° 13.|Visit Places °

47 20 0
                                    

Alzen mengenakan kaos hitam polos, ia berdiri didepan kulkas setelah mengambil kue dari dalam sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alzen mengenakan kaos hitam polos, ia berdiri didepan kulkas setelah mengambil kue dari dalam sana. Ia mencicipi beberapa gigitan yang terasa renyah diluar namun lembut dibagian dalam, bahkan ada coklat yang meleleh saat ia menggigit bagian tengahnya. Alzen begitu menikmati makanan tersebut, ia tidak mempedulikan betapa berantakan kamarnya. Buku pelajaran, tas dan pakaian lainnya berserakan dimana-mana bak tempat yang tidak berpenghuni.

Ia baru teringat akan sesuatu dan langsung bergegas mengambil ponsel yang diletakkan diatas meja makan. Ia penasaran dimana Narra tinggal sehingga ingin melacak keberadaannya sekarang. Tapi alangkah terkejutnya ia saat matanya terbelalak bersamaan dengan suara ketukan pintu yang terdengar, membuatnya menoleh pada daun pintu lalu menelan kue yang sempat ia kunyah beberapa saat yang lalu.

Narra berdiri didepan kamar Alzen, ia berkali-kali mengetuk pintu sembari menunggu respon dari sang pemilik kamar. Tidak lama dari itu, pintu terbuka sehingga menampakkan sosok Alzen yang menatapnya kaget.

"Lo ngapain kesini?" Tanya Alzen heran.

Narra menunjukkan switer yang ia pegang. "Aku mau kembalikan sweater punya kamu,"

Alzen merotasi kan matanya seakan malas untuk mengulang kata. "Gue udah bilang berapa kali, Lo bisa buang ini kalau Lo emang udah gak butuh."

Mata Narra malah tertuju pada ujung bibir Alzen yang masih meninggalkan noda coklat. "Aku ganggu kamu makan, ya?"

Alzen berdeham, ia memperhatikan sekitar sebelum menarik tangan Narra untuk masuk dan langsung mengunci pintu dari dalam. Narra terpatung kaku karena terkejut.

Ia bukan hanya terkejut karena Alzen yang menariknya masuk secara tiba-tiba, tetapi juga karena pemandangan kamar yang begitu berantakan.

"Kapan terakhir kali kamu beres-beres?" Tanya Narra yang perlahan melangkah untuk lebih memasuki ruangan itu.

Alzen berpikir sejenak. "Gak tahu, gue udah lupa," ia mengedikan bahu lalu melirik kearah kulkas. "Lo mau makan sesuatu? Gue baru aja dikasih kue sama tetangga."

Narra berdecak kesal sembari memegang keningnya. "Gak bakal ada orang yang mau tinggal ditempat kotor kayak gini."

Gadis itu melangkah, memunguti buku buku pelajaran yang berserakan lalu merapikannya disamping tempat tidur. Alzen terdiam menatapnya, pria itu tidak tahu jika Narra begitu peduli soal kebersihan.

"Beresin dulu, baru nanti bisa santai," ucap Narra yang dengan cepat mengambil pakaian-pakaian dan meletakkannya dikasur untuk nantinya dilipat rapi.

"Gu - gue bakal cuci piring aja," Alzen menghampiri wastafel yang terdapat banyak piring dan gelas kotor. Ia ragu untuk menyentuh benda yang menjijikan, matanya berkali-kali melihat Narra karena ragu, akan tetapi dirinya juga harus melakukan sesuatu karena tidak ingin melihat Narra mengeluh padanya.

'Ini kayak bukan gue,' batin Alzen mendengus dan menoleh pada Narra. "Lo aja deh yang beresin semuanya!"

Narra tiba-tiba tersandung oleh tas yang tergeletak dilantai, membuatnya menggerutu lalu berteriak keras. "Sialan!"

Nuragaku ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang