° 16.|Cheater °

43 17 0
                                    

Lampu jalan menyala, menerangi langkah seorang pria yang menendang kaleng bekas hingga mengeluarkan suara dalam sunyi nya malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lampu jalan menyala, menerangi langkah seorang pria yang menendang kaleng bekas hingga mengeluarkan suara dalam sunyi nya malam. Arkan terus menggerutu, ia masih tidak habis pikir pada kawannya yang mendadak bertindak bodoh dihadapan perempuan.

"Dasar sialan, emang apa hebatnya sih, si cewek cupu itu?" Kesalnya yang menendang kaleng bekas dengan sangat kuat sampai terlempar jauh ke tengah jalan.

Dua orang pria bertubuh jangkung nan besar menghampiri dan mengajaknya berbasa-basi, salah satunya merangkul pundak Arkan dan menagih uang dengan begitu ramah.

"Kalian malak gue?" Arkan mendorong pria itu.

"Cuma minta duit doang masa gak mau ngasih? Atau ... Lo mau pakai cara kekerasan?" Ancam pemalak berkepala botak.

"Cih, kalau gue gak mau, gimana?" Arkan seakan menantang.

Membuat kedua pria besar itu kesal dan langsung menyeret kerah baju Arkan menuju gang sempit yang cukup sepi. Saat berada disana, Arkan tiba-tiba memukul wajah serta perut kedua pemalak. Ia tertawa getir seraya mencengkram rambutnya dengan arogan.

"Dasar pecundang!"

Bug.

Pipi Arkan tiba-tiba menerima pukulan keras dari pemalak botak, rahangnya dicengkeram kuat dan dipaksa berhadapan dengan wajah sang pemalak. Tetapi Arkan malah tersenyum getir lalu meludahi wajah sang pemalak, membuat pemalak itu semakin kesal dan membanting wajah Arkan hingga hampir tersungkur.

Di sisi lain, Narra yang mengenakan kaos lengan pendek berwarna biru light cyan yang bagian perutnya diikat bak pita serta celana jeans pendek berwarna hitam seolah memancarkan aura kecantikan saat rambutnya mulai terlihat sedikit lebih panjang dari sebelumnya. Helai rambutnya sudah menyentuh bahu karena dirinya yang rutin mengenakan shampo yang Alzen berikan.

Gadis itu melangkah sembari fokus memainkan ponsel sementara sebelah tangannya memeluk plastik yang membungkus pakaian loundry. Suara aneh terdengar ditelinga yang mengganjalkan hati. Narra menoleh ke arah suara itu berasal, matanya membulat saat melihat seorang pria yang dihajar oleh dua pemalak berpakaian bak preman.

Narra yang panik langsung memutar kepala dan berteriak. "Tolong! Bapak-bapak tolong!" Teriak Narra menarik perhatian beberapa orang yang berada disekitar sana.

Dua pemalak yang mendengar itu mendadak panik dan bergegas kabur meski langsung dikejar oleh beberapa warga yang membantu sang gadis.

Tubuh Arkan tersungkur, bibir bagian bawahnya berdarah disertai nafas yang terengah-engah. Narra menghampiri Arkan untuk melihat kondisi dari korban pemalak, tapi ia terkejut dan malah menjauh saat menyadari jika itu adalah sosok pembully yang telah memotong rambut Narra hingga pendek.

Arkan melihat Narra, ia terlalu gengsi untuk mengatakan kata terima kasih. Dirinya beranjak dan berjalan lunglai seraya menyeka darah di bibir bawahnya yang tidak henti keluar. Meski ragu, Narra tetap berbaik hati menolong dan memapah Arkan lalu membantunya duduk diteras mini market.

Nuragaku ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang