FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!
HAPPY READING!
RUANG OSIS. Ruang yang mungkin dikenal dengan ruangan para anak-anak ambis. Namun, tidak sedemikian bagi sekolah SMA TB. Ruang Osis tidak terlalu diperuntukkan untuk anggota Osis saja. Ruangan ini memiliki sifat umum, yang mana semua murid juga dibiarkan masuk. Entahlah, ketegasan dalam menyikapi segala hal se-sederhana itu, tidak terlalu dipikirkan di sekolah ini.
Dengan nuansa yang biasa saja, dalam satu ruang itu sudah berkumpul beberapa anggota Osis yang bahkan wajah-wajahnya tidak asing lagi di mata Disyaa. Maklum, SMA TB hanyalah sekolah yang mempunyai satu kelas pada setiap tingkatan, yang artinya, dalam satu lingkup sekolah itu, bahkan hampir dikenali wajah-wajahnya.
Bangunan sekolah ini tidak terlalu kecil juga, ada lantai dua yang kini dibiarkan kosong sebagai rooftop sekolah, tempat anak-anak nakal nongkrong, atau bahkan kabur melalui sudut tempat itu yang menghubungkan pada jalan belakang sekolah.
"Ada apa, Kak?" tanya Disyaa. Saat dirinya kini sudah masuk ke ruangan Osis.
Disyaa mengambil duduk, netranya berbinar tatkala menemukan objek yang ia kenali. Monic dan Alena.
"Disyaa!" Monic berseru. Gadis itu melambaikan tangan pada Disyaa agar duduk di dekatnya.
Disyaa mengangguk dengan senyum tipis, dengan langkah pelan, ia berjalan menuju bangku Monica dan Alena di posisi paling belakang. Gadis itu mengambil duduk di samping Alena, membiarkan deretan bangku menjadi tiga orang dalam satu meja.
"Thanks udah mau dateng, Syaa," ucap Daniel.
Daniel beralih pada alat tulis yang sedari tadi ada di tangannya, sebuah spidol yan kini mulai ia daratkan pada papan tulis untuk menuliskan nama-nama kepanitiaan yang memang sudah ia susun berdasarkan kesepakatan.
"Lo Osis juga, Mon?" Disyaa bertanya pada Monica.
"Enggak lah! Ngapain?" Monic terkekeh.
Netra Disyaa beralih pada Alena. "Lo sih, Kak?"
"Enggak," balas Alena simpul.
"Terus kenapa kalian bisa ada di sini?" tanya Disyaa lagi.
"Ya karena minim orang buat jadi panitia, lo tau, kan? TB gak seramai sekolah pada umumnya. Kalau kita gak ikut andil, siapa lagi coba?" jelas Monic.
Disyaa mengangguk mengerti, paham betul pada apa yang dijelaskan Monica, dan memang sesuai keadaan yang ada.
"Syaa, lo bagian MC ya nanti, bisa?" tanya Daniel saat selesai menuliskan susunan kepanitiaan di papan tulis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Selesai.
Teen Fiction[Completed] FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ............ Jatuh cinta itu tidak salah, hanya jatuh kepada siapa cintanya, itu yang kadang jadi masalah. "Ketika mencintaimu adalah suatu kesalahan besar yang selalu aku benarkan." Perihal cinta yang...