° 38.|Stay With You °

26 7 0
                                    

Alzen dan Narra berjalan beriringan di bawah gelapnya langit ditemani beberapa lentera malam dan lampu jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alzen dan Narra berjalan beriringan di bawah gelapnya langit ditemani beberapa lentera malam dan lampu jalan. Keduanya mengenakan jaket karena hawa dingin yang terasa menusuk kulit.

Alzen mendorong motornya yang mogok sehingga membuat mereka berdua harus lelah berjalan pulang. Sesekali Alzen menyeka keringat di dahinya, diperhatikan oleh Narra yang sebelumnya fokus melihat layar ponsel.

"Padahal aku udah bilang buat simpan motornya di kafe."

Alzen terkekeh mendengar saran dari pacarnya. "Gue takut lupa, lagian besok harus dipake ke sekolah juga, kan?"

Narra menghela nafas dan kembali pada ponselnya, menciptakan kecurigaan dibenak Alzen yang mencoba untuk mengintip, namun sulit karena harus menjaga motornya agar tidak sampai jatuh.

"Kamu chattan sama siapa?" Tanya Alzen penasaran.

"Gak lagi chattan," Narra masih melihat ponsel, kali ini sambil tersenyum.

Menumbuhkan kecemburuan di hati Alzen yang seketika merebut benda tersebut dan membiarkan motornya terjatuh tanpa penahan.

"Alzen!" Narra melompat untuk merebutnya kembali.

Tetapi pria itu mengangkat tinggi ponsel Narra seraya menengadahkan kepalanya untuk melihat apa yang menarik perhatian sang pacar. Matanya membulat sempurna, raut wajahnya kini membuat gadis itu terdiam heran.

"Kenapa?" Tanya Narra mengangkat alis.

"Lo ... masih normal, kan?" Ucap Alzen sembari menunjukkan layar ponsel pada Narra, ponsel yang menunjukkan satu foto perempuan yang terlihat asing.

Narra kesal. "Dia sahabat penaku!"

Alzen kini menampakkan raut wajah bingung. "Hubungan kalian gak lebih dari itu, kan?"

"Ya enggak lah, dia baru aja ngirim postingan di medsos. Sebelumnya dia pernah bilang bakal ajak aku ke sana juga," jelas Narra mengambil kembali ponselnya dari tangan Alzen. "Aku ada rencana mau kuliah di sana bareng dia."

"Gak mau bareng gue aja?" Saran Alzen.

Entah kenapa Narra meragukan tawaran itu, impiannya untuk berkuliah di luar negri merupakan suatu harapan besar bagi masa depannya.

"Aku mau kuliah di sana sekalian liburan, ada yang bilang kalau menara Seoul adalah tempat paling romantis bagi pasangan, apalagi kalau pasangan itu bertemu saat turun salju pertama," Narra membayangkan suasana damai tersebut. "Aku jadi mau juga ...."

Alzen memandangi pacarnya lalu tersenyum tipis. "Gue bisa bawa lo ke sana juga."

Narra tersenyum simpul, tetapi saat bibirnya ingin menjawab, rintikan hujan turun semakin deras seiring berjalannya waktu. Mengejutkan Narra dan Alzen yang merasakan setetes demi setetes air yang perlahan membasahi pakaian mereka.

Alzen bergegas untuk mengambil motornya, tapi satu hal membuatnya cemas. Dia kembali menghampiri Narra sambil melepas jaket yang kemudian menyelimuti pundak sang kekasih.

Nuragaku ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang