FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!
HAPPY READING!
Cuaca yang cukup cerah, menjadikan mentari menerpa bebas kulit gadis yang hanya terbalut seragam abu-abunya.
Disyaa setia dengan posisi menghormat bendera sekitar tiga menit lalu. Terhitung dua menit lagi dirinya akan selesai dengan hukuman karena terlambat itu. Karena perdebatan singkat bersama keluarga kecilnya, menjadikan gadis itu terlambat masuk ke sekolah sekitar lima menit usai gerbang SMA TB ditutup.
Sepuluh detik akhir yang Disyaa hitung mundur dalam hati, akhirnya mengakhiri kegiatannya. Disyaa menyudahi posisi hormatnya, meluruskan tangan kanannya yang dirasa pegal karena terlalu lama tertekuk pada posisi yang ditentukan. Gadis itu kemudian menghapus peluh yang semakin membasahi keningnya.
Dirinya berpamitan pada guru BK sebelum akhirnya meninggalkan lapangan karena hukumannya sudah selesai.
Ia masuk ke dalam kelas, kelas yang tampak ramai karena lagi-lagi hari ini adalah hari bebas, di mana semua siswa sibuk untuk megadakan gladi mengenai acara perayaan kemerdekaan yang akan diadakan lusa.
Disyaa berjalan menuju tempat duduknya, pandangannya tak teralih, berpusat pada satu bangku yang kosong di tempat Arul. Sejak datang, gadis itu bahkan tak melihat keberadaan Arul, hanya tasnya saja yang ada di dalam kelas, pemiliknya entah kemana.
Disyaa mengambil duduk di tempatnya, pergerakannya tentu saja tak luput dari arah pandang Raka yang langsung mengambil duduk di sampingnya.
Mengingat kejadian kemarin yang menurut Raka banyak kejanggalan, cowok itu memilih menyelesaikan segala tanda tanya dalam pikirannya melalui sikap Disyaa yang tiba-tiba seakan acuh padanya di hari kemarin.
"Telat kenapa?" tanya Raka, memulai obrolan sebagai basa-basi.
Disyaa nenyimpan tasnya, gadis itu kemudian membenarkan posisi duduknya dan melirik selintas pada Raka.
"Kesiangan," alibi Disyaa.
Raka hanya mengangguk, seolah benar-benar dibuat percaya dengan alasan gadis itu yang sama sekali tak diketahui faktanya.
"Gimana keadaan lo?" tanya Raka. Ia tahu, kali terakhir bertemu Disyaa, adalah di rumah sakit di mana gadis itu tak sadarkan diri cukup lama.
"Baik," balas Disyaa simpul.
Tak banyak kata, gadis itu bahkan memilih banyak diam saat ini. Entah mengapa, tapi, Raka sangat merasakan perubahan sikap Disyaa yang menimbulkan banyak tanda tanya dibenaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Selesai.
Teen Fiction[Completed] FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ............ Jatuh cinta itu tidak salah, hanya jatuh kepada siapa cintanya, itu yang kadang jadi masalah. "Ketika mencintaimu adalah suatu kesalahan besar yang selalu aku benarkan." Perihal cinta yang...