Hai, Selesai. [44]

397 41 6
                                    

FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

HAPPY READING!

TIGA BULAN KEMUDIAN, USAI PINDAHNYA DISYAA KE BANDUNG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TIGA BULAN KEMUDIAN, USAI PINDAHNYA DISYAA KE BANDUNG.

.......................

Pada salah satu sekolah terbaik menengah atas yang terletak di Bandung kota, yaitu SMA Xaverius, atau kerap disingkat SMAVER. Sekolah dengan akreditasi terbaik yang selalu melahirkan siswa-siswi cerdas penuh kompeten selama ini, dan tak disangka, Disyaa menjadi salah satu murid SMAVER di dalamnya.

Disyaa kini duduk di kelas sepuluh IPA 5, gadis itu seperti memulai pembelajaran dari awal sejak pindah ke sini, karena sekolah lamanya yang memang tidak memilah kejurusan apapun.

Disyaa meninggalkan SMA TB tanpa menunggu ujian kenaikan kelas selesai, ia memilih pergi lebih dulu, dengan informasi yang hanya ia sampaikan pada bagian tugasnya di sekolah. Meminta agar pihak sekolah juga ikut merahasiakan kepindahannya dari seluruh murid yang ada di SMA TB. Hal ini Disyaa lakukan, karena memang benar-benar ingin menghilangkan jejak mereka pada ingatan tentangnya, meski tidak begitu penting, tapi, Disyaa yakin, beberapa orang mungkin akan mencarinya selama ini.

*****

Disyaa bersiap memulai pelajaran, mengeluarkan buku paket dengan nuansa merah putih pada sampul depannya, pelajaran yang berhasil memikat Disyaa, hingga gadis itu mengklaim sebagai mata pelajaran kesukaannya. Bahasa dan Sastra Indonesia.

"Sumringah banget neng tiap pelajaran Pak Ahmad," sindir Liya, yang duduk di sebelah Disyaa.

Disyaa mendengus, menatap malas pada gadis itu. "Ini namanya semangat belajar tau!"

Liya Clarissa Nugraha, gadis dengan ciri khas rambut yang sering terurai, juga memiliki lesung pipit pada kedua pipinya itu tertawa kecil. Sangat amat menyenangkan baginya, menggoda Disyaa yang sejak tiga bulan lalu berhasil menjadi teman dekatnya. Pertemuan mereka yang bahkan baru, tapi, malah menjadikan keduanya sangat akrab sekarang, seperti memang sudah pernah saling mengenal, padahal belum sama sekali.

"Aku mikir kamu suka sama Pak Ahmad," canda Liya.

Disyaa benar-benar malas, pasalnya sejak dia dekat dengan Liya, gadis itu selalu berhasil menodongkan perkataan yang membuatnya kesal. Contohnya, mengejek dia dengan Pak Ahmad, hanya karena Disyaa selalu semangat di pembelajaran guru itu.

"Ngomong sekali lagi gue tampar lo, Liya," ancam Disyaa.

"Yeh, apa nih? Jakartanya masih kebawa," sahut Elandra, seorang gadis yang duduk di sebelah kanan Disyaa, yang hanya tersekat oleh jarak saja antara mereka.

Disyaa yang menyadari itu dibuat tertawa, sedikit lupa kalau dirinya sudah tidak lagi berada pada wilayah ibu kota itu.

"Maaf, maaf, kelepasan," kekeh Disyaa.

Hai, Selesai.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang