° 29.|Work In Your Cafe °

34 11 0
                                    

Waktu pulang telah tiba, suara riuh siswa di koridor sekolah terdengar bising dengan langkah kaki dan perbincangan yang random

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu pulang telah tiba, suara riuh siswa di koridor sekolah terdengar bising dengan langkah kaki dan perbincangan yang random. Wajah Rexan terlihat datar akibat menahan kesal, ia berjalan diantara kedua sahabatnya yang saling memalingkan pandangan.

"Gue nyesel punya temen kayak lo," gumam Arkan.

"Sama," jawab Alzen singkat.

"Kulit gue jadi gatel kalau deket sama lo," ucapnya sambil menggaruk rambut yang tidak gatal.

Alzen memutar mata jengah. "Sama,"

"Pokoknya lo ... temen paling brengsek!" Arkan mendelik sinis pada sahabatnya.

"Paling kampret!" Sahut Alzen membalas tatapan itu lebih tajam.

"Paling gak guna!"

"Paling bego!"

"Paling sialan!"

"Paling beban!"

Arkan dan Alzen saling menyahut dalam berbagai umpatan. Membuat suasana hati Rexan semakin memburuk, tangannya mengepal kuat dan langsung mendelik tajam pada Arkan sebelum kemudian menghela nafas berat, dia menoleh pada Narra dan Bu Miya yang sedang berbincang di hadapannya.

Mata Rexan terus tertuju pada kedua wanita itu dalam waktu yang cukup lama, menimbulkan pertanyaan di benak kedua sahabatnya yang perlahan mengalihkan pandangan ke arah yang dituju oleh mata Rexan. Bibir Rexan perlahan mengukir bulan sabit, membuat Arkan dan Alzen panik bukan kepalang.

Saat Rexan melangkah mendekati Narra, tangan Arkan dengan cepat melingkar di leher Rexan seraya memutar tubuh sehingga membelakangi arah yang ingin Rexan tuju, bertepatan dengan Alzen yang melesat ke hadapan Narra sekaligus menyapa Narra dan Bu Miya.

"Halo~" Alzen melambaikan tangannya sambil tersenyum manis. Dirinya menoleh pada Bu Miya lalu kembali menatap Narra karena penasaran. "Kalian lagi ngomongin apa?"

"Enggak ada," ucap Narra risih.

Bu Miya mengusap lembut bahu Narra. "Kalau begitu ibu duluan, ya. Ibu lagi ada perlu sama guru BK," ia pamit, sebelum melangkah pergi meninggalkan Narra dan Alzen yang sesaat memandangi punggung gurunya, netra Alzen kemudian beralih pada Narra yang memalingkan wajah.

"Hari ini lo ada waktu gak?" Tanya Alzen memiringkan kepala sebagai dalih untuk mengintip wajah sang gadis.

"Aku sibuk, hari ini ada tempat yang harus aku datangi," jawab Narra sedikit menoleh pada Arkan yang masih terus merangkul pundak Rexan agar tidak menghadap Narra.

Nuragaku ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang