Gak ada untungnya adorasi dalam hubungan toxic.
_Alzen_
Sang surya hadir menyambut pagi cerah untuk para siswa yang berlalu lalang di koridor sekolah. Dibalik itu semua, ada Narra yang malah menidurkan kepalanya di atas meja, menjadikan lengan kanannya sebagai bantal saat matanya terpejam. Suara ramai dan riuh para siswa dari luar, maupun dari dalam kelas tidak membangunkan nya sedikitpun.
Alzen berjalan di koridor karena baru saja datang ke sekolah tepat di waktu istirahat pertama, dia memutar bola di ujung telunjuk seraya berjalan menuju kelas. Matanya sekilas melihat Rexan dan Raina yang sedang berbincang serius di ujung koridor.
Karena tidak ingin ikut campur dan tidak peduli mengenai masalah tersebut, Alzen hanya mengedikan bahu dan masuk, hingga netranya menemukan sang kekasih yang terlelap.
Pria itu tersenyum tipis, melempar bola basket ke sembarang arah lalu menarik kursi Rexan sebelum duduk di sana. Alzen mengamati wajah perempuan itu begitu lekat, bersamaan dengan irama jantung yang berdebar kencang. Kepalanya perlahan terbaring di meja Narra, membuat wajah mereka berpapasan sangat dekat. Ia menggunakan lekukan tangan sebagai bantal meski matanya tidak dapat sedikitpun beralih dari pesona yang terpancar dari wajah pacarnya.
Alzen tersenyum dengan pipi yang merona. Namun, suara bising kelas membuat suasana tentramnya terganggu. Dengan cepat Alzen duduk tegak seraya berdecih.
"Lo semua banyak bacot! Berisik banget, anying!" Bentak Alzen, spontan mengheningkan suasana kelas dalam sekejap.
Walaupun dirinya tidak bisa membuat orang-orang yang berada di koridor untuk ikut bungkam, akan tetapi ini lebih baik dari sebelumnya. Semua mata siswa di kelas memperhatikan Narra dan Alzen cukup lama.
Alzen berusaha sabar, dia menopang kepala di atas meja sambil menatap teduh Narra. Jarinya iseng menyentuh bibir lembut sang gadis, menciptakan hasrat dan gairah yang langsung ia tahan. Raut wajah Alzen tidak bisa menyembunyikan rasa itu sepenuhnya. Ingin sekali menikmati bibir itu, tapi mungkin akan membuat Narra marah besar padanya.
Tangan Alzen terus memainkan bibir Narra, sambil membayangkan jika gairahnya terkabulkan.
"Jangan mesum ..." gumam Narra perlahan membuka mata sehingga mengejutkan Alzen.
Alzen terkekeh pelan. "Sebenarnya lo beneran tidur atau cuma pura-pura, sih?"
Narra duduk seraya menatap Alzen dengan mata yang sayu. Suara ricuh kelas berangsur kembali karena tidak ada alasan bagi siswa untuk terus diam.
"Ada apa?" tanya Narra mengernyit.
Alzen tersenyum sambil mencondongkan wajahnya bagaikan anak kecil yang menggemaskan. Kelas ini memang ramai, tapi sayangnya tidak terlalu seru karena Arkan masih harus dirawat sementara Rexan disibukkan oleh suatu urusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nuragaku ( On Going )
Fiksi RemajaBagaimana jika kita dipertemukan hanya untuk menambah luka baru? Alzen yang sempat mengalami perundungan kini beralih menjadi pelaku akibat emosional yang sudah sulit untuk dikendalikan. Tetapi, sekolah seakan mewajari sikap dan perilaku buruk anak...