FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!
HAPPY READING
"Tarik terus tarik!" teriak Rivai pada teman-temannya.
Usai pembahasan masa lalu di kelas tadi, kini seisi kelas sepuluh memilih keluar kelas, tepatnya di lapangan yang memang sedang ramai dengan anggota Osis dalam persiapan acara di hari kemerdekaan.
Kini, Rivai dan yang lainnya sibuk menyusun bendera-bendera merah putih yang berukuran kecil, pada benang wol untuk dijadikan dekorasi mengelilingi lapangan SMA TB.
Sepanjang benang wol yang dibentangkan dari ujung ke ujung oleh kelas sepuluh itu, lucunya Disyaa berada di tengah-tengah Arul dan Raka. Yang mana, pada setiap titik benang itu terdapat seseorang untuk mendorong bendera hingga sampai pada titik ujung dan seterusnya.
"Si Daniel mana nih?" Netra Rivai mengedar.
Dengan postur tubuhnya yang sudah cukup tinggi, cowok itu sempat saja menjingjitkan kakinya seolah terhalang sesuatu untuk menemukan objek yang ia cari.
"Minimal konsumsi aman lah," cetus Rizki.
Rizki lalu terbatuk, batuk yang memang disengaja. "Hm anak Osis," sindirnya.
"Gak ikhlas nih gue kalau gak ada konsumsi," ketus Rivai, ikut murung sambil melakukan aksinya.
"Yang Osis siapa, yang kerja siapa." Vino menggerutu.
"Tau nih, apa gunanya ada Osis coba anjir!" seru Fiki tak mau kalah.
Mereka kemudian memilih melanjutkan kegiatannya, meski dengan keluh yang sering keluar dari mulut remaja-remaja itu, tapi, tak membuat mereka menghentikan apa yang sudah mereka kerjakan dari awal.
"Haduh panas dalam." Rizki melepas pegangannya pada benang wol itu, ia kemudian mengusap tenggorokannya, seolah memberi kode pada beberapa anggota Osis yang juga sibuk dengan kegiatan mereka.
"Kering banget tenggorokan gue kayak cuaca Jakarta," ujar Rizki.
"Minta jajan sono sama anak Osis, Ki," titah Vino.
"Males deh. Gue gak akrab sama Osis kelas sebelas, nunggu Daniel aja."
Bersamaan dengan ucapan Rizki, dari arah gerbang Daniel datang ditemani oleh Monica dan Alena yang mengikutinya di belakang. Cowok itu tak langsung menghampiri, melainkan berkeliling pada setiap divisi anggotanya untuk menanyakan kematangan persiapan mereka. Usai itu, netranya beralih pada sekelompok kelas sepuluh yang juga sedang sibuk membantu menyusun dekorasi untuk acara kemerdekaan beberapa hari lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Selesai.
Teen Fiction[Completed] FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ............ Jatuh cinta itu tidak salah, hanya jatuh kepada siapa cintanya, itu yang kadang jadi masalah. "Ketika mencintaimu adalah suatu kesalahan besar yang selalu aku benarkan." Perihal cinta yang...