?' Alzen membatin sekaligus mengingat, ia bergegas merogoh ponsel yang ada disaku celana lalu menyalakannya dan langsung mencari akun tersebut. 'Ketemu!'

Narra menggenggam ponsel dengan kuat, takut jika Alzen berniat untuk merebutnya secara paksa. Narra tidak memperhatikan pria disampingnya dan hanya fokus pada jalan yang dia lalui. Tanpa ia sadari jika bibir Alzen tidak henti-hentinya tersenyum melihat postingan milik Narra.

Alzen mendelik. "Save nomor gue ya," ucapnya yang sejenak mengirim pesan lalu kembali pada aplikasi tadi. Alzen sudah tahu nomor kontak Narra dari grup kelas hanya saja dia bersikap seolah-olah belum tahu.

Narra sedikit bingung dan merasa jika ada hal yang mengganjal, namun ia memilih menghiraukannya begitu saja. "Baik," Narra menyetujuinya pasrah, ia menyimpan kontak Alzen dan menamainya 'predator wanita' untuk berjaga-jaga jika suatu waktu pria itu membuat masalah lewat chat.

Tidak ada rasa curiga sedikitpun dibenak Narra. Diwaktu yang sama, Alzen tiba-tiba berhenti melangkah karena melupakan satu hal yang begitu penting. "Motor gue ketinggalan lagi," ia menepuk kening dan langsung berlari kembali menuju sekolah.

Narra memperhatikannya dan memutar mata jengah, ia pergi sendiri bahkan langkahnya sengaja dipercepat agar tidak bertemu Alzen lagi. Cukup mengerikan saat melihat tingkah Alzen yang tidak seperti biasanya.

Nuragaku ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang