FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!
HAPPY READING!
Senin keramat. Sebagian orang menganggap hari senin adalah hari yang penuh dengan rasa malas, terlebih pada mereka seorang pelajar yang harus kembali beraktifitas usai dua hari libur yang terlalu singkat menurutnya. Menyambut pagi dengan letih, lesu, juga sisa-sisa kantuk yang masih nampak pada setiap raut wajah murid-murid SMA TB saat ini.Jarum jam yang sinkron dengan suara bel masuk yang berbunyi, seketika menjadi acuan suatu perkumpulan seluruh murid SMA TB di lapangan untuk melakukan rutinitas di setiap senin, yakni upacara bendera.
Petugas-petugas upacara yang sudah tampak siap berdiri pada posisinya masing-masing, dengan topi hitam yang berlogokan burung garuda di sebelah kanannya, juga selendang dengan nama tugas masing-masing yang mereka pegang.
Sebagian anak osis yang menunggu di depan gerbang, menggiring anak-anak lain yang sudah setia dengan keterlambatan mereka. Contohnya, Rivai dan Rizki yang kini terbirit-birit menuju kelas sambil membenarkan dasinya.
Di lapangan yang sederhana, nuansa seragam putih abu-abu itu kini tersusun rapih. Menit berikutnya, upacara dimulai.
Satu persatu runtutan acara upacara tersebut, disebutkan oleh protokol upacara. Seusai pengibaran bendera, untuk kemudian mengheningkan cipta. Lalu, tiba pada saat amanat pembina upacara, yang mana posisi tegak itu seketika, dengan sigap, berubah menjadi posisi istirahat di tempat.
"Selamat pagi anak-anak semuanya." Suara pak Bambang sebagai guru bahasa indonesia di sekolah ini, terdengar penuh kewibawaan.
Sahutan seluruh murid juga serentak.
Pak Bambang mengucapkan pembukaan dengan ucapan rasa syukur untuk kemudian sampai pada inti pembahasan dari nasihat di pagi ini.
"Merdeka, merdeka, merdeka! Tak terasa waktu sudah membawa kita pada bulan kemerdekaan. Bulan yang memang patut kita syukuri kehadirannya. Yang mana kini kita dapat tertawa puas. Menggapai mimpi dengan bebas. Asal rajin dan tak malas. Melanjutkan kemerdekaan dengan tegas."
Pak Bambang menjelaskan dengan beberapa kata motivasi tentang kemerdekaan. Agustus yang penuh sejarah, semua warga indonesia bahkan tahu sangat mengenai hal ini. Di mana segala penderitaan atas penjajahan itu, berakhir, tepat di Agustus. Agustus dengan segala kisah kelam sebelum merdekanya, juga segala senyum kebahagiaan seusai proklamasi dikumandangkan. Agustus bersejarah, bahkan sangat.
Mentari yang mulai naik, bersamaan itu pula pak Bambang mengakhiri nasihatnya. Menutup nasihat itu dengan suatu simpulan untuk tidak pernah menyerah dalam segala cobaan, maupun masalah di kehidupan. Para pahlawan juga bisa mencapai merdeka, kita juga pasti bisa, kan?
Upacara terus berlangsung, sampai penghormatan terakhir untuk membubarkan barisan itu dilakukan.
Seluruh murid segera memasuki kelasnya, dengan keringat yang sudah luruh pada pelipis mereka masing-masing, padahal mentari pagi ini tak menyorot begitu jahat pada bumi. Namun, sebagian lainnya juga lebih memilih untuk pergi ke kantin, membeli air sekedar menyegarkan tenggorokan mereka yang rasanya sudah sangat kering di waktu sepagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Selesai.
Teen Fiction[Completed] FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ............ Jatuh cinta itu tidak salah, hanya jatuh kepada siapa cintanya, itu yang kadang jadi masalah. "Ketika mencintaimu adalah suatu kesalahan besar yang selalu aku benarkan." Perihal cinta yang...