Hai, Selesai. [07]

534 42 3
                                    

FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

{ HAPPY READING }
.
.

"Syaa, maaf ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Syaa, maaf ya?"

Saat bel istirahat telah berbunyi, Raka tak langsung pergi ke WBI. Cowok itu kini berdiri di depan Disyaa yang seperti biasa sedang sibuk merangkai puisi pada buku catatan kecil miliknya.

"Syaa? Lo denger gue, kan?" Raka kembali bersuara, sebab sedari tadi Disyaa hanya diam tanpa menoleh ke arahnya.

"Syaa?" panggil Raka lagi.

Kali ini, Disyaa menaikkan pandangannya, gadis itu menatap Raka cukup lama, sebelum netranya kembali ia fokuskan pada kegiatannya.

"Gak ada yang perlu dimaafin, Ka, gak ada yang salah kok," ucap Disyaa tanpa menatap lawan bicaranya.

"Enggak, gue tau lo marah. Maafin gue ya, Syaa?" pinta Raka.

Disyaa terkekeh di tempatnya, kekehan yang seperti menyembunyikan banyak arti.

"Ngapain gue marah sama suatu fakta? Gak jelas banget, Ka," imbuhnya.

Raka meyakini tawa itu palsu. Ia memilih duduk di samping Disyaa, dengan sorot mata yang fokus ke arah gadis itu, meski Disyaa enggan menatapnya sedari tadi.

"Lo gak jelek, Syaa, berhenti berasumsi yang enggak-enggak ya?" ucap Raka dengan lembut.

Disyaa masih diam. Bahkan gadis itu tak menoleh sedikitpun saat Raka sedang berbicara dengannya.

"Setiap orang punya porsi cantiknya masing-masing, Syaa. Dan bagi gue, lo udah cukup baik dengan porsi yang lo punya. Berhenti buat enggak percaya diri, ya? Karena cantik gak jadi acuan buat kebahagiaan sesungguhnya," papar Raka.

Kali ini, Disyaa melirik ke arahnya, membuat Raka tersenyum lega.

"Iya, tapi dengan cantik udah pasti bahagia, kan, Ka?" telak Disyaa.

Lagi-lagi Raka terdiam dengan ucapan Disyaa. Cowok itu benar-benar tak mengerti bagaimana lagi meyakinkan Disyaa bahwa cantik itu bukan segalanya.

Padahal, Disyaa sangat memahami maksud dari ucapan Raka. Namun, sialnya kehidupan di atas bumi tidak berjalan semanis kata-kata yang terlontar. Menurut Disyaa, cantik itu lebih dari hidup sempurna.

Semuanya butuh cantik, persetan dengan omong kosong bahwa cantik bukan segalanya, faktanya dunia seperti lebih berpihak pada yang cantik, dan yang hanya baik, bukankah posisinya akan kalah dengan pahatan fisik yang sempurna?

Hai, Selesai.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang