° 14.|Statement °

47 19 0
                                    

Pintu kamar terbuka, Alzen melihat kedua kawannya yang duduk membelakangi pintu karena pegal dan bosan menunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu kamar terbuka, Alzen melihat kedua kawannya yang duduk membelakangi pintu karena pegal dan bosan menunggu. Kedua kawannya menoleh lalu kemudian berdiri, meregangkan otot yang hampir kaku.

"Lo ngapain aja sih? Kita udah lama nunggu loh," protes Arkan.

Alzen mengusap tengkuk lehernya seraya tersenyum canggung. "Ya salah kalian sendiri kenapa gak bilang kalau mau ke sini,"

"Biasanya juga enggak bilang dulu," dingin Rexan menyilangkan kedua tangan di dada. "Lo nyembunyiin sesuatu dari kita?"

Alzen menggigit bibir bawahnya, ia bingung harus memikirkan apa sebagai pengalihan. Tangannya membuka pintu lebih lebar lalu masuk tanpa menjawab pertanyaan dari Rexan. Kedua kawannya ikut masuk sambil membawa sesuatu ditangannya.

"Tumben kamar Lo bersih," celetuk Arkan seolah tertegun.

Alzen mendelik sinis. "Lo pikir gue sejorok apa?"

Arkan meletakkan kantong plastik diatas meja. "Btw, kita mau nginep disini, pasti boleh lah~"

"E-eh, apa?" Alzen terkejut.

Rexan mulai menaruh kecurigaan pada satu kawannya ini. "Tingkah Lo agak aneh dari tadi, Lo nyembunyiin apa dari kita?" Mata Rexan berkeliling.

Pandangannya langsung terhenti saat melihat seorang gadis yang mengenakan celemek tengah merangkak membersihkan lantai antara tv dan jendela. Narra berkeringat dingin karena takut, ia berusaha menutupi wajahnya dari mereka.

"Dari kapan Lo punya pembantu?" Tanya Rexan yang masih memperhatikan Narra dari belakang.

"Baru-baru ini," jawab Alzen gelisah.

Rexan menyipitkan matanya saat melihat seragam yang dikenakan oleh Narra. "Lo nyewa pembantu dari siswi sekolah kita?"

"Yoi, soalnya gak bakalan ada yang nolak kalau gue yang minta ke mereka, kan?" Alzen membuka kulkas dan membawa cupcake yang kemudian diletakkan diatas meja

Arkan tersenyum getir, ia mengambil gelas dan menuangkan air dari teko yang ada ditengah meja makan, matanya sejenak melihat rambut sang gadis, seakan tahu siapa sosok yang ada dibalik celemek itu.

"Paling enak kalau makan sambil dengerin lagu, tv Lo ada lagunya, kan?" Ujar Arkan sebelum meneguk sedikit air.

"Remote nya ada dipinggir tv, Lo cari aja sendiri," jawab Alzen yang duduk di kursi makan dan melihat isi kresek yang mereka bawa.

Arkan melangkah mendekati tv, matanya tidak dapat beralih dari sosok yang masih mengelap sudut ruangan. Ia berpura-pura mencari remote dan berjalan menghampiri Narra.

"Mana?" Tanya Arkan saat dirinya tepat berada dibelakang Narra. Ia mengintip kebelakang tv, sementara tangannya perlahan memiringkan gelas sehingga air didalamnya tumpah tepat ke punggung Narra.

Alzen yang melihat itu seketika terdiam, begitupun dengan Narra yang mulai geram menahan emosi. Disaat seperti itu, Arkan malah tertawa seakan meremehkan sosok gadis didekatnya.

Nuragaku ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang