FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!
{HAPPY READING!}
.
.
"Mon, gue nervouse," ungkap Disyaa saat dirinya sudah ada tepat di depan gerbang SMA Tunas Bangsa.
Monica, lawan bicara Disyaa sebagai sahabatnya, juga sebagai kakak kelas dengan usia satu tahun lebih tua darinya, terkekeh melirik gadis itu.
"Masuk sekolah doang, Syaa. Lebay amat lo!" cibir Monica.
Keduanya berjalan memasuki gerbang SMA Tunas Bangsa. SMA yang cukup unik, karena hanya ada satu kelas pada setiap tingkatan, dan tidak ada jurusan khusus antara setiap pelajarannya. Di sini, semuanya dipelajari, tanpa terkecuali. Tidak memilah-milah kejuruan, juga tidak ada istilah Mipa, Bahasa, maupun IPS.
Semua dipukul rata, dengan waktu pembelajaran yang fleksible, mulai dari jam tujuh pagi sampai jam satu siang.
Sekolah ini juga terkenal dengan kesederhanaannya. Dengan bangunan yang tak mewah, fasilitas yang seadanya, juga murid-murid yang bahkan jauh dari kata cukup melihat kuantitasnya.
Tunas Bangsa, atau yang sering dikenal dengan SMA TB, bukanlah sekolah favorit. Melainkan, sekolah ini berdiri di bawah naungan salah satu Yayasan yang memang diperkhususkan pada murid-murid yang kurang beruntung dalam perekonomiannya. Oleh karena itu, tak banyak yang bersekolah di sini, kecuali atas dasar keterpaksaan karena keadaan.
"Siapa itu, Mon?" Pertanyaan itu terdengar dari seorang laki-laki yang tiba-tiba menghampiri Monica dan Disyaa, saat keduanya sedang asik mengamati setiap sudut di sekolah ini.
Monica berbalik, menatap pada laki-laki di depannya. "Temen gue, Disyaa namanya."
Laki-laki itu mengangguk. Ia lalu mengulurkan tangan pada Disyaa, membuat Disyaa menatap uluran itu seperkian detik.
"Gue Raka, Raka Dargana. Panggil apa aja sesuka lo," ujar Raka memperkenalkan diri.
Disyaa membalas uluran tangan itu, meski cukup ragu sebelumnya.
"Disyaa," balas Disyaa singkat, menyebut namanya.
"Disya aja?" tanya Raka.
"Disyaa, A nya dua. Disyaa Nazaleazura." Disyaa memperjelas.
Kedua alis Raka bertaut sempurna. "Apa bedanya?"
Disyaa menggeleng pelan. "Gak ada, tapi di akta kelahiran tertulisnya gitu."
Raka terkekeh dengan ucapan gadis yang baru ia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Selesai.
Teen Fiction[Completed] FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ............ Jatuh cinta itu tidak salah, hanya jatuh kepada siapa cintanya, itu yang kadang jadi masalah. "Ketika mencintaimu adalah suatu kesalahan besar yang selalu aku benarkan." Perihal cinta yang...