Hai, Selesai. [50]

360 35 1
                                    

FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

HAPPY READING!

..........................................

Pertahanan itu runtuh, hanya karena satu notifikasi pesan berisikan "Apa kabar?"

Pertahanan itu runtuh, hanya karena satu notifikasi pesan berisikan "Apa kabar?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bandung, 2019.

Dua laki-laki tengah duduk santai sambil memfokuskan pandangannya pada layar televisi yang menampilkan acara pertandingan bola di sana. Dion dan Arlan, mereka terlihat rusuh, sesekali berteriak heboh saat tim sepak bola yang mereka dukung berhasil atau justru gagal memasukkan bola ke dalam gawangnya.

Atensi yang terfokus pada layar televisi, membuat sang gadis dengan rambutnya yang terkuncir satu itu berdecak kesal. Mengambil duduk di atas sofa sambil membawa bantal kaki yang kerap ia peluk saat tidur.

"Kalah saing sama bola," celetuk Disyaa.

Perkataannya didengar oleh Arlan, cowok itu terkekeh, melirik pada Disyaa sejenak.

"Kenapa, Syaa? Sebentar ya, nanggung," ujar Arlan.

Bola mata gadis itu berputar malas, selanjutnya memilih merebahkan diri di atas sofa dan memainkan ponselnya.

Disyaa membuka aplikasi Instagramnya, sebelum kemudian dikejutkan, oleh satu notifikasi pesan yang masuk melalui akun penulis dengan nama pena miliknya. Satu username yang tampaknya tak asing.

Buru-buru Disyaa membuka akun itu, melihat siapa orang yang ada di balik nama yang tertera. Takut nanti hanya nama yang sama saja, tapi, pada akhirnya jantung Disyaa dibuat berdebar saat mengetahui pemilik akun tersebut adalah benar-benar seorang Arul Genta Permana yang ia kenal.

Dengan sekali gerakan, Disyaa sontak mendudukkan ulang dirinya di atas sofa. Tangannya menangkup pipi dengan bola mata yang membulat sempurna dan raut wajahnya yang tampak tercengang.

"I-ini beneran?!" Disyaa berseru, membuat Arlan yang mendengarnya melirik.

"Kenapa? Apanya yang beneran? Perasaan aku ke kamu? Itu beneran banget, Syaa, enggak usah diragukan lagi," goda Arlan sambil melempar tawa kecilnya.

Di sampingnya, Dion melirik pada sumber suara yang terdengar cukup mengganggu indera pendengarannya. Cowok itu menyikut singkat Arlan sambil mendengkus sebal.

"Alay lo!" cibir Dion dengan raut wajah datarnya.

Arlan justru dibuat semakin tertawa, tingkah Dion yang seolah tak terima Disyaa digoda itu, membuatnya sangat senang karena merasa berhasil membuatnya kesal.

"Apa sih, Bang, iri aja," balas Arlan.

Dion dan Arlan kemudian menyelesaikan kegiatan menontonnya itu, lalu memilih mengambil duduk di sofa bersama Disyaa yang masih sibuk dengan ponselnya.

Hai, Selesai.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang