° 21.|For You °

42 14 0
                                    

Alzen membuka pintu apartemennya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alzen membuka pintu apartemennya. "Silahkan masuk," ucap Alzen yang mendahulukan Narra untuk masuk ke kamar sebelum pemiliknya. "Nenek Lo gak masalah kalau Lo main ke sini?"

"Enggak, dirumah udah ada yang nemenin jadi gak bakal ada masalah," jawab Narra meletakkan tasnya disofa depan tv.

"Lo mau mandi dulu, gak? Nanti udah nya pakai baju gue," tawar Alzen membuka kancing seragam seraya mencari baju di lemari lalu pergi menuju toilet.

"Oke," Narra menyetujuinya, ia mampir ke apartemen Alzen untuk mendekatkan diri agar terbiasa jikalau Joshua melihat mereka bersama.

Narra masih sedikit trauma memiliki pacar, tapi melihat sikap Alzen yang tidak seburuk Joshua membuat hati Narra perlahan terbuka kembali. Narra menidurkan tubuhnya disofa, menunggu giliran untuk mandi di tempat sang pria tinggal.

Beberapa waktu kemudian, Alzen sedang memasak telur di teflon yang tidak terlalu besar. Seorang gadis baru keluar dari kamar mandi sambil mengelap wajah dengan handuk yang telah Alzen sediakan sebelumnya, ia mengenakan kaos belang hitam putih dengan lengan panjang yang terlihat terlalu longgar bahkan sampai menutupi paha dan lututnya.

"Ini gak kebesaran?" Narra merasa tidak percaya diri.

Alzen yang melihat itu malah tertawa. "Orang di gue juga kebesaran kok," ia tertawa tapi kemudian menatap hangat dengan senyuman untuk sang pacar. "Tapi ini lebih baik karena Lo gak bawa celana ganti, Lo mau pake celana gue? Nanti kalau melorot gimana? Itu cukup buat Lo, lagipula Lo juga keliatan imut pas pakai baju kebesaran."

"Apa? Imut? Maksudnya apa?" Protes Narra tidak terima.

Gadis itu melempar handuk ke sofa sambil menghampiri Alzen. "Emangnya kamu bisa masak?"

"Lo gak percaya sama gue?" Alzen membalikkan telurnya dengan mudah.

"Enggak," celetuk Narra dengan pandangan yang menyapu sekitar mencari sesuatu lalu membuka kulkas dan mengambil botol besar minuman jeruk untuk diletakkan dimeja makan, ia juga mengambil dua buah gelas bersih dan merapikan meja agar terlihat rapih saat mereka makan nanti.

Alzen memperhatikan telur yang tengah ia masak. "Maaf ya, gue cuma bisa ngasih makan telur doang, gue gak punya banyak sediaan makanan karena gak kerja. Gue  ... Terlalu bergantung ke Rexan."

Narra yang mendengar itu sejenak merasa iba namun kemudian tersenyum tipis dan mengambil alih masakan Alzen, membuat sang pria menatapnya bingung.

"Kamu pikir aku gak suka makan telur? Telur dadar itu makanan favorit ku, tahu."

Narra hendak membalikkan telurnya namun kesulitan sehingga bentuk telur menjadi hancur karenanya. Melihat Narra yang kesulitan memasak, membuat Alzen terkekeh dan kembali mengambil masakannya.

"Lo cewek tapi kok gak bisa masak?" ledek Alzen yang dibalas wajah datar Narra.

"Gue bisa masak! Cuma agak susah buat masakannya aja," dalih Narra memalingkan wajah karena malu.

Nuragaku ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang