° 6.|Bruises °

116 53 85
                                    

Narra melangkahkan kakinya menuju kelas, akan tetapi dirinya sedikit dikejutkan saat seorang siswa laki-laki tiba-tiba saja melesat mendahuluinya dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Narra melangkahkan kakinya menuju kelas, akan tetapi dirinya sedikit dikejutkan saat seorang siswa laki-laki tiba-tiba saja melesat mendahuluinya dari belakang. Siswa tersebut membuka pintu yang ternyata menyimpan sebuah jebakan ember berisi air yang dalam waktu singkat mengguyur murid tersebut. Narra reflek menghindari cipratan air tersebut, melihat kondisi siswa yang terpatung basah kuyup dengan kepala yang tertutup ember.

Suara tawa terdengar memenuhi ruang kelas, Narra mencoba mengabaikan kondisi siswa tersebut karena ia lebih memikirkan kondisinya sendiri. Gadis itu melangkah masuk dan duduk di bangkunya sendiri, matanya berkali-kali melihat korban yang hanya bisa terdiam pasrah tanpa bisa melakukan hal lebih.

Alzen duduk dengan kedua kaki diangkat keatas meja, seketika menatap Narra dari belakang sembari menyunggingkan senyum seringainya yang sedang menjepit permen lollipop. Ia menghela nafas jengah dan beranjak dari tempat duduk, lalu melangkah mendekati sebelum menendang bangku milik siswa yang duduk tepat di belakang Narra.

Alzen memegang tongkat berongga pada permennya. "Minggir!" Perintah Alzen dituruti oleh siswa yang langsung menyingkir dan mencari tempat duduk lain yang lebih aman.

Alzen duduk di tempat yang sudah ditinggalkan pemiliknya, ia kini berada tepat di belakang Narra. Gadis itu sempat mendengar suara Alzen namun ia hiraukan seraya mengambil buku dan pulpen dari bawah meja untuk membaca beberapa pelajaran yang sebelumnya belum ia mengerti.

Alzen duduk dengan arogan, ia menyilangkan kakinya dengan paha yang saling bertumpu serta punggung yang tersandar sembari menikmati rasa manis dari permen yang sedang ia emut. Matanya melihat kotak pensil milik siswi di sampingnya, membuat tangan Alzen gatal dan langsung mengambilnya tanpa mengatakan sepatah katapun.

Siswi itu hanya menatapnya sekilas sebelum kembali menulis dengan tangan yang sedikit gemetar. Alzen mengambil spidol hitam dari kotak pensil tersebut, ia memikirkan sesuatu yang menyenangkan saat melihat punggung Narra.

Alzen melempar kotak pensil ke sembarang arah karena tidak membutuhkannya lagi, tangannya hanya memegang spidol hitam yang bagian tutupnya ia buka. Sementara itu, Arkan yang duduk di meja dekat jendela hanya menyimak dan tersenyum getir, melihat tingkah Alzen yang menarik perhatiannya.

Narra membuka buku dan hendak menulis, tapi alangkah terkejutnya ia saat merasakan sesuatu di bagian punggungnya. Narra terdiam, ia menggenggam pulpen dengan kuat saat Alzen mencondongkan tubuh dan melukiskan coretan di baju seragam Narra sambil tersenyum lebar. Disana tertulis 'cewek jalang' yang dibaca oleh sebagian besar siswa yang kemudian tertawa untuk merespon ulah Alzen.

Alzen menyeringai, sementara Arkan tertawa getir dan memalingkan pandangannya ke arah jendela karena terdapat guru favoritnya yang tengah berbincang dengan guru lain di halaman sekolah. Rexan yang sedari tadi duduk di depan Narra langsung mendelik sinis ke arah gadis yang menunduk dengan cengkraman tangan yang hampir mematahkan pulpen. Narra geram, ia kesal diliputi emosi yang sulit untuk ditahan.

Nuragaku ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang