Hai, Selesai. [42]

353 33 2
                                    

FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

HAPPY READING!

...................................................

Jatuh cinta sama kamu, adalah suatu kesalahan besar yang selalu aku benarkan.

Pintu ruangan kembali terbuka, tapi, Sang empu yang di dalamnya tidak menyadari karena kini sedang sibuk dengan lamunannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pintu ruangan kembali terbuka, tapi, Sang empu yang di dalamnya tidak menyadari karena kini sedang sibuk dengan lamunannya. Usai Raka memilih pulang, Disyaa dibuat semakin bosan, tak ada yang bisa ia ajak bicara, dirinya hanya sibuk memainkan ponsel dengan mengetik puisi yang sudah menjadi hobinya.

Selalu saja seperti itu. Dunianya bahkan sudah dipenuhi banyak diksi dan kosa kata sejak ia memutuskan untuk menjadikan menulis sebagai hobi.

Seseorang berjalan masuk ke dalam ruang rawat inap Disyaa, langkahnya ia pelankan, karena takut mengganggu istirahat pasien di sana. Cowok itu dengan raut wajah tenangnya semakin mendekat ke arah Disyaa, tapi, ujung kaki yang beralaskan sepatu itu dirasa menendang sesuatu yang kini malah terinjak olehnya.

Ia menunduk, melihat pada sebuah kertas yang sudah diremas tak karuan, membentuk bulatan yang memang seperti sengaja dibuang. Cowok itu mengenali, warna dari lembar kertas tersebut, juga tulisan yang ada di dalamnya. Diraihnya kertas itu sebelum ia benar-benar melanjutkan langkah.

Kedua netranya semakin fokus, saat membuka ulang kertas yang sudah terbentuk tak beraturan, membaca pada isi surat di dalamnya, sebelum kemudian, hatinya tersentuh, melihat pada suratan itu yang bahkan justru dilempar asal oleh seseorang yang menerimanya.

Langkah cowok itu semakin maju, kini posisinya, tepat pada ujung brankar Disyaa.

"Lo sengaja buang ini?" tanya Arul. Iya, laki-laki dengan sekantong makanan yang dibawanya itu, kini menghampiri Disyaa.

Disyaa yang semula melamun, dibuat melirik pada sumber suara yang sejak tadi, ia memilih untuk pura-pura tidak tahu dengan kedatangan Arul.

Gadis itu mengangkat kedua bahunya acuh, enggan menjawab pertanyaan Arul yang sudah tidak penting lagi baginya saat ini.

Arul menghela napas, meski ingin bertanya kenapa, tapi, respons Disyaa yang seperti itu akhirnya membuat ia memilih untuk mengurungkan niatnya. Cowok itu menyimpan beberapa bawaannya pada nakas di samping brankar yang ditempati Disyaa.

"Lo gak angkat telepon gue dari tadi," kata Arul, sambil mengeluarkan beberapa makanan juga buah-buahan yang dibawanya.

"Gue cuma beli roti sama buah aja, gak tau lo mau apa soalnya," sambung Arul. Tangannya sibuk merapikan nakas itu.

Hai, Selesai.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang